Lektor Bukan Sekadar Jabatan, LP3KD Sumut: Panggilan Pelayanan Suci untuk Menghidupkan Sabda

Medan, Katolikana.com — Menjadi seorang Lektor di mimbar gereja bukan sekadar tugas teknis membaca teks Kitab Suci. Ia adalah sebuah panggilan pelayanan suci yang menuntut keselarasan antara kematangan spiritual dan kecakapan komunikasi.

Kesadaran inilah yang mendasari Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Daerah (LP3KD) Sumatera Utara saat menggelar Pelatihan Lektor pada Sabtu (13/12/2025) di Aula Heribertus Lantai 2, Paroki Santa Maria Ratu Rosari, Tanjung Selamat, Medan.

Kegiatan yang mengusung tema: “Mengolah Suara, Menghidupkan Sabda” ini diikuti oleh sekitar 100 peserta yang merupakan representasi dari LP3KD Kota Medan dan LP3KD Kabupaten Deli Serdang.

Mereka berkumpul dengan satu tujuan: meningkatkan kualitas pewartaan Sabda Tuhan dalam liturgi Gereja Katolik.

Spiritualitas: Dasar Marwah Sang Pewarta

Sesi pertama pelatihan dibuka oleh RP. Christian Lumbangaol, OFMCap, Ketua Komisi Liturgi Keuskupan Agung Medan (KAM). Dalam pemaparannya, Pastor Christian menekankan bahwa Lektor adalah instrumen pengudusan umat dalam perayaan liturgi.

Dalam materi bertajuk Spiritualitas Lektor dan Makna Pewartaan Sabda, ia menekankan bahwa kepantasan seorang Lektor tidak datang secara instan.

  1. Pentingnya Persiapan dan Pelantikan: Pastor Christian menjelaskan bahwa petugas Lektor idealnya adalah mereka yang telah dipersiapkan secara khusus dan dilantik. Hal ini penting untuk menjaga keagungan dan keanggunan liturgi.
  2. Memahami Konteks, Bukan Sekadar Teks: Ia mengingatkan bahwa seorang Lektor harus memiliki “studi yang memadai”. Membaca Kitab Suci memerlukan pemahaman konteks sejarah dan teologis agar pesan yang disampaikan tidak hampa.
  3. Misi Pengudusan: Perayaan liturgi adalah karya pengudusan Tuhan bagi umat-Nya. Lektor, sebagai instrumen dalam perayaan tersebut, memiliki peran vital dalam membantu umat memuji dan memuliakan Tuhan melalui pendengaran yang jernih akan Sabda-Nya.

“Semua itu menjadi sangat penting untuk sampai pada kepantasan tugas Lektor dalam momen yang sangat pantas, agung, dan istimewa,” tegas Pastor Christian.

Kegiatan yang mengusung tema: “Mengolah Suara, Menghidupkan Sabda” ini diikuti oleh sekitar 100 peserta yang merupakan representasi dari LP3KD Kota Medan dan LP3KD Kabupaten Deli Serdang.

Teknik Komunikasi: Suara sebagai Instrumen Iman

Jika sesi pertama menyentuh kedalaman hati, sesi kedua yang dibawakan oleh Feby Grace Adriany, seorang Public Speaking Trainer, menyentuh aspek teknis yang sangat praktis.

Melalui materi Public Speaking untuk Pelayan Sabda, Feby mengajak peserta melihat suara sebagai “alat komunikasi” Tuhan kepada umat.

Dalam durasi 45 menit yang penuh antusiasme, Feby memaparkan beberapa poin krusial:

  1. Mekanisme Suara: Bagaimana pernapasan yang benar, artikulasi yang jelas, serta pengaturan tempo dan intonasi dapat membentuk makna yang mendalam.
  2. Menghindari Kesalahan Tafsir: Kesalahan dalam pemenggalan kalimat dapat berakibat fatal pada pemahaman umat terhadap isi Kitab Suci. Oleh karena itu, ketelitian dalam membaca tanda baca menjadi prioritas.
  3. Kehadiran Visual: Lektor juga perlu memperhatikan kontak mata dan sikap tubuh. Kehadiran visual yang tenang dan meyakinkan membantu umat untuk lebih fokus meresapi Sabda secara utuh.
  4. Diferensiasi Genre Kitab Suci: Feby menekankan bahwa setiap jenis teks membutuhkan “rasa” yang berbeda. Membaca narasi sejarah tentu berbeda tekniknya dengan membacakan puisi Mazmur, ratapan, atau nubuatan para nabi.

Aspek teknis yang ditekankan dalam pelatihan ini meliputi:

  1. Artikulasi dan Pernapasan: Dasar agar suara terdengar jernih dan stabil hingga baris paling belakang gereja.
  2. Dinamika Intonasi: Setiap genre Kitab Suci memerlukan perlakuan berbeda. Cara membacakan nubuat para nabi yang tegas berbeda dengan pembacaan puisi Mazmur atau ratapan yang penuh emosi.
  3. Hukum Kontak Mata: Lektor harus mampu menjalin koneksi visual dengan umat. Kontak mata membantu umat merasa “disapa” langsung oleh Sabda Tuhan melalui perantaraan Lektor.
  4. Ketelitian Jeda: Kesalahan dalam pemenggalan kalimat dapat mengubah arti teologis teks dan menimbulkan kesalahan tafsir di telinga umat.

Lektor sebagai Penyambung Lidah Allah

Selama 45 menit sesi praktis, para peserta terlihat antusias mempraktikkan teknik pemenggalan kalimat dan pengaturan ritme. Pelatihan ini menegaskan bahwa tugas Lektor adalah menjadi “penyambung lidah” Allah.

Tujuannya sangat jelas: agar pesan yang termaktub dalam Kitab Suci dapat diterima dengan jelas, jernih, dan mampu menggerakkan hati umat yang hadir dalam Ekaristi.

Dengan persiapan yang serius, Lektor tidak lagi dipandang sebagai jabatan organisatoris semata, melainkan manifestasi nyata dari kesungguhan hidup beriman.

Sebagai wajah Gereja yang mewartakan Kabar Baik, seorang Lektor memikul tanggung jawab iman yang besar.

Kegiatan yang diawali dengan pembukaan oleh LP3KD Sumut ini diharapkan tidak berhenti sebagai seremonial belaka.

Pastor Christian berharap, pembinaan ini diharapkan bersifat kontinyu agar materi yang diberikan semakin meresap dan menjadi bagian tak terpisahkan dari pelayanan para Lektor di paroki masing-masing.

Melalui pelatihan ini, LP3KD Sumut kembali menegaskan komitmennya dalam mengembangkan kualitas liturgi di Sumatera Utara dan memastikan bahwa setiap Sabda yang dibacakan dari mimbar benar-benar hidup dan mampu menyapa hati setiap umat yang hadir. (*)

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Comments (0)
Add Comment