Katolikana.com—Merawat bumi itu seperti kita sedang menyelimuti bumi sebagaimana Ibu Pertiwi yang sudah menyelimuti kita selama sembilan bulan dalam rahimnya.
Ungkapan ini memberi inspirasi bagi Komunitas Relawan Grigak untuk mengembangkan kegiatan pelestarian lingkungan.
Penanaman Cemara Udang
Anggota Komunitas Relawan Grigak memulai kegiatan awal tahun baru 2021 dengan menanam 600 anakan pohon cemara udang (Casuarina Equisetifolia) di lahan Eco-Camp Mangun Karsa Pantai Grigak, Pedukuhan Karang, Kelurahan Girikarto, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul.
Kegiatan ini dilaksanakan bersama Karang Taruna Padukuhan Karang, Mahasiswa KKN Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa.
Penanaman cemara udang ini bertujuan untuk memecah angin laut, menahan uap air laut yang mengandung kadar garam tinggi, serta memperbaiki lingkungan.
Cemara udang ini akan menjadi bagian dari penyiapan lahan camping ground bagi anak-anak peserta pendidikan ekologi.
Encik, mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa asal Lombok merasa senang dengan kebersamaan komunitas ini.
“Ketika ada anggota perempuan yang membawakan makanan dan minuman, langsung ada anggota laki-laki yang datang membantu mengangkat,” ujar Encik.
Mahasiswa Universitas Sanata Dharma asal Belu Sigis Fernandes mengaku bangga terhadap kegiatan Komunitas Relawan Grigak.
“Bagi saya, kegiatan ini bermakna karena dikelola dengan penuh pemaknaan. Saya juga sedang dengan dinamika komunitas Relawan Grigak. Semoga selalu kompak dan terus mencintai lingkungan.” tutur Sigis
Pohon Kenari dan Bunga Tabebuya
Setelah penanaman cemara udang di awal 2021, anggota Relawan Grigak juga menanam 100 anakan pohon kenari dan 60 bunga tabebuya, sumbangan dari Ketua Lembaga Kesejahteraan Mahasiswa USD Br. Yohanes Sarju, S.J., M.M.
Penanaman kedua jenis tanaman ini sebagai bagian dari semarak perayaan Ulang Tahun ketiga Komunitas Relawan Grigak pada 9 Februari 2021.
“Saya serahkan anakan pohon kenari dan bunga tabebuya ini kepada Komunitas Relawan Grigak karena saya yakin Grigak masih butuh banyak tanaman yang banyak untuk mengisi beberapa lahan kosong,” ujar Br. Sarju, S.J.
Selain menanam, mereka juga melakukan perawatan teratur kepada tanaman cemara udang, tabebuya (Handroanthus chrysotrichus), dan kenari (Canarium ovatum).
Menanam Alpukat, Asam, Duwet, dan Mangga
Anggota Komunitas Relawan Grigak melanjutkan aksi menanam anakan pohon alpukat (avokado), duwet (syzygium cumini), asam (tamarindus indica), dan mangga (mangifera indica) pada Sabtu-Minggu (20-21/11/2021).
Bibit alpukat ini dibawa oleh Romo Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J. dan Br. Dieng, S.J. dari Semarang, Jawa Tengah.
Anggota Komunitas Relawan Grigak memulai perjalanan sekitar dua jam dari titik kumpul Kapel St. Robertus Bellarminus, Mrican, Yogyakarta.
Tiba di rumah Suratno Kepala Dukuh Karang, mereka disambut dengan santapan siang oleh Ibu Dukuh.
Setelah makan siang bersama sekaligus sebagai simbol silaturahmi kepada warga Pedukuhan Karang, mereka melanjutkan perjalanan ke Pantai Grigak.
Di sepanjang jalan yang berdinding ladang warga, terkadang mereka sekadar bersapa dengan alam dalam beberapa jepretan kamera telepon pintar atau dokumentasi versi audio-visual yang sarat akan kekaguman.
