Safari Adven Mgr. Maksimus Regus: Kunjungi Stasi Terang dan Bagikan Sukacita Natal Lintas Iman

Labuan Bajo, Katolikana.com—Menjelang Hari Raya Natal 2025, Keuskupan Labuan Bajo menguatkan pesan “perjumpaan” sebagai jalan membangun Gereja yang merangkul, sinodal, dan solider.

Pesan itu tampak nyata dalam dua rangkaian kegiatan yang saling menaut: kunjungan perdana Uskup Labuan Bajo, Mgr. Maksimus Regus, ke Stasi Terang, Paroki Hati Kudus Yesus Lando, sekaligus gerakan berbagi sukacita Natal melalui bingkisan sembako yang menyasar keluarga-keluarga sederhana—bahkan lintas iman—di sejumlah wilayah pastoral.

Kunjungan ke Stasi Terang berlangsung pada Minggu Adven IV, Minggu (21/12/2025), sekaligus menjadi penutup safari Adven Mgr. Maksimus dalam persiapan Natal bersama umat. Uskup didampingi Vikjen Keuskupan Labuan Bajo RD Rikard Manggu dan Sekretaris Keuskupan RD Frans Nala.

Rombongan tiba di gapura penerimaan di depan Kapel Stasi Terang pukul 07.15. Sambutan adat diberikan oleh grup ronda, disusul pengalungan oleh perwakilan keluarga Muslim. Umat yang telah memenuhi kapel menyambut kunjungan perdana gembala mereka dengan antusias.

Persiapan hati menyambut Natal

Dalam perayaan Ekaristi, Mgr. Maksimus menegaskan bahwa inti persiapan Natal bukan pertama-tama soal perayaan lahiriah, melainkan pembaruan batin. Ia mengajak umat memeriksa hati dan memanfaatkan masa menjelang Natal untuk rekonsiliasi, termasuk Sakramen Tobat.

“Apakah kita semua sudah mengaku dosa? Kalau belum, masih ada waktu beberapa hari lagi untuk melakukannya. Sebab hal yang paling penting dari seluruh persiapan kita dalam menyambut Natal adalah hati kita. Ia harus dibersihkan dari semua dosa, agar Tuhan layak tinggal di dalamnya,” ujar Mgr. Maksimus.

Ia juga menekankan warta iman tentang Allah yang menepati janji-Nya: Tuhan datang melawat umat-Nya dan menyertai perjalanan hidup, baik dalam suka maupun duka. Dari keyakinan itulah, kata uskup, lahir sukacita iman karena para pengikut Kristus tidak berjalan sendirian.

Surat Gembala Natal 2025

Dalam sambutan pada rangkaian kegiatan, Vikjen RD Rikard Manggu menggarisbawahi pokok-pokok penting Surat Gembala Natal 2025 yang ditulis Mgr. Maksimus.

Ia menyebut beberapa penekanan utama: perjumpaan sebagai budaya hidup Gereja; ajakan membangun Gereja yang “sinodal-solid-solider”; pentingnya tata kelola pastoral yang baik; kesadaran tanggung jawab profetis Gereja di tengah tantangan zaman; serta komitmen membangun Gereja yang ramah anak dan hadir bagi keluarga serta kelompok rentan.

Pastor Paroki Lando, RD Sony Selatan, menyampaikan terima kasih atas kesediaan uskup menyapa umat. Ia menjelaskan bahwa kunjungan ini merupakan kunjungan keempat Mgr. Maksimus di wilayah Paroki Lando, namun baru pertama kali ke Stasi Terang.

Menurutnya, umat bersukacita karena dapat melihat dan menyapa gembala mereka secara langsung, sekaligus menyampaikan gambaran singkat kondisi umat dan perkembangan kehidupan iman di stasi tersebut.

Tanam pohon, rawat ciptaan, kuatkan persaudaraan

Nuansa ekologis dan persaudaraan lintas iman juga mewarnai kunjungan ini. Seusai Ekaristi, Mgr. Maksimus bersama tokoh lintas agama dan perwakilan umat melakukan penanaman pohon di halaman depan Kapel Stasi Terang sebagai simbol komitmen merawat kehidupan, persaudaraan, dan ciptaan.

“Pohon ini adalah simbol kehidupan dan persaudaraan. Mari kita merawat bersama kehidupan dan persaudaraan yang sudah bertumbuh di tengah-tengah kita,” kata Mgr. Maksimus.

Sejumlah tokoh yang turut menanam pohon secara simbolis antara lain Kepala KUA Kecamatan Boleng, Hasanudin, Vikjen RD Rikard Manggu, serta tokoh masyarakat Sil Syukur.

