
Nunang, Katolikana.com — Suasana penuh sukacita dan haru menyelimuti Paroki Nunang saat Uskup Keuskupan Labuan Bajo, Mgr. Maksimus Regus, Pr, hadir dalam kunjungan pastoralnya pada Minggu (26/10/2025).
Kunjungan ini menjadi perjumpaan kasih yang istimewa, ditandai dengan sambutan hangat dari umat lintas agama dan momen menyentuh bersama para lansia.
Mgr. Maksimus, yang didampingi oleh Sekjen Keuskupan Rm. Frans Nala dan Ekonom Rm. Martin Willian, diterima secara resmi dalam prosesi adat Manggarai (Tuak curu).
Diterima Keluarga Muslim
Keistimewaan kunjungan ini terlihat jelas ketika Uskup Maksimus bersama rombongan diterima oleh keluarga Muslim yang berdomisili di wilayah Paroki Nunang. Penerimaan berlangsung dalam suasana keakraban yang hangat.
Keluarga Muslim ini tidak hanya menyambut, tetapi juga ikut ambil bagian dalam seluruh rangkaian acara, mulai dari prosesi penerimaan, Perayaan Ekaristi, acara ramah tamah, hingga aksi ekologis bersama umat Katolik.
Dalam sapaan pastoralnya, Uskup Maksi menegaskan nilai persaudaraan sejati.
“Kita semua adalah saudara, karena berasal dari kasih yang sama,” ujarnya. Ia mengajak seluruh umat menumbuhkan semangat dialog sebagai jalan menuju perdamaian sejati di tengah masyarakat majemuk.
Dasar Hidup Sinodal
Selama Perayaan Ekaristi, Uskup Maksi dalam pesannya menekankan bahwa kerendahan hati adalah dasar dalam membangun ziarah hidup bersama yang sinodal, solid, dan solider.
Menurutnya, nilai ini sangat relevan untuk Paroki Nunang yang diwarnai dengan kehidupan lintas iman yang kuat. “Iman yang sejati selalu melahirkan kasih dan kepedulian, bukan sekat dan perpecahan,” tambahnya.
Berkat untuk Lansia
Momen paling mengharukan dalam kunjungan ini terjadi saat Mgr. Maksimus memberikan berkat khusus bagi para orang tua dan lansia.
Dengan penuh kasih, beliau menumpangkan tangan dan memberkati satu per satu para jompo yang hadir. Banyak di antara mereka meneteskan air mata haru, merasa diperhatikan dan dikasihi oleh Gembala mereka.
Dalam kesempatan itu pula, Uskup menerima hadiah istimewa berupa lukisan wajahnya dari sebuah keluarga difabel—Bapak Fabianus Santo, Ibu Maria E. Mamu, dan kedua buah hati mereka.
Fabianus Santo berkata lirih, “Saya merasa seperti anak kecil yang disapa oleh bapak sendiri. Hati saya tenang dan bahagia.”

Panggilan Menjaga Ekosistem
Selain menguatkan iman umat, Mgr. Maksimus juga menyampaikan panggilan ekologis yang kuat. Ia mengajak semua umat untuk menjaga generasi muda, tidak hanya dengan mempersiapkan pendidikan, tetapi juga dengan menjaga alam, lingkungan, dan ekosistem.
Uskup mengingatkan bahwa kawasan Paroki Nunang, yang terdiri dari hutan luas dan deretan pegunungan, adalah salah satu sumber utama keberlanjutan ekologis bagi Labuan Bajo.
“Jangan sampai di masa depan mereka (anak-anak) kehilangan tempat untuk kehidupan yang lebih baik,” ungkap Mgr. Maksi, sambil mengajak semua pihak berani menolak segala hal yang bermaksud merusak keberlanjutan alam.
Kunjungan pastoral ini menjadi pengingat bahwa Gereja adalah rumah kasih yang terbuka bagi semua, tanpa memandang usia, suku, atau agama, sekaligus meneguhkan semangat persaudaraan di Paroki Nunang. (*)

Penulis adalah kontributor Katolikana.com di Labuan Bajo.