Bayangkan seorang uskup di abad ke-19 yang tak betah duduk manis di takhta katedralnya. Alih-alih nyaman dengan jubah kemegahan, ia justru sibuk menjual perhiasan gereja, bahkan kuda tunggangannya, demi membeli makanan untuk ribuan rakyat…
Ketika Tuhan terasa jauh, yang sering kita rasakan adalah kekosongan yang sunyi dan tak terjelaskan. Doa-doa seakan memantul di dinding ruang kosong; tak ada gema, tak ada jawaban. Kita menatap langit, tetapi langit diam.