Tiga Belas Frater Ditahbiskan Menjadi Diakon: Pelayan Sabda, Liturgi, dan Kasih

Tugas diakon bukan sekadar membagikan roti, melainkan menghadirkan kasih Allah secara konkret.

0 20

Deli Serdang, Katolikana.com – Suasana syukur dan haru memenuhi Gereja Katolik Stasi St. Yakobus Rasul Sukadono, Paroki St. Padre Pio dari Pietrelcina, Helvetia – Medan, pada Kamis (10/07/2025) sore.

Dalam perayaan Ekaristi yang khusyuk, Mgr. Kornelius Sipayung, OFMCap, Uskup Agung Medan, menahbiskan 13 frater menjadi diakon, tanda awal perutusan menuju imamat suci.

Misa tahbisan yang dimulai pukul 17.00 WIB itu dihadiri oleh puluhan imam, biarawan-biarawati, dan lebih dari 500 umat dari berbagai paroki, termasuk keluarga dan kerabat para frater yang berasal dari berbagai wilayah, bahkan luar provinsi.

Mereka yang Dipanggil dan Diutus

Dari ketiga belas frater yang ditahbiskan, enam merupakan calon imam diosesan Keuskupan Agung Medan:

  • Fr. Chrystian Loudry Malau (Paroki Gembala Yang Baik, Lubuk Pakam)
  • Fr. Karyanto W.Y. Simangunsong (Paroki St. Fransiskus Assisi, Aeknabara)
  • Fr. Reza Vanianta Ginting (Paroki St. Yosef, Lawe Desky)
  • Fr. Sandarut Paulus Tambunan (Paroki Santa Maria, Tarutung)
  • Fr. Sumardiono Sihombing (Paroki Keluarga Kudus, Cibinong – Keuskupan Bogor)
  • Fr. Imanuel Purba (Paroki St. Fransiskus Assisi, Saribudolok)

Sementara tujuh lainnya berasal dari Ordo Kapusin Provinsi Medan:

  • Fr. Paulus Ta Trong Tri, OFMCap (Paroki St. Joseph Ngoc Ha, Vietnam)
  • Fr. Angelo Bonardo Purba, OFMCap (Paroki St. Fransiskus Assisi, Saribudolok)
  • Fr. Evander Purba, OFMCap (Paroki St. Fransiskus Assisi, Saribudolok)
  • Fr. Stefan Eunaldus Sianturi, OFMCap (Paroki St. Yosef, Pematangsiantar)
  • Fr. Sofyan Sinurat, OFMCap (Paroki St. Fidelis Sigmaringen, Parapat)
  • Fr. Firdaus Depari, OFMCap (Paroki St. Fransiskus, Tiga Binanga)
  • Fr. Nofrendi Sihaloho, OFMCap (Kuasi Paroki Sta. Maria Bunda Karmel, Silalahi)

Pelayan Gereja, Penjaga Sabda dan Kasih

Dalam homilinya, Mgr. Kornelius Sipayung menegaskan makna terdalam dari tahbisan diakonat: menjadi pelayan liturgi, pelayan Sabda, dan pelayan kasih—bukan hanya secara sakramental, tetapi juga sosial dan eksistensial.

“Gereja hari ini bersukacita besar. Dunia sedang haus akan kasih, keadilan, dan pelayanan tulus. Diakon hadir sebagai jembatan antara altar Gereja dan altar kehidupan. Ia menghidupkan Injil melalui tindakan kasih yang nyata,” tutur Bapa Uskup.

Uskup Sipayung menyinggung akar sejarah diakonat dalam komunitas gereja awal: panggilan pastoral yang lahir dari kebutuhan mendesak untuk melayani para janda—simbol kelompok rentan yang kerap diabaikan.

“Tugas diakon bukan sekadar membagikan roti, melainkan menghadirkan kasih Allah secara konkret. Pelayanan kepada yang kecil, yang tertindas, yang tersingkir, adalah tindakan teologis dan sakramental,” tegasnya.

Melayani Bukan Sekadar Jabatan

Bapa Uskup juga mengingatkan bahwa diakonat bukan sekadar jenjang menuju imamat, melainkan cara hidup—jalan kerendahan hati dan pelayanan. Gereja sinodal menghendaki pelayan-pelayan yang siap mendengar, cepat tanggap, dan peduli terhadap penderitaan sesama.

“Seorang diakon adalah penjaga altar dan penjaga sabda. Ia harus menyala, tidak mati rasa, dan terus berjaga dengan hati yang berdoa. Jangan lambat dalam mencintai,” ujar Bapa Uskup, mengutip Evangelii Gaudium Paus Fransiskus.

Harapan dari Para Gembala dan Umat

Dalam bagian akhir misa, RP. Josafat Ivo Sinaga, OFMCap, mewakili Provinsial Kapusin Medan, menyampaikan ucapan syukur dan harapan. Ia berharap ketujuh diakon Kapusin dapat menjadi pelayan tangguh dalam doa, pengajaran, dan karya pastoral di tempat tugas masing-masing.

Selanjutnya, Fr. Reza Vanianta Ginting mewakili para diakon menyampaikan komitmen mereka untuk terus setia dan tekun dalam menjalankan panggilan sebagai hamba Kristus.

“Tahbisan ini bukan akhir, melainkan awal dari perjuangan panggilan. Kami mohon dukungan doa umat agar dapat menjadi diakon yang sungguh setia dan rendah hati,” tuturnya.

Ramah Tamah dalam Nuansa Syukur

Setelah misa, acara dilanjutkan dengan ramah tamah dan makan bersama di halaman Gereja St. Yakobus Rasul. Dalam suasana persaudaraan yang hangat, Pastor Paroki St. Padre Pio, RP. Hilarius Kemit, OFMCap, bersama pengurus DPPH memberikan penghormatan secara simbolik kepada Bapa Uskup dan ketiga belas diakon dengan pengulosan.

Ratusan umat dari berbagai latar belakang turut merayakan momen istimewa ini—membagikan sukacita atas bertambahnya pelayan Tuhan di tengah Gereja.

Diakonat, Jalan Kerendahan dan Cinta yang Aktif

Diakonat bukan sekadar tahap menuju imamat, tetapi sekolah kasih yang nyata, di mana liturgi, sabda, dan pelayanan kepada sesama berpadu dalam satu napas hidup. Dalam dunia yang sering bising dan hiruk-pikuk, kehadiran seorang diakon adalah suara lembut kasih Allah yang menjangkau mereka yang paling dilupakan.

Semoga ketiga belas diakon ini terus melangkah dalam terang Roh Kudus, menjadi pelayan yang setia, rendah hati, dan siap sedia kapan pun Tuhan memanggil. (*)

Kontributor Katolikana, tinggal di Paroki St. Maria Ratu Rosari Tanjung Selamat Medan, Keuskupan Agung Medan.

Leave A Reply

Your email address will not be published.