Yogyakarta, Katolikana.com — Sebanyak 52 peserta mengikuti pelatihan bertajuk “Dari Algoritma ke Amin: Menggunakan AI untuk Memuliakan Tuhan dalam Pelayanan” di Aula Panti Paroki Gereja Keluarga Kudus Banteng, Minggu (10/8/2025) malam.
Peserta berasal dari berbagai paroki di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, antara lain Paroki Keluarga Kudus Banteng, Paroki Santa Maria Assumpta Gamping, Paroki Santa Theresia Sedayu, dan Paroki Santo Aloysius Gonzaga Mlati.
Kegiatan ini digelar oleh Bidang Litbang Paroki Keluarga Kudus Banteng yang diketuai Fransisca Rahayuningsih. Dalam sambutannya, Fransisca — yang akrab disapa Bu Ning — menekankan pentingnya keterbukaan terhadap perkembangan teknologi, termasuk AI, untuk memperkaya pelayanan gereja.
“AI bukanlah pengganti manusia, apalagi pengganti bimbingan Roh Kudus,” tegasnya.
“Tetapi AI bisa menjadi partner setia dalam pelayanan, membantu kita mengelola informasi, merencanakan kegiatan, dan menjangkau lebih banyak umat dengan cara kreatif dan relevan. Kuncinya adalah pikiran terbuka, semangat belajar, dan keberanian mencoba hal-hal baru.”
Dari Konsep Hingga Praktik Nyata
Sebagai pembicara utama, ABe Kristiawan, Ketua Tim Pelayanan Pengembangan SDM Paroki Banteng sekaligus konsultan dan trainer di bidang pengembangan SDM, operasional, dan coaching counselling, memaparkan materi mulai dari konsep dasar AI hingga penerapannya dalam pelayanan gereja.
Ia menjelaskan prinsip kerja AI, memberikan contoh prompt yang efektif, serta mendemonstrasikan penggunaan AI untuk berbagai kebutuhan, seperti penyusunan materi katekese, desain undangan digital, pembuatan naskah liturgi, pengelolaan media sosial paroki, dan perencanaan kegiatan pastoral.
“Banyak orang mengira AI hanya untuk pekerjaan teknis atau industri besar. Padahal, kalau digunakan dengan bijak, AI bisa mempercepat pekerjaan pelayanan dan memberi ruang bagi kita untuk fokus pada hal-hal yang bersifat relasional dan spiritual,” ujar ABe Kristiawan.
Berlatih Menyusun Prompt
Pelatihan ini dirancang interaktif dan menitikberatkan pada praktik langsung. Setiap peserta membawa perangkat masing-masing — laptop, tablet, atau smartphone — untuk langsung mencoba berbagai contoh prompt yang diberikan narasumber.
Suasana pelatihan menjadi dinamis ketika peserta saling berbagi pengalaman memanfaatkan AI, baik dalam tugas pelayanan maupun pekerjaan harian.
Banyak pertanyaan praktis diajukan, mulai dari cara mengajarkan doa Rosario dengan bantuan AI, hingga tips membuat materi presentasi yang lebih menarik. Semua pertanyaan dijawab langsung oleh narasumber dengan simulasi nyata.
Salah satu peserta, Maria Yuliana dari Paroki Santa Maria Assumpta Gamping, mengaku terinspirasi oleh pelatihan ini.
“Saya jadi tahu kalau AI bisa membantu membuat bahan katekese yang lebih cepat dan menarik. Bahkan untuk membuat undangan digital acara paroki, hasilnya bisa langsung jadi dan profesional,” ujarnya.
Pelatihan Lanjutan
Sebagai bentuk apresiasi dan untuk menjaga semangat kebersamaan, panitia menyiapkan doorprize dengan total nilai Rp 3 juta, disponsori oleh Prima Abadi Yogyakarta. Hadiah ini menambah keceriaan suasana, membuat peserta bertahan penuh semangat hingga akhir acara.
Fransisca Rahayuningsih menambahkan, pihak Litbang Paroki akan melakukan evaluasi dan merencanakan pelatihan lanjutan sesuai kebutuhan umat dan tim pelayanan gereja.
“Kita ingin teknologi, khususnya AI, benar-benar menjadi alat bantu yang memperkaya pelayanan dan memperkuat Gereja. AI harus kita manfaatkan tanpa kehilangan hikmat pastoral,” pungkasnya.
Pelatihan ini menjadi contoh bagaimana gereja dapat memanfaatkan perkembangan teknologi untuk mendukung pelayanan, sekaligus mengedepankan nilai-nilai rohani yang menjadi dasar dari setiap karya pastoral. (*)
Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.