Gereja, sejak mula, hidup dari tubuh yang disakiti. Tubuh Kristus yang dipaku. Tubuh martir yang digeret ke tiang. Tubuh para biarawan yang menolak mundur saat wabah menyapu kota.
Paus Fransiskus adalah gembala yang hidup dalam kesederhanaan, keberanian, dan cinta kasih. Ia adalah ikon dari harapan akan dunia yang lebih damai—sebuah dunia yang ia perjuangkan sepanjang hayatnya: Firdaus yang dirindukan.
Dunia Katolik berduka atas wafatnya Paus Fransiskus pada Senin, 21 April 2025. Namun, warisan spiritual dan pastoralnya tetap hidup, khususnya bagi para katekis yang disebutnya sebagai “garda terdepan Gereja.”
Juru bicara Vatikan mengumumkan kabar duka pada Senin pagi, 21 Maret 2025. Paus Fransiskus menghembuskan napas terakhir di Casa Santa Marta, pukul 07.35 waktu Vatikan.
Setiap tanggal 21 April, bangsa ini mengenang perjuangan Raden Ajeng Kartini—seorang perempuan muda dari Jepara yang melawan gelapnya kungkungan budaya patriarki dengan terang cita-cita pendidikan dan kebebasan bagi perempuan.
Bayangkan sebuah negeri di mana foto-foto pejabat tak lagi mendominasi dinding-dinding kantor, digantikan oleh potret anak, istri, atau orang tua mereka.
Pada Jumat Agung, 18 April 2025, umat Katolik Paroki Santo Yohanes Pembaptis Wolosambi di Kabupaten Nagekeo, Flores, mempersembahkan sebuah tablo penyaliban Yesus yang unik dan menggugah.