Sebelum kegiatan tanam, koordinasi persiapan dilakukan seperti pembekalan pengetahuan awal lokasi tanam, teknik menanam, dan dokumentasi.
Tidak kalah penting adalah penegasan kerja sama sebagai anggota komunitas dalam merawat alam Grigak dengan penuh kerelaan dan keterpesonaan.
Tiba di Lahan Kebun Buah Eco-Camp Mangun Karsa, Relawan Grigak, semua anakan alpukat diturunkan ke depan kandang sapi milik Wasiman, warga Pedukuhan Karang yang merawat kebun Eco-Camp Mangun Karsa.
Selain alpukat, beberapa anakan pohon buah lokal ditanam di sekitar tebing Pantai Grigak.
Aktivitas yang dimulai sekitar pukul 15.00 WIB itu tidak mengingkari kecerian yang terlihat dari candaan yang menciptakan tawa lepas di beberapa titik penanaman.
Teriakan khas anggota Relawan Grigak asal Nusa Tenggara Timur pun tak terelakkan. Mereka seolah merasakan suasana di kampung halaman: lokasi terjal, curam, dan berkarang tajam, khas daerah karst.
Beberapa hasil jepretan kamera telepon pintar berupa foto dan video sebagai pelengkap sempurna kegirangan kegiatan menanam pesona alam itu.
Penanggung jawab Komunitas Relawan Grigak Romo P. Wiryono, S.J. mengungkapkan apa yang dilakukan di Grigak ini adalah cara kita mengabdi kepada negeri, lingkungan, dan sesama.
“Kita menanam anakan pohon di Grigak ini sebagai cara kita mendukung gerakan menjaga dan merawat alam, sekaligus mengabdi kepada masyarakat dengan menanam tanaman buah di Kebun Buah Eco-Camp Mangun Karsa ini demi pengelolaan, pengembangan, dan kesejahteraan warga Pedukuhan Karang sebagaimana cita-cita Rama Mangun,” ujar Romo P. Wiryono, S.J.

Kompetensi Video Instagram
Rangkaian kegiatan menanam pohon di alam Grigak berlanjut pada ajang kompetisi video Instagram “Ayo Tanam Pohon Lokal Indonesia!” yang diselenggarakan oleh akun Instagram @Ayoketaman, sebuah platform yang menyebarkan kepedulian ruang terbuka perkotaan melalui penyediaan peta informasi pada ayoketaman.com.
Kompetisi ini diselenggarakan oleh Ayo ke Taman di bawah Yayasan Ayo Lestarikan Kota bekerja sama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) dan Biodiversity Warrior (BW).
Kriteria penilaian meliputi keunikan video, caption inspiratif, dan kualitas video dalam menanam jenis pohon asli Indonesia.
Dalam proyek penyelesaian video itu, mereka bekerja bersama, mulai dari penulisan naskah, menanam anakan pohon duwet (syzygium cumini) dan asam (tamarindus indica), pengambilan gambar dan audio-visual, serta merangkai tulisan dalam caption yang inspiratif.
Lihat postingan ini di Instagram
Pada tanggal 1 Desember 2021, Ayo ke Taman mengumumkan pemenang kompetisi video melalui unggahan instagram @ayoketaman.
Hasilnya, video menanam pohon lokal duwet (syzygium cumini) dan asam (tamarindus indica) karya Komunitas Relawan Grigak mendapatkan penghargaan sebagai Peserta Terbaik Kompetisi Video Instagram “Ayo Tanam Pohon Lokal Indonesia.”
Pencapaian ini menjadi motivasi bagi semua anggota Komunitas Relawan Grigak untuk berkomunitas, berkarya, dan belajar bersama dalam menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global.**
Kontributor: Kornelis Mauk, Relawan Komunitas Grigak, Yogyakarta, dan anggota Katolikana Muda.

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.