Medan, Katolikana.com — Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Maria (SS.CC) Provinsi Indonesia sedang mengalami pergeseran paradigma misi yang signifikan.
Jika dulu Indonesia menjadi ladang penerimaan para misionaris dari luar negeri, kini Kongregasi SS.CC dari Indonesia justru aktif mengirimkan tenaga imamnya ke berbagai belahan dunia, termasuk Eropa, Jepang, dan Filipina.
Pergeseran ini menjadi salah satu sorotan utama dalam Rapat Internal Wilayah SS.CC Sumatera yang baru-baru ini diselenggarakan di Paroki Santo Paulus Pulo Brayan Bengkel, Medan (3/11/2025).
Provinsial SS.CC Provinsi Indonesia, RP. Pankrasius Olak Kraeng, SS.CC, mengungkapkan hal ini dalam rapat yang ia pimpin.
Ia menjelaskan, dari sekitar 50-an imam SS.CC Indonesia, setidaknya 10 orang di antaranya kini berkarya sebagai misionaris di luar negeri. Ini menunjukkan kematangan dan pertumbuhan kongregasi di tanah air hingga mampu menyumbangkan tenaga rohaniwan ke Gereja universal.
“Kalau dulu kita menerima misionaris, sekarang kita mengirim beberapa ke Eropa, Jepang dan Filipina,” ujar Pastor Pankrasius, menandai era baru dalam sejarah misi kongregasinya.
Strategi Misi di Singapura: Perkuat Pelayanan dengan Imam Lokal
Selain ke negara-negara Barat dan Asia Timur, Pastor Pankrasius juga menyoroti strategi khusus Kongregasi SS.CC untuk memperkuat pelayanan pastoral di Singapura.
Ia menyebutkan bahwa Paroki di Singapura saat ini menjadi paroki terbesar yang memiliki anggota SS.CC, dengan lima pastor. Menariknya, empat dari lima pastor tersebut adalah imam asal Indonesia.
Meskipun status mereka belum secara permanen resmi di Singapura, kehadiran mereka adalah bagian dari strategi jangka panjang kongregasi.
“Ini boleh saya katakan sebagai salah satu strategi untuk menyampaikan kepada Uskup Agung Singapura bahwa SS.CC siap berkarya di Singapura dengan menyediakan tenaga imam ini,” ungkap Pastor Pankrasius.
Hal ini menunjukkan komitmen SS.CC Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pastoral umat di negara tetangga dengan sumber daya dari dalam negeri.
Tantangan Internal: Ideal Komunitas dan Penguatan OMK
Di tengah perkembangan misi global ini, Kongregasi SS.CC Indonesia juga menghadapi tantangan internal. Pastor Pankrasius mengakui bahwa di Indonesia, hampir semua komunitas paroki SS.CC hanya memiliki dua imam ditambah satu frater, kecuali Paroki Santa Odilia di Jakarta.
Sementara itu, idealnya, setiap komunitas memerlukan tiga anggota untuk menunjang kehidupan dan pelayanan pastoral yang optimal.
“Sementara itu yang kita mau itu dua orang Pastor ditambah satu Frater, karena sebagai komunitas kita perlu ada tiga orang/anggota yang ada di Paroki. Di setiap di satu komunitas,” tegas Pastor Pankrasius, mengindikasikan perlunya upaya serius dalam penempatan dan penambahan tenaga imam di paroki-paroki di Indonesia.
Selain itu, Rapat Wilayah juga menyoroti pentingnya penguatan pastoral Orang Muda Katolik (OMK).
Ditemukan bahwa di tiga paroki penggembalaan SS.CC di Keuskupan Agung Medan (Paroki Santo Damian Lau Baleng, Paroki Santo Yosef Lawe Desky, dan Paroki Santo Paulus Pulo Brayan Bengkel Medan), kegiatan OMK masih cenderung dianggap sebagai tradisi dan belum menyentuh secara mendalam.
Para pastor sepakat untuk meningkatkan fokus pada OMK melalui pendekatan yang lebih personal, mendidik mereka menjadi mandiri, dan memberikan teladan langsung.
Kesepakatan konkret telah dicapai, di mana Stasi Santa Faustina Labuhan Deli akan menjadi tuan rumah kegiatan OMK gabungan dari tiga paroki tersebut pada pertengahan tahun 2026.
Kunjungan Provinsial SS.CC ini menegaskan dinamika pertumbuhan dan adaptasi kongregasi di era modern, tidak hanya dalam misi eksternal tetapi juga dalam konsolidasi internal untuk pelayanan Gereja yang lebih efektif dan relevan. (*)
Kontributor Katolikana, tinggal di Paroki St. Maria Ratu Rosari Tanjung Selamat Medan, Keuskupan Agung Medan.