Uskup Agung Ende Dukung Pembentukan Sahabat Misionaris Indonesia dan Rumah Pengharapan

Rumah ini direncanakan berada di dekat Bandara Soekarno-Hatta

0 65

Ende, Katolikana.com – Uskup Agung Ende, Mgr. Paulus Budi Kleden, SVD, mengapresiasi inisiatif pembentukan Sahabat Misionaris Indonesia (SAMINDO) sebagai wadah bagi umat Katolik Indonesia untuk mendukung para misionaris.

Selain itu, gagasan mendirikan Rumah Pengharapan, rumah transit bagi misionaris Indonesia yang kembali dari luar negeri, juga mendapat dukungan penuh dari Uskup Agung Ende.

Dukungan ini disampaikan Mgr. Budi Kleden dalam perbincangan dengan Romo Leonardus Mali, Pr, yang mengutip pernyataan Uskup Agung Ende di sela-sela perayaan Misio Canonica untuk 131 Calon Katekis dari Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa (STiPAR) Keuskupan Agung Ende, pada Rabu (26/02/2025).

Terbesar di Dunia

Saat ini, ribuan misionaris Indonesia melayani di lebih dari 70 negara di lima benua. Sebagian besar dari mereka berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT), menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pengirim misionaris terbesar di dunia. Bahkan, pada tahun 2022, Paus Fransiskus secara khusus mengakui peran besar misionaris Indonesia dalam pewartaan Injil di berbagai belahan dunia.

Sebagai bentuk dukungan terhadap para misionaris, Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) sebelumnya telah mengusulkan gagasan mendirikan Sahabat Misionaris Indonesia (SAMINDO).

Gagasan ini datang dari beberapa pihak, termasuk Romo Leonardus Mali, Pr, lulusan Universitas Kepausan Urbaniana, Roma, yang kini tinggal di Kupang, serta Romo Paulus Halek Bere, SSCC, lulusan Pontifical Biblical Institute (Biblicum), Roma, yang kini berkarya di Medan. Selain itu, dukungan juga datang dari para relawan PWKI, yang dikoordinir oleh AM Putut Prabantoro, pendiri sekaligus penasihat PWKI.

Dari Grup WhatsApp

Menurut Romo Leo Mali, inisiatif ini bermula dari pembentukan grup WhatsApp Sahabat Misionaris Indonesia pada 3 Juni 2021, saat pandemi Covid-19 melanda dunia. Grup ini digunakan sebagai sarana komunikasi dan koordinasi untuk membantu misionaris Indonesia yang kembali ke tanah air atau yang hendak kembali ke negara misi mereka.

“Selama pandemi, kita telah saling membantu agar para misionaris yang kembali ke Indonesia tidak mengalami kesulitan, terutama dalam mengakses fasilitas karantina di Wisma Atlet sesuai prosedur Covid-19. Kebersamaan melalui grup WA ini terus berlanjut hingga sekarang untuk saling menguatkan,” jelas Romo Leo Mali.

Sebagai kelanjutan dari upaya ini, PWKI di Jakarta, yang dikoordinir oleh Putut Prabantoro, telah mengambil inisiatif untuk menyambut para misionaris yang kembali dari luar negeri. Langkah ini mendapat apresiasi dari Mgr. Budi Kleden, yang selama masa tugasnya sebagai Jenderal Kongregasi SVD di Roma selalu mengikuti perkembangan inisiatif ini.

“Beliau sangat berterima kasih atas inisiatif baik ini, yang membuat para misionaris yang kembali ke Indonesia merasa disambut dan diterima di tanah air setelah bertahun-tahun melayani di negeri orang, bahkan sering kali di situasi pelayanan yang keras dan sulit,” kata Romo Leo Mali.

Uskup Agung Ende, Mgr Paulus Budi Kleden SVD (kiri) berbincang dengan Rm. Leo Mali Pr (kanan) terkait dengan usulan dibentuknya Sahabat Misionaris Indonesia (SAMINDO), di Ende, Rabu (26/2/2025).

Rumah Pengharapan

Lebih jauh, Romo Leo Mali menjelaskan kepada Mgr. Budi Kleden bahwa saat ini dirinya bersama beberapa imam dan awam dari PWKI tengah menggodok gagasan untuk mendirikan Rumah Pengharapan, rumah transit bagi misionaris Indonesia yang tidak memiliki komunitas atau keluarga di tanah air.

Rumah ini direncanakan berada di dekat Bandara Soekarno-Hatta, sehingga para misionaris yang baru tiba dapat memiliki tempat singgah sebelum kembali ke keuskupan atau tarekat masing-masing.

“Sebagaimana usulan kawan-kawan di Jakarta, saya juga harus berdiskusi dengan para Uskup Nusa Tenggara (NUSRA) terkait niat ini, mengingat sebagian besar misionaris berasal dari wilayah Gerejawi NUSRA (Jawa Timur, Bali, dan NTT),” ujar Romo Leo.

Mgr. Budi Kleden menyambut baik gagasan ini dan berharap agar inisiatif ini dapat difinalisasi dalam waktu dekat. Beliau juga mengusulkan agar setelah diskusi dengan para Uskup di NUSRA, inisiatif ini dapat dibahas bersama dalam forum yang lebih luas.

Rumah bagi yang Pulang

Menurut Romo Leo, inisiatif ini bukan hanya bentuk kepedulian terhadap para misionaris, tetapi juga wujud solidaritas Gereja Indonesia untuk mereka yang telah mengabdikan hidupnya di tanah misi.

“Semoga Tuhan menghendaki Tahun Yubileum 2025 ini sebagai momentum penuh rahmat dan kabar gembira bagi para misionaris Indonesia di seluruh dunia,” tutup Romo Leo Mali.

Dengan adanya Sahabat Misionaris Indonesia dan Rumah Pengharapan, diharapkan para misionaris yang kembali ke tanah air tidak merasa sendiri, tetapi tetap merasakan dukungan dan kasih dari umat Katolik Indonesia. Semoga inisiatif ini segera terwujud dan menjadi berkat bagi banyak orang. (*)

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.