Vatikan, Katolikana.com – Paus Leo XIV menyampaikan pidato di hadapan peserta Pertemuan Tahunan Keenam Belas Jaringan Legislator Katolik Internasional (ICLN), yang berkumpul di Roma dalam rangka Yubelium Harapan, Sabtu (23/8/2025).
Vatican News melaporkan, menyambut para anggota parlemen dan pemimpin politik dari seluruh dunia, Paus Leo XIV menyampaikan terima kasih atas kehadiran mereka dan mengajak merenungkan tema yang dipilih dalam pertemuan tersebut: “Tatanan Dunia Baru: Politik Kekuatan Besar, Dominasi Korporasi, dan Masa Depan Kemakmuran Manusia.”
“Dengan kata-kata ini,” kata Paus Leo XIV, “saya merasakan kekhawatiran sekaligus kerinduan. Kita prihatin dengan arah yang dituju dunia kita, namun, kita merindukan perkembangan manusia yang sejati, sebuah dunia di mana setiap orang dapat hidup dalam damai, kebebasan, dan kepuasan sesuai dengan rencana Tuhan.”
Dua Kota
Mengacu pada teladan kebijaksanaan Santo Agustinus dari Hippo, Paus Leo XIV mengenang bagaimana Bapa Gereja yang agung, yang menulis di tengah pergolakan akhir Kekaisaran Romawi dan membayangkan sejarah sebagai perkembangan dua “kota”.
“Bapa Gereja ini mengajarkan bahwa dalam sejarah manusia, dua ‘kota’ saling terkait: Kota Manusia dan Kota Tuhan. Keduanya menandakan realitas spiritual yakni orientasi hati manusia dan arah peradaban manusia.
Kota Manusia, yang dibangun di atas kesombongan dan cinta diri, ditandai dengan pengejaran kekuasaan, gengsi, dan kesenangan.
Kota Tuhan, yang dibangun di atas cinta kepada Tuhan hingga tanpa pamrih, dicirikan oleh keadilan, kasih, dan kerendahan hati.”
Kemakmuran Manusia yang Sejati
Paus Leo XIV menggarisbawahi bahwa di dunia saat ini visi kehidupan yang makmur seringkali terdistorsi.
“Saat ini, kehidupan yang makmur seringkali disalahartikan dengan kehidupan yang kaya secara materi atau kehidupan dengan otonomi individu yang tak terbatas.”
“Apa yang disebut masa depan ideal yang disajikan kepada kita seringkali berupa kemudahan teknologi dan kepuasan konsumen. Namun kita tahu ini tidaklah cukup. Kita melihat hal ini di masyarakat makmur di mana banyak orang bergumul dengan kesepian, keputusasaan, dan rasa tidak berarti.”
Paus Leo XIV melanjutkan, “Kemakmuran manusia yang sejati berasal dari apa yang disebut Gereja sebagai perkembangan manusia integral, atau perkembangan seseorang yang penuh dalam semua dimensi: fisik, sosial, budaya, moral, dan spiritual.”
“Visi bagi pribadi manusia ini berakar pada hukum kodrat, tatanan moral yang telah dituliskan Allah di dalam hati manusia, kebenaran-kebenarannya yang terdalam diterangi oleh Injil Kristus,” tambah Paus.
“Hal itu menjamin kebebasan untuk mencari kebenaran, beribadah kepada Tuhan, dan membesarkan keluarga dalam damai. Hal itu juga mencakup keselarasan dengan ciptaan dan rasa solidaritas lintas kelas sosial dan bangsa. Sungguh, Tuhan datang agar kita ‘dapat memiliki hidup, dan memilikinya dalam kelimpahan’.”
Politik Harapan
Paus Leo XIV memberi penekanan bahwa masa depan kesejahteraan manusia bergantung pada ‘cinta’ yang kita pilih untuk menata masyarakat kita – “cinta diri sendiri atau cinta Tuhan dan sesama.”
Beliau berpendapat bahwa kita semua sudah tahu jawabannya.
Selanjutnya Paus Leo XIV mengajak para anggota parlemen untuk memandang pekerjaan mereka sebagai panggilan.
Paus Leo XIV mengingatkan mereka akan panggilan mereka untuk menjadi jembatan antara dua kota: kota Manusia dan kota Tuhan.
“Saya mendorong Anda untuk bekerja demi dunia di mana kekuasaan dijinakkan oleh hati nurani, dan hukum melayani martabat manusia. Saya juga mendorong Anda untuk menolak pola pikir berbahaya dan merugikan diri sendiri yang mengatakan bahwa tidak ada yang bisa berubah.”
Kendati demikian Paus Leo XIV menyadari bahwa panggilan itu tidaklah mudah dan menjadi tantangan yang harus mereka hadapi.
Namun, rahmat Tuhan akan membantu mereka mengatasi berbagai tantangan.
“Pendahulu saya yang saya hormati mencatat perlunya ‘diplomasi harapan’. Saya ingin menambahkan bahwa kita juga membutuhkan ‘politik harapan’ dan ‘ekonomi harapan’, yang berlandaskan keyakinan bahwa saat ini pun, melalui rahmat Kristus, kita dapat memantulkan cahaya-Nya di kota duniawi.”
Berkat dan Dorongan
Menutup pidatonya, Paus Leo XIV menyampaikan rasa terima kasih atas upaya para legislator untuk mewartakan Injil ke dalam kehidupan publik.
“Yakinlah akan doa-doa saya untuk anda, orang-orang yang anda kasihi, dan mereka yang anda layani. Semoga Tuhan Yesus, Raja Damai, memberkati dan membimbing upaya anda semua demi perkembangan sejati keluarga manusia.” (*)
Katekis di Paroki Kleco, Surakarta