Surakarta, Katolikana.com – Usia senja, lanjut usia, adiyuswa merupakan sebutan yang disematkan bagi seseorang yang telah berusia 60 tahun ke atas.
Klasifikasi lansia dapat dibagi menjadi beberapa kategori usia, seperti: lansia muda (60-69 tahun), lansia lanjut (70-79 tahun), dan lansia lanjut usia akhir (80 tahun ke atas).
Lansia adalah kelompok manusia yang rentan karena berbagai faktor, tetapi kesehatan bisa dipertahankan.

Usia tidak menghalangi mengungkapkan suka cita, rasa syukur, kebahagiaan karena karunia sehat dan bermartabat.
Tim Pelayanan Pendampingan Iman Usia Lanjut (PIUL) dan Tim Pelayanan Kesehatan Bidang Pelayanan dan Kemasyarakatan (Yanmas) Paroki Santo Paulus Kleco bersama dengan RS Brayat Minulya Surakarta mengadakan Temu Lansia pada Minggu (26/10/2025).
Temu lansia dengan tema: “Menua dengan Bermartabat: Pentingnya memperkuat perawatan dan dukungan pada Lansia” ini menghadirkan narasumber dr. Albertus Septian Rahardi dari RS Brayat Minulya Surakarta.
Selain itu dari RS Brayat Minulya juga hadir dr. Elisabeth Susilowati, MM Kepala Bidang Humas dan Marketing dan Tim Kesehatan yang memberikan pelayanan pemeriksaan kesehatan bagi adiyuswa yang mengikuti acara temu lansia.
Sedikitnya 164 lansia hadir mengikuti temu lansia yang diadakan di Ruang Berthier dan Ruang Lasalette.
Suka cita lansia
Suka cita para lansia mewarnai temu lansia di Paroki Kleco. Tampak para peserta menyanyikan berbagai lagu diantaranya ‘Mars Lansia, Nggandul Gusti dan Hari Ini Kurasa Bahagia’ dengan penuh semangat dan suka cita.
Selain itu para lansia diajak untuk melakukan senam lansia di tempat duduk.
Gerakan senam duduk dimulai dari gerakan duduk rileks, menggerakkan tangan, kaki, kepala dan pundak. Selain itu mengatur pernapasan dan melakukan peregangan otot-otot
Bagi lansia senam dengan cara duduk akan membantu dan menjaga kesehatan tubuh tanpa harus melalukan gerakan-gerakan yang sulit.
Lansia bermartabat
Menurut dr. Robertus Septian Rahardi, bermartabat merupakan sikap yang dimiliki seseorang yang setia melaksanakan tugas kewajiban, beriman dan setia menjalani “janji suci” yang dimilikinya.
Lansia bermartabat jika lansia semakin bertumbuh menjadi pribadi yang merawat tanggung jawab, memberi kebaikan pada keluarga dan orang lain.

Kondisi sehat merupakan dambaan setiap orang. Seseorang yang termasuk dalam kategori lanjut usia juga mendambakan kondisi sehat.
Usia lanjut akan mengalami suka cita jika kondisi tubuh sehat bahkan menjadi hebat jika mampu melaksanakan kegiatan harian secara mandiri, mampu bersosialisasi, dan menjadi berkat bagi keluarga, orang lain maupun umat lain.
“Sehat dan hebat di usia senja merupakan anugerah Tuhan. Bonus usia pemberian Tuhan merupakan karunia yang perlu disyukuri. Tetap eksis melaksanakan aktivitas, bersosialisasi, terus maju berkembang dan menjadi ‘Sang Pencari Jalan’ sebagai insan yang dikarunia akal budi menjadikan lansia sebagai seseorang yang bermartabat, ” kata dr. Albertus Septian Rahardi di Temu Lansia Paroki Kleco Surakarta.
Dokter Albertus Septian Rahardi selanjutnya menyampaikan pemaparan materi “Sehat dan Hebat di Usia Senja” dengan membagi dalam sub materi sehat dan hebat, tantangan dan peluang lanjut usia.
Lansia dikategorikan sehat apabila secara fisik, pikiran dan mental tidak mengalami gangguan kesehatan, mampu bersosialiasi atau “srawung”, rendah hati, ingat kemurahan Tuhan lewat karya orang lain. Lansia yang sehat juga masih bisa berkarya.
“Lansia semakin tua semakin punya banyak pengalaman. Pengalaman merupakan berkat yang luar biasa. Saat lansia mampu menjalankan tugas diri sendiri, termasuk sehat,” kata dr. Albertus Septian Rahardi.
Indikator sehat
• Badan secara fisik sehat
• Pikiran ringan
• Mampu bersosialisasi
• Rendah hati
• Masih bisa menghasilkan karya
• Bisa mandiri untuk kegiatan harian
Tantangan bagi lansia
Tantangan yang dihadapi lansia, semakin tua fisik menyusut. Jantung dan otak menyusut, pankreas menurun.

