Mgr. Maksi: Pengurus Dewan Paroki Pacar Harus ‘Sadar, Siap, dan Setia’

Labuan Bajo, Katolikana.com — Uskup Labuan Bajo, Mgr. Maksimus Regus (Mgr. Maksi), memimpin Perayaan Ekaristi sekaligus pelantikan Dewan Pastoral Paroki (DPP) dan Dewan Keuangan Paroki (DKP) Santo Nikolaus Pacar periode 2025-2030, Sabtu (10/10/2025).

Dalam perayaan yang juga diselenggarakan untuk pelayanan Sakramen Krisma tersebut, Mgr. Maksi memaparkan tiga pilar fundamental yang harus dihidupi oleh setiap pelayan gereja: Sadar, Siap, dan Setia.

Dalam khotbahnya, Mgr. Maksi menegaskan bahwa ketiga pilar ini menyingkapkan jalan seorang pelayan Tuhan, dan tidak dapat dipisahkan dalam menjalankan tugas spiritual.

Sadar: Mengenali Kehadiran dan Panggilan Allah

Mgr. Maksi memulainya dengan poin pertama, Sadar, merujuk pada Bacaan Pertama dari Yesaya yang mengalami perjumpaan mengguncang di Bait Allah. Yesaya melihat Tuhan dalam kemuliaan, dan pada saat yang sama, ia sadar akan kelemahan dan dosanya.

“Celakalah aku! Aku binasa!” ujar Mgr. Maksi mengutip seruan Yesaya. Namun, Uskup menekankan, justru dalam kesadaran akan kelemahan itulah rahmat Allah bekerja. Bibir Yesaya disentuh bara api, dan hatinya dibakar oleh cinta Tuhan.

Menurut Mgr. Maksi, inilah awal setiap pelayanan: kesadaran rohani. “Seorang pelayan Gereja tidak berangkat dari kesempurnaan, melainkan dari pengalaman dikasihi dan disembuhkan oleh Allah. Tugas Dewan Pastoral bukan pertama-tama soal program dan administrasi, tetapi tentang kehadiran yang sadar akan Allah yang hidup di tengah umat,” jelasnya.

Tanpa kesadaran rohani, pelayanan akan menjadi rutinitas. Namun, bila sadar akan Tuhan, setiap tugas menjadi doa dan setiap keputusan menjadi persembahan.

Siap: Menemukan Karunia dan Menyumbangkannya

Pilar kedua adalah Siap. Mgr. Maksi merujuk pada Bacaan Kedua dari 1 Korintus 12, yang mengingatkan bahwa dalam satu tubuh Kristus terdapat banyak karunia, yang semuanya diberikan untuk satu tujuan: membangun yang lain.

“Menjadi anggota Dewan Pastoral berarti menyadari dan menyiapkan diri untuk menggunakan karunia masing-masing bagi kesejahteraan umat,” tegas Uskup.

Siap berarti tidak hanya mau dipilih, tetapi juga mau diutus, siap belajar, siap bekerja sama, dan siap melayani dengan rendah hati.

“Seperti Yesaya berkata, ‘Ini aku, utuslah aku,’ demikian pula setiap anggota Dewan berkata hari ini: ‘Kami siap melayani, bukan untuk diri kami, tetapi untuk Kristus dan Gereja-Nya,’” ujar Mgr. Maksi.

Setia: Menghidupi Spirit Pelayanan Yesus

Pilar ketiga adalah Setia. Merujuk pada Injil Markus, Yesus menegaskan: “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.”

Mgr. Maksi menjelaskan bahwa kebesaran sejati dalam Gereja bukan terletak pada kekuasaan, melainkan pada kesetiaan dalam pelayanan. Kesetiaan adalah roh yang menjaga kerja bersama tetap hidup di tengah paroki. Setia berarti tetap melayani meski lelah dan tetap bertahan dalam kasih di tengah tantangan.

“Dewan Pastoral bukan kelompok elit, melainkan wajah Gereja yang berjalan bersama, yang melayani bukan karena ingin dihormati, tetapi karena ingin meneladani Yesus yang ‘datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani,'” pungkas Mgr. Maksi.

Jika ketiga kata—Sadar, Siap, dan Setia—hidup dalam hati, maka Dewan Pastoral Pacar akan menjadi komunitas murid yang diutus untuk menghadirkan wajah Kristus sendiri di tengah umat.

Penegasan Tugas Spiritual dan Keberpihakan

Acara pelantikan ini juga diwarnai sambutan peneguhan dari Pastor Paroki Santo Nikolaus Pacar, Romo Didimus A. Mbembo, Pr, dan Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Labuan Bajo, Romo Richardus Manggu.

Romo Didimus bersukacita atas rahmat Tuhan dan berterima kasih kepada para pengurus baru yang telah menerima tanggung jawab untuk empat tahun ke depan. Ia menegaskan, “Paroki maju bukan karena Pastor, tapi karena Pengurus Dewan, DKP bersama semua umat yang menyukseskan kehidupan paroki.” Pastor Paroki hanya ada bersama untuk mendampingi dan menjalankan.

Sementara itu, Romo Richardus Manggu, Vikjen Keuskupan Labuan Bajo, menyampaikan bahwa tugas sebagai DPP dan DKP merupakan tugas spiritual yang hanya bisa dijelaskan dalam konteks iman.

Romo Richardus juga menekankan pentingnya keberpihakan para pengurus dewan. “Hal kedua adalah soal keberpihakan kepada kelompok yang paling rendah, orang-orang yang sungguh-sungguh membutuhkan perhatian, kasih dan cinta kita. Tentang keberpihakan sungguh-sungguh ada untuk orang-orang kecil,” tutup Romo Richardus. (*)

Penulis adalah kontributor Katolikana.com di Labuan Bajo.

Dewan Pastoral Paroki
Comments (0)
Add Comment