Keuskupan Agung Palembang Tutup Tahun KBG 2025: Refleksi “Gereja Sampan” dan Menyongsong Tahun Devosional 2026

Mgr Yohanes Harun Yuwono memimpin ekaristi kudus menutup tahun KBG 2025 dan membuka tahun Ardas Devosional 2026 Keuskupan Agung Palembang

PALEMBANG katolikana.com   – Keuskupan Agung Palembang secara resmi menutup Tahun Pastoral 2025 yang bertajuk “Tahun Komunitas Basis Gerejani (KBG)” dalam Perayaan Ekaristi Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam, Minggu (23/11) di Gereja Katedral Santa Maria, Palembang. Perayaan yang dipimpin langsung oleh Uskup Agung Palembang, Mgr. Yohanes Harun Yuwono ini sekaligus menjadi momentum peralihan menuju Arah Dasar (Ardas) yang baru, yakni Tahun Devosional.

Dalam homili dan sambutannya, Mgr. Harun Yuwono mengungkapkan rasa syukur mendalam atas dinamika yang terjadi selama satu tahun terakhir. Menurutnya, umat semakin menyadari pentingnya persatuan dalam komunitas basis, mengenang pengalaman hidup bersama, serta memahami makna mendalam dari sebuah persekutuan.

“Kita bersyukur dan dalam sukacita penuh menyadari bahwa kita makin bersatu. Kristus telah memberi teladan untuk menghimpun yang tercerai-berai dan memperhatikan yang menderita tanpa ada yang luput. Mari kita meneladani kerajaan-Nya, kekuasaan yang digunakan untuk melayani, bukan untuk dilayani,” ungkap Mgr. Harun.

Foto bersama Uskup Agung Palembang Mgr Yohanes Harun Yuwono bersama peserta fasilitator akar rumput menuju Arah dasar Keuskupsn (ARDAS) 2026 Devosional.

Filosofi “Gereja Sampan”

Salah satu sorotan utama dalam penutupan tahun pastoral ini adalah refleksi mendalam yang disampaikan oleh Ketua Komisi Kateketik, Liturgi, dan Kitab Suci Keuskupan Agung Palembang, RD. Agustinus Giman. Ia menganalogikan perjalanan KBG selama setahun terakhir sebagai armada “Gereja Sampan”.

“Kita bukanlah kapal induk yang besar dan megah, melainkan kumpulan Gereja-gereja sampan. Sampan kayu yang sederhana, mungkin berlubang kecil dan terhempas angin, namun memiliki dayung iman yang tak pernah patah,” ujar Romo Giman dalam refleksinya yang berjudul ‘Gereja Sampan Membawa Kasih Merajut’.

Salah satu stand bazaar kitab suci dan UMKM yang meampilkan stand Legio Maria, Kerahiman Ilahi, dan Gerakan Iman Maria (Foto; Andreas Daris)

Ia menekankan bahwa di tengah arus globalisasi dan karang individualisme, justru sampan-sampan kecil (komunitas basis) inilah yang mampu menyusuri selokan pemukiman padat, merangkul mereka yang tersesat, dan merapat di dermaga keluarga-keluarga yang merindukan sabda Tuhan.

“Hari ini kita melepas jangkar sejenak. Ini bukanlah akhir pelayaran, melainkan waktu untuk memperbaiki jala dan menguatkan tali persaudaraan sebelum kita kembali berlayar menyongsong matahari esok,” tambahnya.

Salah satu stand permainan dalam kegiatan penutupan KBG dan pembukaan ARDAS 2026 Tahun Devosional

Bukan Sekadar Pertemuan Rutin

Menanggapi refleksi tersebut, Mgr. Harun Yuwono menegaskan kembali bahwa Komunitas Basis adalah “roh” dari kemuridan. Ia mengingatkan umat bahwa KBG tidak boleh berhenti sebatas pertemuan rohani atau pendalaman iman semata.

“Komunitas Basis adalah kesaksian hidup kita sebagai murid Kristus yang membangun persaudaraan sejati. Karena dikenal, maka dicintai dan dihargai. Tidak boleh ada permusuhan atau kedengkian. Semangat dan roh persaudaraan ini harus terus dilanjutkan meski Tahun Ardas berganti,” tegas Uskup Agung.

Mulai pekan depan, Keuskupan Agung Palembang akan memasuki Tahun Devosional. Uskup berharap devosi yang dihidupi—baik secara pribadi, keluarga, maupun komunitas—akan bermuara pada kesalehan hidup dan persaudaraan yang semakin erat.

Romo Agustinus Giman bersama Mgr Yohanes Harun Yuwono membuka secara simbolis semarak bazaar kitab suci dan UMKM dengan melempar permainan bola

Semarak Bazar Iman dan UMKM

Rangkaian penutupan Tahun Ardas 2025 ini dimeriahkan dengan gelaran “Bazar Iman dan UMKM” yang berlangsung selama dua hari (22-23 Mei 2025) di halaman Gereja Katedral Santa Maria. Acara dibuka secara simbolis oleh Mgr. Harun Yuwono dengan melempar bola pada permainan menara komunitas basis. Bazar ini menyuguhkan pendekatan unik dalam katesese melalui aneka permainan edukatif, seperti game Penjala Iwak menjadi Penjala Manusia, Ular Tangga Rohani, Puzzle Santo-Santa, hingga game Ekologi. Selain itu, terdapat stan-stan dari kelompok kategorial seperti Legio Maria, Kerahiman Ilahi, Perduki, dan Gerakan Imam  Maria (GIM), serta partisipasi UMKM umat, Toko Buku Kanisius, dan Seminari Santo Paulus Palembang yang turut menyemarakkan suasana persaudaraan

Setelah purna bakti guru di SD Xaverius 2 Palembang saat ini sebagai pendidik di SMA Xaverius 2 Palembang dan SMP Kusuma Bangsa. Sekretaris DPP Santo Yoseph Palembang Palembang, jurnalis di media lokal dan nasional dan aktif di beberapa organisas.

Comments (0)
Add Comment