“Umat Katolik yang Bermisi” Jadi Fokus Pastoral Keuskupan Agung Medan 2025

Gereja dipanggil untuk menyebarkan Injil, baik melalui misi ‘ad extra’ maupun misi ‘ad intra’.

0 1,540

Medan, Katolikana.com – Tim Program Pastoral (TPP) Keuskupan Agung Medan (KAM) menggelar sosialisasi Fokus Pastoral 2025 bertajuk “Umat Katolik yang Bermisi” di Aula Paroki Santo Antonius Padua, Hayam Wuruk, Medan, pada Selasa (13/8/2024).

Acara ini dihadiri oleh sekitar 200 peserta yang terdiri dari pastor paroki, pastor vikaris, suster, dan anggota Dewan Pastoral Paroki Harian (DPPH) dari dua Vikariat Episkopal, yakni St. Petrus Rasul, Medan Katedral, dan St. Yohanes Rasul, Medan Hayam Wuruk.

Fokus Pastoral 2025: Umat Katolik yang Bermisi

Sosialisasi dimulai dengan pemaparan oleh tiga pembicara utama dari TPP KAM: RP. Michael Manurung OFMCap., RP. Joseph Lesta S. Pandia OFMConv., dan RP. Yosafat Ivo Sinaga OFMCap.

Pastor Michael Manurung menjelaskan gambaran umum Fokus Pastoral KAM dalam konteks Sinode Para Uskup 2021-2024 yang mengarah pada pembangunan Gereja yang sinodal dan berjalan bersama.

Fokus Pastoral ini berkesinambungan dari tema sebelumnya, yaitu “Umat Katolik yang Bersekutu” (2023) dan “Umat Katolik yang Berpartisipasi” (2024), menuju “Umat Katolik yang Bermisi” pada 2025.

Pastor Michael menggarisbawahi pentingnya memahami misi Gereja dalam konteks teologis dan biblis, serta menekankan bahwa misi adalah jantung Gereja. Gereja dipanggil untuk menyebarkan Injil, baik melalui misi ad extra (ke luar) yang menyasar mereka yang belum mengenal Kristus, maupun misi ad intra (ke dalam) yang memperkuat iman umat yang sudah mengenal Injil tetapi belum mengakar.

Indikator Keberhasilan Misi Gereja

Pastor Joseph Lesta S. Pandia melanjutkan dengan pembahasan tentang Indikator Keberhasilan (IK) bagi “Umat Katolik yang Bermisi.” Lima indikator utama yang diharapkan tercapai adalah:

  1. Seluruh umat Katolik memahami arti dan makna gereja misioner.
  2. Umat Katolik memiliki semangat berbela rasa dan rela berbagi demi kesejahteraan bersama.
  3. Membangun dan memelihara soliditas persekutuan gerejawi.
  4. Menghidupi dan menampakkan buah-buah perayaan liturgi.
  5. Berani menunjukkan identitas kekatolikan di tengah masyarakat majemuk.

Pastor Joseph menekankan pentingnya merancang program-program paroki yang dapat mencapai indikator-indikator ini, serta memastikan semua program dilaporkan dan dipresentasikan dalam temu Vikariat yang sudah dijadwalkan.

Penyusunan Program Paroki

Pada sesi terakhir, Pastor Yosafat Ivo Sinaga menjelaskan proses penyusunan program paroki yang harus disesuaikan dengan Fokus Pastoral KAM. Program-program ini harus mencerminkan realitas dan kebutuhan setiap paroki, serta mengacu pada lima Indikator Keberhasilan yang telah ditetapkan. Pastor Ivo juga mengingatkan peserta untuk mendalami dokumen-dokumen Gereja terbaru sebagai panduan dalam menyusun program yang relevan dan kontekstual.

Program paroki yang telah disusun akan dipresentasikan dalam temu Vikariat dan akan dievaluasi serta dikoreksi sesuai dengan Fokus Pastoral 2025. Pastor Ivo menutup sesi dengan menjelaskan cara pembuatan program paroki secara detail, termasuk tahapan kegiatan, hasil yang diharapkan, peserta, waktu dan tempat, anggaran, serta sumber dana.

Langkah Penyusunan Program

  1. Pelajari dokumen-dokumen Gereja terbaru, seperti Evangelii Gaudium, Praedicate Evangelium, Amoris Laetitia, Fratelli Tutti, Laudato Si, Antiquum Ministerium, Desiderio Desideravi, serta dokumen-dokumen terkait lainnya (Sintesis KAM, Sintesis KWI, Dokumen Tahap Kontinental, Final Document of the Asian Continental Assembly on Synodality, Risalah Temu Pastoral Para Uskup dan Pimpinan Tarekat Religius Regio Sumatera, Survei Militansi Iman OMK Indonesia).
  2. Kumpulkan dan analisis realitas paroki Anda, cermati nasehat atau anjuran dari dokumen-dokumen Gereja yang sesuai dengan kondisi paroki.
  3. Renungkan realitas pastoral paroki Anda dan dokumen Gereja dalam doa, untuk mendengarkan kehendak Allah mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan.
  4. Susun program paroki yang sesuai untuk menjawab realitas paroki Anda, dengan mengacu pada Indikator Keberhasilan Fokus Pastoral 2025.

Panggilan Sebagai Misionaris

Sosialisasi Fokus Pastoral 2025 ini menjadi momentum penting bagi Keuskupan Agung Medan untuk memperkuat komitmen misioner Gereja dan memastikan setiap umat Katolik di wilayah ini terlibat aktif dalam mewujudkan visi besar Gereja yang bermisi.

Dengan tema “Umat Katolik yang Bermisi,” Keuskupan Agung Medan berharap agar umat semakin memahami dan menghayati panggilan mereka sebagai misionaris dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam maupun di luar lingkungan Gereja. (*)

 

Kontributor Katolikana, tinggal di Paroki St. Maria Ratu Rosari Tanjung Selamat Medan, Keuskupan Agung Medan.

Leave A Reply

Your email address will not be published.