![](https://www.katolikana.com/wp-content/uploads/2021/05/foto-gaza-3_Vaticannews.jpeg)
Sinergi Organisasi Katolik Untuk Kemanusiaan di Palestina
Pemimpin ordo Fransikan di Amerika Serikat turut menekat Presiden Joe Biden untuk hentikan peperangan Israel-Palestina.
Katolikana.com – Hampir dua pekan hubungan antara Israel dan Palestina kembali bergejolak. Setelah hari Jumat, 7 Mei 2021 polisi Israel menyerang warga Palestina – menyebabkan peristiwa berdarah di Masjid Al Aqsa. Ratusan orang menjadi korban peristiwa tersebut, padahal pada saat kejadian itu warga Palestina baru saja berbuka puasa di situs suci Muslim tersebut. Hingga saat ini konflik antara Israel dan Palestina belum juga usai. Korban jiwa sudah banyak berguguran, bahkan warga sipil pun turut menjadi korban tidak memandang usia – termasuk anak-anak.
Tidak diketahui kapan konflik ini akan usai. Sebab hingga saat ini tidak terlihat konflik akan segera mereda. Setiap harinya serangan udara Israel tidak pandang bulu dan hampir 24 jam sehari. Sangat berbahaya bagi badan amal dan organisasi kemanusiaan internasional untuk mengakses dan membawa bantuan kepada rakyat Gaza, menurut Suster Bridget Tighe, Direktur Jenderal Caritas Jerusalem di Gaza dalam sebuah wawancara dengan Vatican News.
Suster Bridget mengatakan juga bahwa selama konflik yang berlangsung belakangan ini, bom Israel tidak pandang bulu dan jauh lebih kuat dan memiliki sifat yang berbeda dari pada konflik sebelumnya. Mereka terbiasa mendengar bom datang dan mengetahui, kurang lebih, apa targetnya. Tapi kali ini, mereka hampir tidak mendengar mereka datang dan akhirnya baru menyadari ketika bom tersebut meledak di dekat mereka. Bom juga jatuh hampir 24 jam sehari. Kadang-kadang ada istirahat 2 jam di tengah malam, ketika orang mencoba untuk tidur dan kemudian mulai kembali.
Hingga saat ini korban jiwa dan korban pengungsian terus bertambah. Namun akibat dari bom Israel yang seperti tidak pernah non-stop menyerang, membuat organisasi bantuan tidak dapat menjalankan misi bantuan mereka, karena tidak ingin membahayakan relawan dan staf mereka. Caritas Jerusalem salah satunya, dan mengungkapkan bahwa yang bisa mereka lakukan saat ini adalah menunggu sampai bom itu mereda. Barulah setelah mereda, mereka akan akan menilai kebutuhan di Gaza dan memberi tahu anggota Caritas internasional bagaimana mereka dapat membantu.
![](https://www.katolikana.com/wp-content/uploads/2021/05/Foto-Gaza-1_AFP.jpeg)
Sangat miris melihat kondisi Gaza sekarang. Terlebih lagi insfrastruktur Gaza, yang telah memburuk akibat blokade yang dilakukan selama 14 tahun terakhir, dan semakin cepat memburuk dengan adanya pertempuran yang baru ini. Persediaan medis, air dan bahan bakar untuk listrik menipis di wilayah itu, di mana Israel dan Mesir memberlakukan blokade setelah Hamas merebut kekuasaan pada tahun 2007.
Banyaknya korban jiwa yang berjatuhan, pelanggaran besar terhadap hak asasi manusia, masyarakat sipil yang turut menjadi korban, anak-anak yang seharusnya menikmati hari dengan bermain – justru harus hidup 24 jam dengan rasa takut dan trauma. Seluruh pemimpin negara dan berbagai pihak keagamaan sangat mengecam kejadian ini dan berharap konflik ini segera berakhir. Salah satunya para pemimpin Ordo Fransiskan di Amerika Serikat.
Para pemimpin Fransiskan – yang terdiri dari enam Ordo Fransiskan di Amerika Serikat menulis surat kepada Presiden Joe Biden, yang menuliskan bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk membantu mengakhiri konflik yang terjadi.
Dalam surat tertanggal 19 Mei itu, mereka menuliskan juga, “Kita harus menggunakan kekuatan moral AS untuk mendukung solusi tanpa kekerasan dan berkelanjutan di kawasan itu. AS adalah pemain kunci dalam menemukan solusi yang berakar pada keadilan, penghormatan terhadap hak asasi manusia dan hukum internasional.”
Bukan hanya itu, para uskup di Amerika Serikat menyatukan suara dengan Paus Fransiskus menyerukan kepada Israel dan Palestina untuk mengakhiri kekerasan di Yerusalem dan Gaza yang telah merenggut puluhan nyawa dan menyebabkan ratusan orang terluka. Seperti yang dikutip melalui Catholic News Service, salinan surat tersebut diantaranya berisikan:
Palestina dan Israel yang terus menderita di bawah beban kekerasan. Tanah Suci memiliki tempat khusus dalam tradisi iman kami dan dalam hati kami, seperti yang kami percayai dengan Anda sebagai sesama Katolik. Inti dari misi kami sebagai Fransiskan adalah menjadi pembawa damai,” kata mereka.
“Sebagai Fransiskan, kami telah hadir dan melayani orang-orang di Tanah Suci selama lebih dari 800 tahun. Melalui saudara-saudara kami yang ditempatkan di sana, kami menyaksikan ketidakadilan, penderitaan dan pelanggaran hak asasi manusia banyak orang di seluruh Palestina dan Israel saat kami melayani mereka.
Duka yang dialami masyarakat Palestina, duka kita semua – tidak terkecuali kita umat Katolik. Apalagi wilayah itu merupakan wilayah yang muncul juga dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Pada hari Minggu, 16 Mei 2021 Paus Fransiskus memperingatkan tentang “spiral kematian dan kehancuran” di wilayah tersebut. Dia menyebut kematian anak-anak akibat konflik itu “mengerikan dan tidak dapat diterima”.
Sebelum gencatan senjata akhirnya disetujui oleh tentara Israel, setidaknya menurut pejabat kesehatan di Gaza, 232 warga Palestina telah tewas – termasuk 65 anak-anak dan 39 wanita – dan lebih dari 1.900 terluka dalam serangan udara. Tidak banyak yang bisa dilakukan, selain memberikan pendampingan kepada korban yang mengalami trauma dan membutuhkan perawatan. Pertolongan pun diberikan oleh salah satu kongregasi Misionaris Cinta Kasih – yang mengoperasikan panti asuhan mereka untuk anak-anak yang cacat parah.
Masalah besar bukan hanya terjadi karena serangan ini. Tapi juga pandemi Covid-19 yang belum juga usai di sana. Dampak dari pandemi pun juga tidak kalah buruknya, sehingga semakin menambah buruk keadaan di Palestina. Belum lagi akibat dari konflik ini, sebuah pusat pengujian COVID di Gaza dihancurkan Israel. Hingga akhirnya Catholic Relief Services (CRS) bekerja sama dengan Caritas Jerusalem untuk mengusahakan perawatan bagi masyarakat di Gaza yang terdampak virus tersebut.
Sumber: Vatican News | Catholic News Agency
Editor: Basilius Triharyanto
Perempuan yang gemar membaca, jalan-jalan, minum kopi, dan menulis. Ia tinggal di Tangerang Selatan. Alumnus FIB Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Bisa disapa via Instagram @ig_agth.