Para Imam Vietnam Perbarui Kehidupan Pastoral di Tengah Pandemi

Uskup Joseph Tran Van Toan: Menjaga kehidupan yang seimbang akan membuat kehidupan imamat menjadi damai, suci dan penuh sukacita.

0 133

Katolikana.com—Para imam di keuskupan Vietnam bagian selatan yang prioritas utamanya adalah evangelisasi didesak untuk mencari kesunyian dan menyegarkan kehidupan pribadi dan pastoral mereka sebagai cara efektif untuk melatih diri selama pandemi.

Dilansir dari Ucannews, Uskup Joseph Tran Van Toan dari Long Xuyen mengatakan gereja lokal sangat terpengaruh oleh pandemi Covid-19 selama lebih dari satu tahun. Kegiatan keagamaan termasuk kehidupan imam dan pelayanan begitu naik turun.

Uskup Tran mengatakan para imam paroki harus menunda rencana pastoral, kursus katekese, pelayanan publik, kunjungan pastoral ke keluarga dan pertemuan dengan pengikut agama lain.

Akibatnya, para imam dapat melepaskan diri dari tekanan tugas pastoral dan memiliki lebih banyak waktu luang dan santai.

Uskup berusia 66 tahun, yang menjadikan evangelisasi sebagai prioritas utama keuskupan, mengatakan 28 imam dan 13 imam yang baru ditahbiskan akan ditarik dari paroki bulan ini karena umat Katolik setempat tidak diizinkan berkumpul untuk menyambut mereka.

Dia mengatakan sebanyak 40 imam berusia lanjut sedang dalam kondisi kesehatan yang tidak baik dan tidak bisa dikunjungi. Situasi ini makin sulit karena usia dan penyakit mereka makin berat karena pandemi.

“Para imam dipanggil mengikuti Guru Suci dan mengikuti contoh Santo Pelindung kami Yohanes Maria Vianney dengan memanfaatkan situasi pandemi untuk menyendiri.”

Ia menambahkan, Santo Yohanes Maria Vianney yang dirayakan pada 4 Agustus, menjalani kehidupan asketisme dan puasa, menaklukkan iblis, dunia dan daging, dan menjadi perwujudan Yesus.

Uskup mendorong para imam melakukan kegiatan-kegiatan khusus yang membantu mereka memasuki kesunyian dengan cara yang efektif secara rohani.

“Kita harus meluangkan waktu untuk mengatur kembali kehidupan kita selama pandemi. Dengan kerendahan hati yang penuh penyesalan dan tekad yang teguh, kita membangun kembali keseimbangan dalam kehidupan imamat kita: antara aktivitas dan kontemplasi, antara kerja dan istirahat, antara aktivitas pribadi dan hubungan sosial, dan antara latihan fisik, mental dan spiritual,” ujarnya.

Mgr. Joseph Tran Van Toan. Foto: mondieuetmontout.com

Uskup mengatakan menjaga kehidupan yang seimbang akan membuat kehidupan imamat mereka damai, suci dan penuh sukacita dan harapan dalam perjalanan imamat.

Uskup mendesak mereka untuk ‘merayakan Misa harian dan mendaraskan doa harian secara perlahan, sungguh-sungguh dan khusyuk dalam persekutuan gerejawi.

Dengan cara ini, kita mengalami perwujudan Yesus Sang Gembala yang hadir di antara saudara-saudari kita sebagai perantara antara Tuhan dan manusia.”

Uskup Tran meminta para imam untuk menumbuhkan semangat keingintahuan dengan membaca di waktu luang mereka.

Dia berjanji akan menyerahkan salinan The Power of Silence karya Kardinal Robert Sarah, yang menawarkan penjelajahan mendalam tentang keheningan di mana para pembaca mendengar suara Tuhan yang tenang, dan dengan demikian mengetahui kebenaran tentang diri mereka sendiri.

“Anda harus meluangkan waktu untuk membaca dan memupuk kecintaan membaca dengan kesadaran penuh bahwa Roh Kudus terus membentuk kita dan menuntun kita kepada semua kebenaran,” katanya.

Ketua Komisi Kerasulan Awam Konferensi Waligereja Vietnam ini mengatakan meskipun rencana pastoral ditunda, para imam perlu mendorong pelayanan kasih dengan mengembangkan inisiatif pastoral.

Mereka meluangkan waktu untuk menyelesaikan data paroki dan menyiapkan lemari arsip atas permintaan arsip keuskupan.

Meski para imam tidak bisa bertemu dengan umat di tengah pandemi, mereka harus khusyuk mendoakan mereka, terutama mereka yang terkena dampak serius Covid-19. Mereka harus melakukan inisiatif baru untuk membantu orang-orang yang membutuhkan makanan dan minuman.

“Dengan begitu, kita menjadi pelayan Tuhan yang setia dan bijaksana, membagikan roti kepada saudara-saudara yang membutuhkan,” katanya.

Uskup Tran mengatakan mencari kesunyian untuk menjalankan misi dan Injil, tak hanya selama pandemi tetapi sepanjang perjalanan imamat mereka.

Keuskupan Long Xuyen, yang didirikan pada 1960, memiliki 328 imam yang melayani 230.000 umat Katolik di provinsi An Giang dan Kien Giang dan sebagian Can Tho.**

Perempuan yang gemar membekukan kenangan dalam bentuk tulisan dan gambar. Hobi  membaca, dan juga pencinta kucing. Mahasiswa asal NTT, Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Leave A Reply

Your email address will not be published.