Katolikana.com, Palembang — Sekitar 280 remaja Katolik beserta pendamping dari Paroki Santo Yoseph dan Paroki Santo Petrus Palembang, Keuskupan Agung Palembang, mengikuti kegiatan Bible Camp pada Sabtu-Minggu (28-29/9/2024).
Acara ini berlangsung di Wismalat Podomoro, Banyuasin, Sumatera Selatan, dan dipandu oleh tim Komisi Katekese Keuskupan Agung Palembang.
Kegiatan ini dirancang untuk mendekatkan anak-anak dan remaja Katolik pada Kitab Suci, melalui pendekatan yang kreatif dan interaktif. Para peserta diajak bernyanyi, berdoa, bermain, dan berkreasi, sehingga keceriaan dalam persekutuan dapat dirasakan oleh semua peserta. Tema-tema yang diangkat dalam Bible Camp mencakup kisah-kisah tokoh Alkitab, seperti Musa, Abraham, Yunus, Nahum, dan Habakuk.
Menghidupkan Pesan Kitab Suci
RD Agustinus Giman, Ketua Komisi Katekese Keuskupan Agung Palembang, dalam sambutannya menjelaskan tujuan utama dari Bible Camp ini.
“Melalui acara Bible Camp, iman para remaja kepada Yesus dapat lebih bertumbuh, dan mereka memiliki rasa persaudaraan dengan teman-temannya. Bible Camp adalah kesempatan untuk memperdalam pemahaman akan Kitab Suci, terutama melalui kisah Nabi Nahum dan Habakuk, serta mengalami kasih Tuhan yang menyelamatkan,” ungkap Romo Giman.
Kegiatan selama Bible Camp termasuk dinamika kelompok, katekese, permainan outbond, doa, dan Perayaan Ekaristi. Semua kegiatan ini bertujuan memperdalam pemahaman iman para peserta, membangun karakter Kristus, dan menumbuhkan semangat pelayanan serta kesaksian hidup di tengah keluarga dan masyarakat.
Tantangan Zaman dan Pesan Nabi Habakuk
Mengusung tema “Mari Bertumbuh dan Berbuah”, Bible Camp 2024 membahas tantangan yang dihadapi remaja zaman sekarang, seperti tekanan dari media sosial, stres dari sekolah, serta masalah perundungan (bullying).
Panitia mengajak para peserta belajar dari Nabi Habakuk, yang menghadapi kebingungan dan penderitaan, namun tetap percaya kepada rencana Tuhan. “Kebahagiaan sejati tidak datang dari popularitas, tetapi dari hubungan kita dengan Tuhan,” pesan Romo Giman.
Peserta diajak untuk memahami bahwa, seperti Nabi Habakuk, mereka harus bersabar dan percaya kepada Tuhan, terutama di saat-saat sulit. Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya, bahkan ketika mereka merasa sendirian atau khawatir. “Tuhan selalu menjaga kita, bahkan ketika kita merasa sendirian. Kita bisa mengandalkan Tuhan dalam setiap situasi karena Dia tidak pernah tidur,” ujar salah satu panitia dalam sesi pendalaman iman.
Menjadi Remaja yang Tangguh
Selain mendalami kisah Nabi Habakuk, para peserta juga belajar dari seruan Nabi Nahum bahwa Tuhan adalah tempat perlindungan dalam kesusahan. Remaja diingatkan bahwa hidup ini penuh tantangan, baik dari lingkungan sosial maupun dari diri sendiri. Mereka diharapkan dapat menumbuhkan iman yang kuat, menjadi pribadi yang setia dalam tugas perutusan, serta tidak mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan hidup.
“Belajar dari Nabi Nahum dan Habakuk, kita diajak memahami bahwa Tuhan selalu hadir di tengah-tengah penderitaan kita. Dengan mendalami Kitab Suci, kita dapat menemukan kekuatan untuk menghadapi tantangan hidup,” pungkas Romo Giman.
Dengan berakhirnya Bible Camp 2024, para peserta diharapkan semakin berani bersaksi dalam hidup sehari-hari, mengasihi Tuhan, dan menjadi pembawa sukacita di tengah keluarga, lingkungan, dan gereja. (*)
Pensiunan pendidik di SD Xaverius 2 Palembang, mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi di universitas Bina Darma Palembang, dan Sekretaris ISKA Palembang