Melemahnya fungsi organ adalah tantangan utama yang dihadapi oleh lansia di usia senja.
Penurunan ini merupakan bagian alami dari proses penuaan, yang dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan, melemahnya fungsi organ meningkatnya risiko penyakit kronis yang sering dialami lansia, seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes, dan stroke.
Selain itu juga terdapat gangguan metabolik: Ginjal dan organ lain akan mengalami perubahan struktural dan fisiologis, yang dapat menyebabkan gangguan metabolik.
Perkembangan teknologi dukung kesehatan lansia
Dalam temu lansia, dr. Albertus Septian Rahardi mengungkapkan salah satu peran teknologi dalam bidang kesehatan dan medik diantaranya :
Ditemukannya teknologi yang dapat membelah gen, mematikan virus dalam tubuh sehingga mendukung kesehatan tubuh.
Teknologi komunikasi memberikan kontribusi bagi lansia untuk berkomunikasi dengan keluarga, lewat vidcall, yang bisa mendukung kesehatan lansia karena adanya sosialisasi dengan keluarga dan orang lain.
Dalam praktik kedokteran, teknologi memberikan peran yang sangat besar dalam bidang medis karena hakekatnya teknologi membantu dan berperan dalam hidup manusia.
Menurut dr. Rahardi, dulu ketika pasien mengalami gagal jantung, tulang rusuk di potong lalu katub jantung dibetulkan. Tapi sekarang, operasi bisa dilakukan lewat kateter.
“Teknologi sebagai peluang dalam bidang kedokteran semakin lama semakin menyelamatkan. Dengan adanya perkembangan teknologi, usia harapan hidup meningkat, usia rata-rata di Indononesia bapak-bapak 71 tahun sedangkan ibu-ibu 75 tahun, ” kata dr. Albertus Septian Rahardi.
Bersikap proaktif
Beberapa hal lain yang disampaikan oleh dr. Albertus Septian Rahardi pada lansia saat temu lansia yaitu mengenali bahaya kesehatan dan cara bersikap proaktif lansia.
Bahaya kesehatan yang perlu diwaspadai:
• Fisik
• Ergonomis
• Psikososial
• Kimia
• Biologis
Cara bersikap proaktif lansia:
- Menjaga dan melindungi aset berharga kesehatan
- Menciptakan lingkungan aman dan sehat
- Meningkatkan diri dengan meningkatkan kemampuan dan kapasitas diri
Ungkapan terima kasih
Ucapan terima kasih disampaikan Koordinator Timpel PIUL, Yohanes Harjanu, atas terselengaranya Temu Lansia dan pemeriksaan kesehatan.
Selanjutnya ia mengungkapkan bahwa suka cita yang dialami lansia, juga merupakan suka cita yang dirasakan Gereja karena lansia merupakan bagian perwujudan wajah Gereja.

Hal senada juga disampaikan Ketua Bidang Pewartaan dan Evangelisasi, Petrus Gian yang mengungkapkan terima kasih kepada tim pendukung dan RS Brayat Minulya serta berharap tahun depan temu lansia dapat dilaksanakan sebanyak tiga kali.
Sementara itu, Romo Bernardinus Haryasmara, MSF – Pastor Paroki Santo Paulus Kleco – yang ikut hadir dan berkenan memberi sambutan mengungkapkan bahwa Gereja mendukung lansia agar tetap sehat dan bahagia seperti yang dicetuskan dalam motto atau yel “Lansia sehat, bersyukur, bahagia”.
Lebih lanjut Romo Bernardinus Haryasmara mengatakan bahwa lansia oleh Gereja dihargai karena jasa-jasa para lansia dalam hidup keluarga dan hidup menggereja.
“Kesehatan lansia perlu dirawat agar lansia bermartabat dan mensyukuri karunia Tuhan yang memberikan hidup panjang, ” kata Romo Bernardinus Haryasmara, MSF. (*)
____

Katekis di Paroki Kleco, Surakarta