Surakarta, Katolikana.com – Biara Hati Kudus Yesus Purbayan, pada hari Senin (11/8/2025) merayakan 100 tahun berdirinya Biara Suster Ordo Santo Fransiskus (OSF) di Surakarta.
Perayaan dilakukan dengan Ekaristi konselebrasi yang dipimpin Uskup Keuskupan Agung Semarang (KAS) Mgr. Robertus Rubiyatmoko.
Perayaan digelar di Convention Hall Terminal Tirtonadi Jalan Ahmad Yani 200 Surakarta.
Tema yang diangkat: “Berakar dalam Kristus, Bertumbuh dalam Dedikasi, Berbuah bagi Generasi yang Cerdas dan Berkarakter.”
Selain perayaan ekaristi juga digelar pentas seni dan drama musikal.
“Tidak kurang dari 2.350 orang hadir mengikuti perayaan syukur yang terdiri dari siswa siswi KB, TK, SD, SMP dan SMK Marsudirini, orang tua siswa, alumni, guru, karyawan dan purna tugas serta tamu undangan, ” kata Gabriel Rosanto Adi Ketua Panitia kepada Katolikana.com.
Ordo Suster Santo Fransiskus (OSF) Semarang, dikenal juga sebagai Kongregasi Suster-Suster Santo Fransiskus dari Tapa, Denda, dan Cinta Kasih.
Ordo ini didirikan di Belanda pada tahun 1835 oleh Maria Catharina Damen dan memiliki moto “Deus Providebit” yang berarti “Tuhan yang menyelenggarakan”.
Memulai misi di Hindia Belanda di Paroki Santo Yusuf Gedangan 5 Februari 1870, mendirikan biara di berbagai kota dan mulai berkarya di Surakarta tahun 1925.
Karya awal OSF di Semarang berfokus pada pelayanan anak-anak di Panti Asuhan Gedangan. Seiring waktu, karya OSF berkembang mencakup pendidikan formal (sekolah), layanan kesehatan, sosial, dan pastoral.
Karya OSF di Surakarta terdiri dari karya pendidikan Marsudirini dan RS Brayat Minulya. Pendidikan Marsudirini terdiri dari KB/TK, SD, SMP dan SMK.
Perhentian Penuh Makna
Ungkapan syukur 100 Tahun Biara OSF Hati Kudus Yesus dan Marsudirini menjadi perhentian yang penuh makna untuk menimba berkat, meneguhkan panggilan dan menumbuhkan dedikasi dan membuahkan harapan bagi kaum muda yang cerdas dan berkarakter serta memulai kembali langkah misi, pelayanan pada Gereja dan masyarakat.
Perayaan Ekaristi
Perayaan Ekaristi syukur menimba berkat, berakar dalam Kristus dan mewujudkan keselamatan, ditandai Perayaan Ekaristi Selebrasi yang dipimpin Uskup KAS Mgr. Robertus Rubiyatmoko sebagai selebran utama dengan romo-romo konselebran :
- Romo Silvester Susianto, MSF (Sekretaris Keuskupan Agung Semarang)
- Romo Herman Yosep Singgih Sutoro,Pr (Vikep Kevikepan Surakarta)
- Rm. Walterus Teguh Santosa, SJ (Kepala Paroki Santo Antonius Padua Surakarta)
- Romo Jhonatan Billie Cahyo Adi, Pr (Pastur di Pusat Pastoral Sanjaya Muntilan)
- Romo Stefanus Krisna Bayu Sulistyo,MSF. (Pastur Paroki Santo Petrus Purwosari Surakarta)
- Romo Fajar Himawan,MSF ( Pastur Pembimbing di Biara Kana Salatiga)
- Romo Yohanes Kristiyanto, Pr. (Pastur Paroki Santo Pius X Karanganyar)
- Romo Marcelinus Victor Drajad Setiawan, Pr (Pastur Paroki Santo Ignasius Danan Wonogiri)
Saat homili dalam perayaan ekaristi dibagi dalam 3 sesi. Sesi pertama Romo Billie, mengajak umat yang hadir mengungkapkan :”Seratus Tahun Marsudirini, Tumbuh, Cerdas, Hebat.”