Dalam sambutan resepsi, Hasanudin menyampaikan apresiasi atas kehadiran uskup di tengah umat, seraya menegaskan bahwa persaudaraan lintas agama di wilayah itu telah lama bertumbuh dalam ikatan kekeluargaan.

Ia menyebut, dalam berbagai kegiatan keagamaan warga terbiasa saling mendukung dan belum pernah terjadi kekacauan bernuansa SARA. Menurutnya, kunjungan Mgr. Maksimus semakin memperkuat ikatan tersebut.

Mgr. Maksimus pun mengajak umat menjaga warisan harmoni itu. Ia menyebut Stasi Terang sebagai tempat yang “terberkati”, bukan hanya karena kekayaan alamnya, tetapi juga karena persaudaraan dan kebersamaan yang kuat.

Harapan menjadi pra-paroki dan paroki

Dalam kesempatan yang sama, perwakilan umat menyampaikan kerinduan agar Stasi Terang ditingkatkan statusnya menjadi pra-paroki dan kemudian paroki. Aspirasi itu disuarakan oleh Camat Boleng, Yohanes Suhardi, dan Ketua Stasi Terang, Yohanes Johan.

Yohanes Johan menyampaikan bahwa beberapa tahun lalu pernah muncul wacana peningkatan status stasi tersebut, sehingga umat mulai mempersiapkan berbagai kebutuhan. Kini, harapan itu kembali disampaikan langsung kepada uskup.

Menanggapi hal itu, Sekretaris Keuskupan RD Frans Nala menjelaskan bahwa pemekaran pra-paroki/paroki membutuhkan proses dan pemenuhan sejumlah ketentuan umum, seperti luas wilayah, jumlah umat, kemandirian iman, keadaan keuangan, ketersediaan sumber daya pelayan pastoral, serta aset (bangunan dan tanah).

Di samping itu, ada pertimbangan strategis pastoral yang menjadi ruang keputusan uskup. Mgr. Maksimus mengajak umat menjadikan perjumpaan ini sebagai momentum pencanangan persiapan menuju cita-cita tersebut.

Berbagi sukacita Natal lintas batas

Selain kunjungan pastoral, Keuskupan Labuan Bajo juga melakukan aksi berbagi sukacita Natal melalui bingkisan sembako kepada keluarga-keluarga sederhana di tiga wilayah: Paroki Bari, Stasi Tal (Paroki St. Mikhael Nunang), serta Stasi Siru (Paroki Sta Familia Wae Nakeng).

Ketua Komisi Caritas Keuskupan Labuan Bajo, RD Yuvens Rugi, menjelaskan bahwa tiga kelompok sasaran memiliki kesamaan: hidup berdampingan dengan umat Muslim. Karena itu, pembagian bingkisan ditegaskan sebagai pesan bahwa kasih tidak bersekat.

“Ini menegaskan pesan bahwa kasih itu lintas batas. Dia tidak tersekat tetapi dia mengalir untuk semua orang,” kata RD Yuvens saat penyerahan bingkisan di Stasi Siru pada Rabu (17/12/2025).

Bingkisan Natal ini, lanjutnya, tidak hanya diberikan kepada keluarga Katolik, tetapi juga kepada keluarga Muslim.

Dalam rangkaian kegiatan, bingkisan diserahkan langsung oleh Mgr. Maksimus bersama jajaran keuskupan—antara lain Vikjen, Sekjen, Ekonom, Vikep setempat, serta Komisi Caritas.

Pembagian di Paroki Bari dilakukan pada Minggu (7/12/2025), sementara pembagian di Stasi Tal dan Stasi Siru berlangsung pada Rabu (17/12/2025).

Dalam sapaan singkatnya di Stasi Tal, Mgr. Maksimus menegaskan bahwa inti kegiatan bukan semata bantuan, melainkan perjumpaan yang meneguhkan.

“Semoga sehat-sehat semuanya, bergembira, penuh sukacita dan senantiasa saling berbagi serta saling mendukung dalam perjalanan hidup bersama,” kata Mgr. Maksimus.

Rangkaian safari Adven, perjumpaan lintas iman, aksi ekologis, serta gerakan berbagi ini memperlihatkan arah pastoral Keuskupan Labuan Bajo menjelang Natal: membangun komunitas yang bertumbuh dalam pertobatan hati, semakin kuat dalam persaudaraan, dan semakin nyata dalam solidaritas—melampaui batas-batas identitas. (*)

Penulis adalah kontributor Katolikana.com di Labuan Bajo.

Safari Adven
Comments (0)
Add Comment