Mana yang Paling Penting, Ekaristi atau Gawai?

Ekaristi disebut sebagai sumber dan puncak kehidupan iman

0 39

Oleh Fr. Yohanes Jemiandro Bala Kelen, CSsR

Katolikana.com—Di era digital yang serba canggih ini, manusia dihadapkan pada berbagai pilihan, termasuk antara aspek spiritual dan teknologi. Keduanya memiliki peran penting dalam kehidupan kita, namun sering kali tidak ditempatkan pada porsinya masing-masing.

Salah satu dilema yang muncul dalam konteks ini adalah: mana yang lebih penting, Ekaristi atau gawai?

Persoalan ini muncul karena banyak orang, terutama kaum muda, belum mampu menyeimbangkan antara kebutuhan rohani dan kemajuan teknologi. Tidak sedikit dari mereka yang menghadiri perayaan Ekaristi namun tetap terpaku pada layar gawai, sehingga kehilangan makna dari sakramen yang mereka ikuti.

Mereka hadir secara fisik, tetapi tidak secara batin, karena perhatian mereka lebih tersita oleh notifikasi di layar dibandingkan doa dan liturgi yang sedang berlangsung. Fenomena ini semakin memprihatinkan ketika mereka tetap maju menerima Tubuh dan Darah Kristus dalam keadaan tidak benar-benar terlibat dalam perayaan tersebut.

Untuk menjawab dilema ini, kita perlu memahami makna Ekaristi dan peran teknologi dalam kehidupan manusia serta bagaimana menempatkan keduanya secara proporsional.

Sumber dan Puncak Kehidupan Iman

Dalam Gereja Katolik, Ekaristi merupakan pusat dari kehidupan rohani umat beriman. Melalui perayaan ini, umat mengenang pengorbanan Kristus dan bersyukur atas karya keselamatan yang dianugerahkan kepada mereka.

Dalam dokumen Gereja, Ekaristi disebut sebagai sumber dan puncak kehidupan iman, karena dari sanalah umat menimba kekuatan rohani untuk menjalani hidup sehari-hari, serta mempersembahkan seluruh perjuangan dan karyanya kepada Allah.

Ekaristi bukan sekadar ritual atau kewajiban, melainkan perjumpaan nyata antara manusia dengan Allah. Yesus sendiri hadir dalam rupa roti dan anggur, memberikan diri-Nya bagi keselamatan dunia.

Oleh karena itu, umat yang menghadiri Misa diharapkan untuk berpartisipasi secara aktif dan penuh kesadaran, bukan sekadar hadir secara fisik tetapi juga dengan hati yang terbuka dan penuh penghayatan.

Sayangnya, dalam realitas saat ini, banyak orang, terutama kaum muda, hadir dalam Misa tetapi justru lebih sibuk dengan gawai mereka. Alih-alih berdoa dan merenungkan misteri keselamatan, mereka lebih tertarik dengan media sosial, permainan digital, atau hal-hal lain yang membuat mereka teralihkan dari inti perayaan.

Kemajuan Teknologi di Era Digital

Di sisi lain, gawai adalah simbol kemajuan teknologi yang telah memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Dengan adanya gawai dan akses internet, kita dapat memperoleh informasi dengan cepat, berkomunikasi tanpa batas, dan bahkan memperdalam iman melalui berbagai aplikasi rohani, seperti Alkitab digital, renungan harian, dan Misa online.

Namun, penggunaan gawai yang tidak terkendali dapat membawa dampak negatif. Terlalu banyak menghabiskan waktu dengan layar dapat mengurangi interaksi sosial, menurunkan kualitas perhatian, dan dalam konteks religius, dapat mengganggu kedalaman pengalaman rohani.

Di era ini, gawai sering kali menjadi ‘dunia kedua’ yang menyita perhatian lebih daripada dunia nyata, termasuk dalam konteks peribadatan.

Ekaristi dan gawai bukanlah dua hal yang harus dipertentangkan, melainkan dua realitas yang perlu ditempatkan sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Mana yang Lebih Penting?

Menentukan mana yang lebih penting antara Ekaristi dan gawai sebenarnya bukan tentang memilih salah satu dan mengabaikan yang lain, melainkan tentang menempatkan keduanya pada tempat yang semestinya. Ekaristi adalah sumber kehidupan rohani yang tidak dapat tergantikan oleh teknologi, sedangkan gawai adalah alat yang dapat digunakan untuk mendukung atau justru menghambat pengalaman iman.

Gawai dapat menjadi sarana yang bermanfaat dalam kehidupan rohani jika digunakan dengan bijak. Contohnya, seseorang dapat menggunakan gawai untuk membaca Kitab Suci digital, mengikuti Misa online jika tidak memungkinkan hadir secara fisik, atau mencari bahan refleksi dan renungan.

Namun, ketika gawai justru menjadi penghalang dalam menjalani kehidupan rohani—misalnya dengan mengalihkan perhatian saat Ekaristi—maka gadget tersebut kehilangan nilai positifnya.

Disposisi diri sangat menentukan bagaimana seseorang menempatkan teknologi dalam hidupnya. Jika seseorang sungguh sadar akan makna Ekaristi, ia akan tahu kapan harus mengesampingkan gawai dan memberikan perhatian penuh kepada Tuhan. Namun, jika seseorang lebih mengutamakan kesenangan duniawi, maka gadget bisa menjadi distraksi yang menjauhkan dirinya dari pengalaman iman yang mendalam.

Gunakan Teknologi dengan Bijak

Dalam kehidupan modern, penting untuk menempatkan nilai-nilai spiritual di atas kecanduan teknologi. Gereja tidak melarang penggunaan gawai, tetapi mengajak umat untuk bijak dalam menggunakannya, terutama dalam konteks peribadatan.

Ekaristi dan gawai bukanlah dua hal yang harus dipertentangkan, melainkan dua realitas yang perlu ditempatkan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Ekaristi adalah perjumpaan sakral dengan Tuhan yang memerlukan perhatian penuh, sedangkan gadget adalah alat yang dapat digunakan untuk mendukung kehidupan iman, tetapi juga bisa menjadi penghalang jika tidak digunakan dengan baik.

Sebagai umat Katolik, kita dipanggil untuk memprioritaskan Tuhan di atas segalanya. Jika kita mampu mengelola penggunaan gawai dengan baik dan tidak membiarkannya mengganggu relasi kita dengan Tuhan, maka teknologi dapat menjadi sarana yang memperkaya iman, bukan menguranginya.

Maka, pertanyaannya bukan lagi mana yang lebih penting, Ekaristi atau gawai? tetapi bagaimana kita menempatkan keduanya dengan bijak agar semakin mendekatkan diri kepada Tuhan? (*)

Penulis: Fr Yohanes Jemiandro Bala Kelen, Mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.