Sesi kedua Romo Victor, mengajak umat menyanyikan lagu “Aku Diberkati.”
Sesi ketiga Uskup KAS Mgr. Robertus Rubiyatmoko mengajak umat yang hadir merenungkan tema : “Berakar dalam Kristus, bertumbuh dalam dedikasi dan berbuah bagi generasi yang cerdas dan berkarakter.”
Ranting Menempel pada Pokok Anggur
Berakar dalam Kristus mengajak orang beriman bersatu dengan Kristus sebagai landasan, motivasi, dasar, orientasi dan tujuan kehidupan.
Hal ini dilambangkan seperti bacaan yang direnungkan dari Injil Santo Yohanes, ranting yang menempel terpaut pada pokok anggur, Kristus.
Kebersatuan dengan Kristus diwujudkan dengan menghidupi iman dalam bentuk pelayanan, pewartaan suka cita bagi banyak orang, mendatangkan rahmat Tuhan bagi orang lain.
Kegembiraan mengenyam pendidikan dan berkarya di Marsudirini perlu dinyatakan dalam keteladanan hidup. Kebanggaan menjadi murid, pendidik perlu direnungkan terus menerus secara mendalam.
Kebanggaan belajar di Marsudirini karena mengalami pembebasan, seperti diungkapkan Nabi Yesaya pada bacaan pertama, yakni pembebasan dari kebodohan, penderitaan dan keterkungkungan dalam hidup bersama. Ini perlu dimaknai bersama bertepatan dengan Tahun rahmat Tuhan.
Bertumbuh dalam dedikasi meneladan Santo Paulus yang diungkapkan pada umat di Timotius. Paulus menghayati panggilan dengan penuh kesungguhan, ketekunan meskipun menghadapi kesulitan, penderitaan dan mengorbankan dirinya sendiri.
Bertumbuh dalam dedikasi berarti tekad dan niat mengajar, belajar dan melayani demi masa depan yang lebih baik.
Berbuah melimpah merupakan harapan menghasilkan generasi yang cerdas dan berkarakter.
“Saya membahasakan dengan cara lain terbentuknya generasi yang dewasa, utuh, seimbang dalam berbagai aspek termasuk, fisik, spiritual, rohani dan mau terlibat secara moral dan sosial di tengah masyarakat.
Banyak Romo, suster, guru-guru dan orang tua, alumni yang berguna dan pernah mengenyam pendidikan Marsudirini.
Ini buah-buah yang bersifat sementara.
Selain buah sementara, permenungan hari ini mengajak untuk menghasilkan buah yang diharapkan Kristus, yaitu buah keselamatan, yang dikatakan Santo Paulus sebagai mahkota kebenaran,” pungkas Mgr. Robertus Rubiyatmoko dalam homili.
Drama Musikal OSF
Drama Musikal yang digelar bertajuk Perjalanan Cahaya. Pelaku drama musikal terdiri dari:
- Penulis naskah Yogi Swara Manitis Aji dan Maria Chrisnayanti. Sutradara Yogi Swara Manitis Aji.
- Asisten Sutradara Maria Chrisnayanti dan Kukuh Prayoga. Music director dan arrangger Rio Murti
- Video art Ilham Budi Raharjo ( Teater Akar ).
- Pengatur dan penata musik Andreas T Gunarso.
- Kelompok orkestra Marsudirini Ansamble.
- Pendamping gamelan Nanang Dwi Purnama.
- Paduan Suara Marsudirini Choir Surakarta.
- Pelatih paduan suara Maria Subekti.
Keberanian Melangkah Menghadapi Tantangan
Drama ini mengisahkan 11 Suster Misionaris OSF membuka jalan, mulai dari mengelola panti asuhan di Gedangan Semarang dan membuka sekolah-sekolah Marsudirini termasuk di Kota Surakarta.
