Medan, Katolikana.com — Aula kampus Sekolah Tinggi Pastoral (STP) Santo Bonaventura, Keuskupan Agung Medan, dipenuhi semangat antusiasme pada Senin (17/11/2025).
Sejak pukul 08.00 WIB, civitas akademika—mahasiswa dan dosen—berkumpul untuk merayakan pesta demokrasi pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Senat Mahasiswa (SEMA) periode 2025-2026.
Ajang ini bukan sekadar pemilihan ketua, melainkan menjadi ruang pembelajaran bersama tentang kedewasaan berdemokrasi, dialog, dan kepemimpinan yang berakar pada nilai-nilai Injil.
Ketua STP Santo Bonaventura, Bapak Johannes Lumbanbatu, menegaskan pentingnya otonomi mahasiswa dalam proses ini.
“Pemilihan SEMA sepenuhnya adalah urusan mahasiswa, dan dosen tidak boleh ikut campur,” ujarnya. Pernyataan ini menggarisbawahi bahwa proses demokrasi di kampus adalah sarana bagi mahasiswa untuk belajar bertanggung jawab dan berintegritas.
Dua Paslon, Satu Semangat Pelayanan
Pemilihan SEMA kali ini menghadirkan dua pasangan calon (Paslon) dengan gaya kepemimpinan yang berbeda namun memiliki satu semangat pelayanan. Sesi penyampaian visi dan misi membantu mahasiswa melihat karakter kepemimpinan yang ditawarkan.
Paslon 1: Mikael Sembiring & Putra Naibaho
Pasangan ini mengusung integritas iman, transparansi, dan semangat Injili sebagai fondasi kepemimpinan. Visi mereka menjadikan SEMA STP sebagai wadah yang kritis, jujur, dan berpegang teguh pada nilai iman. Pendekatan mereka mencerminkan konsep Servant Leadership (kepemimpinan pelayan), di mana seorang pemimpin harus lebih dulu mau melayani.
Misi Paslon 1 antara lain:
- Membangun tata kelola organisasi yang transparan, akuntabel, dan efisien.
- Menegaskan otonomi SEMA sebagai lembaga representatif yang bebas intervensi.
- Menggerakkan semangat Injil dan integritas iman dalam setiap tindakan organisasi.
- Mendorong inovasi dan kolaborasi antar mahasiswa dan lembaga kampus.
- Mengembangkan potensi kritis, jujur, dan berdaya pada diri mahasiswa.
Paslon 2: Sebastian Naga & Ariris br Hasibuan
Pasangan ini menawarkan gaya kepemimpinan yang lebih terbuka dan adaptif. Mereka menekankan pengembangan kemampuan mahasiswa serta pemanfaatan teknologi, dengan tetap berpegang pada nilai Kristiani dan nilai dasar kampus. Pendekatan ini sejalan dengan konsep pastoral transformatif yang mendorong pertumbuhan utuh.
Misi Paslon 2 meliputi:
- Transparansi dalam penyerapan aspirasi.
- Pengembangan minat dan bakat berbasis teknologi.
- Keberlanjutan program senat sebelumnya.
- Integrasi nilai pelayanan ke dalam setiap kegiatan.
Debat Terbuka: Cerminan Kedewasaan Berdemokrasi
Sesi debat terbuka menjadi bagian paling hidup dalam proses pemilihan. Suasana aula berubah-ubah: hening saat pertanyaan diajukan, tegang ketika jawaban disampaikan, dan ramai saat argumen kuat muncul.
Debat ini mencerminkan kedewasaan komunitas kampus dalam berdiskusi dan mengambil keputusan bersama, sejalan dengan prinsip sinodalitas Gereja yang menekankan mendengar dan berdialog.
Perbedaan pendekatan kedua paslon terlihat jelas saat menanggapi pertanyaan tentang divisi yang tidak menjalankan program kerja. Paslon 2 memilih pendekatan pastoral solutif dengan turun tangan langsung menggantikan tugas divisi agar pelayanan tidak terhenti.
Sebaliknya, Paslon 1 menekankan pendekatan tegas dan terukur melalui evaluasi triwulan, pemberhentian divisi yang tidak bekerja, dan penggantian personel.
Pertanyaan lain dari Wakil Ketua 2 STP, Bapak Din Oloan Sihotang, menyoroti inovasi. Paslon 1 ditanya mengenai inovasi media sosial SEMA, sementara Paslon 2 ditanya tentang cara digital mengumpulkan aspirasi mahasiswa. Paslon 2 menegaskan akan menggunakan platform online untuk menghimpun dan memprioritaskan aspirasi sesuai kebutuhan mendesak.
Dalam sesi debat bebas, kedua paslon sepakat bahwa transformasi tidak bisa instan. Mereka menekankan pentingnya komunikasi yang jujur, evaluasi berkala, kesediaan menerima kritik, dan pelayanan yang bebas dari kepentingan pribadi, selaras dengan semangat pelayanan dalam Markus 10:45.
Mikael Sembiring & Putra Naibaho Terpilih
Penutupan kampanye ditandai dengan pernyataan akhir kedua paslon. Paslon 1 menegaskan ketegasan dengan slogan, “Kalau takut jangan ikut, kalau ikut jangan takut.”
Sementara itu, Paslon 2 menampilkan pendekatan pastoral, menekankan bahwa pemilihan SEMA adalah kesempatan melayani, dengan slogan, “Setiap aspirasi harus diwujudkan dalam aksi nyata.”
Pemungutan suara berlangsung tertib dan antusias. Hasil akhirnya, Paslon 1, Mikael Sembiring dan Putra Naibaho, unggul dengan perolehan 222 suara, mengalahkan Paslon 2 yang memperoleh 136 suara.
Dengan demikian, Mikael Sembiring dan Putra Naibaho resmi terpilih sebagai Ketua dan Wakil Ketua SEMA STP Santo Bonaventura periode 2025-2026.
Pengumuman hasil disambut tepuk tangan dan rasa syukur. Pemilihan ini bukan sekadar prosedur organisasi, melainkan sarana pembelajaran kepemimpinan bagi mahasiswa melalui debat, dialog, dan partisipasi aktif.
Demokrasi di STP Santo Bonaventura ini sekaligus menegaskan komitmen kampus untuk membentuk pemimpin masa depan Gereja yang mampu berjalan bersama, mendengarkan, dan melayani dengan tulus, berlandaskan kesetiaan dalam mengemban amanah. (*)
Kontributor: Febriola Sitinjak
Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.