Labuan Bajo, Katolikana.com – Menjelang puncak perayaan Festival Golo Koe (FGK) 2025, Keuskupan Labuan Bajo bersama pemerintah daerah dan para pemerhati lingkungan menggelar aksi ekologis di Pantai Binongko, Senin (11/8/2025).
Kegiatan ini mengusung slogan “Satu Pohon Mangrove untuk Sejuta Kehidupan” dan menjadi wujud nyata komitmen menjaga kelestarian alam Manggarai Barat, khususnya kawasan pesisir.
Aksi dimulai dengan ibadat Sabda yang dipimpin Vikjen Keuskupan Labuan Bajo, Romo Richardus Manggu, Pr, dan dihadiri langsung oleh Uskup Labuan Bajo, Mgr. Maksimus Regus, didampingi Sekjen Keuskupan Romo Frans Nala, Pr, dan Ekonom Keuskupan Romo Martin Wiliam, Pr.
Pesan Teologis: Merawat Ciptaan Tuhan
Dalam homilinya, Romo Richardus mengajak seluruh peserta untuk meneladani Bunda Maria dan Kitab Kejadian yang mengajarkan bahwa bumi dan seluruh isinya adalah ciptaan Allah yang “baik adanya.”
“Kerusakan ekologi terjadi karena sampah dan pembangunan yang tidak taat aturan. Berkuasa atas bumi berarti mengelola dan memelihara, bukan mengeksploitasi,” tegasnya.
Ia menekankan bahwa keberlanjutan lingkungan adalah bagian dari panggilan Kristiani untuk menjaga tanah, air, udara, ikan di laut, dan tumbuhan sebagai hadiah tak tergantikan dari Allah. Merujuk pada ensiklik Laudato Si’ Paus Fransiskus, Romo Richardus mengingatkan umat untuk “mendengar jeritan alam” dan mengubah gaya hidup agar lebih ramah lingkungan.
Dukungan Pemerintah Daerah
Asisten Pemerintahan dan Administrasi Umum Kabupaten Manggarai Barat, Aloysius Lahi, mewakili Pemkab Mabar menegaskan bahwa penanaman mangrove merupakan langkah penting mencegah abrasi dan erosi.
“Kerja kolaboratif seperti ini harus berlanjut, baik melalui penanaman mangrove maupun pengurangan sampah plastik, demi warisan lingkungan yang sehat untuk anak cucu kita,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Manggarai Barat, Vinsen Gande, menekankan pentingnya menjaga laut sebagai kekuatan utama pariwisata Labuan Bajo.
“Laut kita tidak sedang baik-baik saja. Satu pohon mangrove bisa menopang sejuta kehidupan. Ini simbol agar kita semua terus melakukan aksi ekologis,” katanya.
Menanam Karang dan Mangrove
Selain mangrove, aksi ini juga mencakup penanaman terumbu karang menggunakan batu sebagai substrat untuk menumbuhkan fragmen karang. Menurut pemerhati lingkungan Stefan Rafael, metode ini membantu merehabilitasi terumbu karang yang rusak sekaligus menciptakan habitat baru bagi biota laut.
Mangrove sendiri berfungsi melindungi pantai dari abrasi, mencegah intrusi air laut, menyerap karbon dioksida, dan menjadi rumah bagi berbagai jenis ikan, kepiting, serta burung laut.
Partisipasi Lintas Elemen
Kegiatan ditutup dengan aksi pungut sampah di pesisir Pantai Binongko, melibatkan pemerhati lingkungan, siswa SMKS Stella Maris Labuan Bajo, SMKN 3 Komodo, serta Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Manggarai Barat.
Aksi ini tidak hanya menjadi persiapan menuju FGK 2025, tetapi juga pesan moral bahwa menjaga alam adalah bentuk ibadah dan tanggung jawab bersama. (*)
Penulis adalah kontributor Katolikana.com di Labuan Bajo.