Marsudirini menjadi tempat pembinaan iman, ilmu dan karakter bagi generasi muda
Keberanian OSF melangkah di tengah keterbatasan dan tantangan zaman menjadi wujud misi yang diwariskan.
OSF menaburkan benih kasih dan harapan dalam kesetiaan. Sampai saat ini warisan itu diteruskan dalam karya Gereja dan masyarakat.
Drama musikal ini meneguhkan bahwa pendidikan menjadi ujung tombak pembinaan iman, penanaman ilmu dan pembentukan karakter kaum muda kini dan masa depan.
Selain perayaan Ekaristi, pentas seni, drama musikal rangkaian perayaan 100 tahun juga diwarnai kegiatan bakti sosial, pentas seni di Car Free Day Jalan Slamet Riyadi Solo serta jalan sehat bersama. Rangkaian kegiatan ini dilakukan sebelum digelarnya puncak acara Senin (11/8/2025).
Tokoh Masyarakat Hadir
Tampak hadir dalam perayaan 100 tahun Biara Hati Kudus Yesus Purbayan dan Marsudirini tokoh masyarakat FX Hadi Rudyatmo, Sumartono Hadinoto, Arya Bimo, Sari Dasanta,
GRAj. Ancillasura Marina Sudjiwo kakak dari KGPAA Mangkunegara X,
serta tokoh masyarakat lainnya. Hadir pula Walikota Surakarta Respati Achmad Ardianto yang berkenan memberikan sambutan.
Sambutan Walikota Surakarta
Walikota Surakarta Respati Achmad Ardianto menyampaikan apresiasi pada karya pendidikan Marsudirini, karya kesehatan dan sosial yang dilaksanakan di Solo oleh Suster OSF sejak 100 tahun lalu.
“Kiprah para suster memberikan denyut pada Kota Surakarta, memberi teladan pelayanan tanpa pamrih. Pelayanan yang dilakukan para suster OSF memberi manfaat bagi lintas generasi, lintas budaya dan lintas agama di Kota Surakarta,” kata Respati Achmad Ardianto dalam sambutan.
Walikota Surakarta berharap momentum Yubelium 100 tahun Suster OSF di Surakarta menjadi momentum kolaborasi dan sinergi dengan Pemerintah Kota Surakarta, meluaskan karya dan komitmen melayani masyarakat.
Ardianto saat menyampaikan sambutan pada perayaan 100 Tahun Biara Hati Kudus Yesus Purbayan Surakarta
Melangkah Mewujudkan Misi
Suster Helena, OSF pimpinan Biara Hati Kudus Purbayan Solo menyampaikan komitmen, memaknai 100 tahun biara dan Marsudirini akan senantiasa mengembangkan profesionalitas dan spiritualitas, kepedulian lingkungan dan mendidik siswa-siswi Marsudirini agar semakin cerdas berkarakter.
Suster Maria Patrice OSF mewakili Dewan Konggregasi OSF Indonesia berharap para suster mewarisi keutamaan teladan Santo Fransiskus Asisi dan Ibu Magdalena Damen, meneruskan misi OSF, mampu menjadi suster yang : “kecé”, menarik, dengan : ketulusan, kesetiaan, ketaatan melayani dengan rendah hati dan memiliki semangat menjadi misionaris-misionaris di jaman ini.
“Konggregasi berharap, selain melaksanakan pelayanan pada Gereja dan masyarakat, mendidik generasi muda beriman, cerdas dan berkarakter anak-anak putri juga tergerak mengikuti jejak menjadi suster OSF dan melanjutkan karya misi sesuai teladan Santo Fransiskus Asisi dan teladan Ibu Magdalena Damen. Deus providebit, Tuhan yang menyelenggarakan, ” kata Suster Maria Patrice OSF.
Katekis di Paroki Kleco, Surakarta