Maria Antonia Dalmi Darun, Lansia-Relawan Covid-19: Saya Punya Niat Baik. Saya Memohon Perlindungan Tuhan. Itu yang Membuat Saya Berani

Membantu sesama yang terpapar Covid-19 tak kenal batas usia.

0 130

Katolikana.com—Pandemi Covid-19 yang terus menghantui, tak menyurutkan semangat para relawan tanpa pandang usia. Orang muda maupun lansia, dengan semangat dan setia melayani.

Hal ini dibahas dalam LiveTalkshow #BerbagiHarapan yang disiarkan melalui channel Youtube Katolikana, dipandu oleh Andreas Tri Pamungkas dan Novita Ika Purnamasari, Senin, 16/08/2021.

Acara tersebut dihadiri oleh tiga narasumber relawan Covid-19. Maria Antonia Dalmi Darun, seorang lansia pensiunan perawat yang terjun di lingkungan Dasa Wisma; Antonius Haryono, relawan kubur cepat, dan Julius Caesar Tegar Nugraha, relawan muda yang bergabung di tim kubur cepat.

Usia Bukan Penghalang

Delapan tahun menjadi pensiunan perawat, mendorong Maria Antonia Dalmi Darun (65) memberikan sisa hidupnya untuk terlibat dan membantu masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.

Baginya, selama masih aktif bekerja, waktu untuk menolong orang lain terhitung sangat sedikit.

Maria Antonia Dalmi Darun

Pandemi Covid-19 yang mengharuskan semua aktivitas dibatasi, mendorongnya untuk membantu para penyintas.

Sebagai pensiunan tenaga medis, hal yang bisa dilakukan Darun ialah memeriksa tekanan darah, mencek saturasi oksigen, dan memberikan motivasi kepada pasien.

Darun menjelaskan, untuk penanganan dengan skala yang lebih luas, tim relawan bekerja sama dengan Satgas Covid-19, RT setempat, hingga Puskesmas.

“Begitu ada warga terpapar, saya berusaha mengetahui lebih dalam, apa yang dibutuhkan,” ujarnya.

Sebagai lansia yang punya penyakit bawaan atau komorbid, tak membuatnya patah semangat. Meski nyatanya, kondisi tersebut sangat rentan, mengingat dirinya sering berinteraksi langsung dengan pasien Covid-19.

“Saya punya niat baik. Saya juga memohon perlindungan Tuhan. Itu yang membuat saya berani,” tambah Darun.

Relawan Kubur Cepat

Antonius Haryono (53) berkontribusi sebagai relawan kubur cepat. Tugasnya melayani pemakaman korban meninggal akibat Covid-19.

Hal penting yang sangat mereka perhatikan adalah menjaga kondisi agar tetap fit serta  mengenakan protokol kesehatan sebelum menolong orang lain.

Darun mengatakan sebelum terlibat menjadi relawan, dirinya meminta izin, persetujuan, dan dukungan doa dari keluarga.

Antonius Haryono

Cukup berbeda dengan Haryono yang awalnya tidak mendapatkan izin dari keluarga. Namun, dengan menjelaskan berbagai macam standar proteksi yang diterapkan dalam proses pemakaman, membuatnya akhirnya diizinkan dan didukung oleh keluarga.

“Kekhawatiran pasti ada. Tapi, kita harus bisa menjaga diri,” imbuhnya.

Haryono telah mengikuti kegiatan kubur cepat sebanyak 15 kali. Jumlah pemakaman tertinggi terjadi di bulan Juli 2021.

Saat ini, dia bergabung menjadi tim kubur cepat di Kevikepan Yogyakarta Barat, setelah sebelumnya hanya membantu di lingkungan setempat.

Generasi Muda, Jangan Takut!

Julius Caesar Tegar Nugraha, seorang relawan muda yang bergabung sebagai tim kubur cepat, mengakui bahwa pihak keluarga sangat mendukung.

Sebagai satu-satunya relawan muda dalam tim kubur cepat di Gereja Santa Maria Assumpta, Gamping, hingga melebar ke lingkup Kevikepan Yogyakarta Barat, Caesar berharap makin banyak kaum muda yang terlibat.

Julius Caesar Tegar Nugraha

Mahasiswa semester lima ini mengisahkan bahwa protokol kesehatan yang begitu ketat, membuatnya tidak ragu untuk bergabung.

“Untuk generasi muda, jangan terlalu takut. Kita bisa melakukan bantuan tanpa harus kontak langsung,” paparnya.

Caesar menambahkan, rasa takut berlebih mengakibatkan kita tidak bisa menolong orang lain.

Selain menjadi relawan kubur cepat, Caesar juga membantu menyediakan oksigen, dan mengantarkan pasien ke rumah sakit. Sebelumnya dia juga terlibat aktif sebagai relawan keamanan di gereja setempat.

Di akhir acarai, ketiganya berharap agar pandemi ini segera berlalu. Tak lupa, ajakan bergerak bersama untuk peduli dan membantu sesama.**

Perempuan yang gemar membekukan kenangan dalam bentuk tulisan dan gambar. Hobi  membaca, dan juga pencinta kucing. Mahasiswa asal NTT, Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Leave A Reply

Your email address will not be published.