Merajut Kebersamaan dalam Sukacita

Kenangan mengikuti Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM)-Bina Desa Lintas Iman di bumi Pota Nanga Mbaling

0 293
Ippin Juru

Oleh Ippin Juru, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teologi Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng

Katolikana.com—Suasana kebersamaan merupakan anugerah dan kesempatan yang sering kita alami ketika kita ada bersama orang lain. Kebersamaan tentu didasari oleh sebuah ikatan, baik itu ikatan persahabatan, kekeluargaan, ataupun ikatan lain.

Saya meyakini bahwa kebersamaan yang baik akan memberi kekuatan untuk saling melengkapi, menjaga, dan menyatukan segala kekurangan yang kita miliki.

Setelah pengumuman penempatan mahasiswa peserta Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) oleh Prodi Pendidikan Teologi Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng, secara pribadi saya merenungi: apakah saya mampu mengikuti kegiatan tersebut dan mampu beradaptasi di lingkungan yang sangat berbeda?

Pota-Nanga Mbaling menjadi salah satu tempat yang penduduknya cukup banyak menganut agama Muslim.

Jujur, saya merasa kurang percaya diri dengan keputusan yang diberikan Prodi, terkait latar belakang kehidupan saya.

Saya dilahirkan secara Katolik, perjalanan hidup saya dengan keyakinan Katolik, dan juga tempat atau lingkungan bermain saya bernuansa katolik.

Artinya, saya tidak pernah ada bersama atau hidup bersama dengan sama sadara saya yang berbeda keyakinan.

Namun, berkat dari Allah dan dukungan dari semua pihak, saya mulai percaya diri untuk mampu mengikuti dan menjalani kegiatan tersebut dengan tulus hati dan penuh tanggung jawab.

Singkat cerita, semuanya mulai berjalan. Semua yang saya pikirkan, ternyata jauh berbeda dengan apa yang saya alami ketika berada bersama masayarakat di desa Nanga Mbaling.

Mahasiswa PKKM- Bindes Lintas Iman dan siswa SMPK Teratai Sambi Rampas seusai dialog dan diskusi bersama terkait dunia ekologi. Foto: Istimewa

PKKM Bina Desa Lintas Iman

Sejak Kamis, 7 September 2023, delapan mahasiswa Program Studi Pendidikan Teologi, Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng, mengikuti Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM)-Bina Desa Lintas Iman di Desa Nanga Mbaling, Kecamatan Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.

Mereka adalah Sr. Cristofora Uaga,DSY, Ippin Juru, Aldo Nomor, Nesi Dima, Alva Ndiu, Veyes Jeliman, Acin Mamur, dan Andiny Kandu.

Kehadiran saya dan teman-teman di Pota Nanga Mbaling memberikan semangat dan motivasi baru bagi kami.

Kami diterima dengan baik, diberikan pelayanan yang baik, juga senantiasa mendapatkan kasih sayang dan perhatian luar biasa dari semua masyarakat Desa Nanga Mbaling.

Perhatian dan kasih sayang yang kami terima tidak hanya datang dari kalangan umat Katolik namun juga datang dari kalangan sama saudara kami yang Muslim.

Ini merupakan galeri kehidupan yang sangat membahagiakan bagi kami.

Semua anggota masyarakat baik dari kalangan katolik maupun Muslim, selalu memberikan dukungan bagi kami dalam menlaksanakan kegiatan.

Mereka selalu ada bersama kami di saat kami membutuhkan mereka. Mereka selalu memampukan kami untuk terus menjalankan misi perutusan di bumi Pota Nanga Mbaling ini.

Mahasiswa PKKM bersama para imam dan misdinar sebelum perayaan Krisma di Paroki Hati Maha Kudus Tuhan Yesus Pota. Wujud nyata pelayanan bagi umat Allah. Foto: Istimewa

Bidang kegiatan bersama yang kami buat meliputi:

  1. Bidang pastoral/diakonia: ibadat sabda, sharing kitab suci/katekese, sekami, kunjungan doa Rosario, dan koor bersama umat Allah di stasi Pota
  2. Bidang sosial karitatif: mengunjungi orang sakit dan memberikan sumbangan berupa sembako, kerja bakti.
  3. Bidang Pendidikan: melaksanakan sosialisasi dan bimbingan belajar pendidikan agama katolik di sekolah maupun di rumah.
  4. Bidang ekologi: penanaman pohon di seputar taman masjid Nurul Iman Logo, dan penanaman bakau di sekitar pantai Nanga Mbaur.
  5. Bidang sosial: dialog lintas iman bersama remaja muslim dari beberapa masjid yang ada di wilayah Nanga Mbaling.

Selain kegiatan formal tersebut, kami juga melaksanakan beberapa kegiatan untuk mempererat suasana kekeluargaan.

Kami melaksanakan healing atau refreshing bersama beberapa anggota keluarga ke pantai ataupun ke tempat wisata di wilayah Pota.

Dalam beberapa kesempatan, kami selalu bersama. Ada bersama mereka, bukan  sebuah pilihan namun merupakan sebuah kesempatan berharga bagi saya dan teman-teman.

Ada bersama mereka, menjadi sebuah kesempatan untuk belajar bersama mencapai tujuan dan harapan hidup kami.

Meskipun ada perbedaan latar belakang hidup dan kehidupan dalam kebersamaan, kami tetap bersatu dan tetap menjaga suasana persaudaraan dan kekeluargaan sehingga senyum dan tawa senantiasa melekat dalam diri kami.

Di setiap kebersamaan yang kami rajut selalu ada sukacita. Sukacita itulah yang kemudian menguatkan kami untuk tetap setia, taat, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan misi perutusan di  tengah-tengah kehidupan masyarakat Nanga Mbaling.

Mahasiswa bersama dan siswa MTs Negeri Sambi Rampas setelah dialog lintas iman. Foto: Istimewa

Kami berada jauh dari keluarga kandung, namun ketika ada bersama mereka, saya dan teman-teman merasa bahwa merekalah orang tua dan saudara kami yang menggantikan keluarga kandung dalam membantu dan mendukung seluruh proses kegiatan yang kami jalankan.

Terima kasih untuk semua kebaikan, kasih sayang, perhatian, cinta kasih, dan pengalaman yang telah kita rajut bersama.

Mohon maaf untuk semua salah yang mungkin telah menyakiti bapa, mama, saudara sekalian. Hanya doa, ucapan terima kasih, dan salam hangat perpisahan yang dapat kami berikan.

Semoga Tuhan membalas seluruh kebaikan kita semua. Sayonara!

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.