Menjadi Pekerja yang Jujur dan Adil seperti Santo Yoseph

Refleksi Iman dalam Sarasehan Hari Buruh di Paroki St. Yoseph Palembang

0 29

Palembang, Katolikana.com—Dalam rangka memperingati Hari Buruh Internasional sekaligus Hari Raya Santo Yosef Pekerja, Bidang Kerawam Paroki Santo Yoseph Palembang menggelar Sarasehan Reflektif dan Misa Kudus, Kamis (1/5/2025), yang diikuti oleh lebih dari 130 peserta.

Kegiatan ini mengangkat tema “Menjadi Pekerja yang Jujur dan Adil seperti Santo Yosef”.

Bertempat di Aula Paroki St. Yoseph di Jalan Jendral Sudirman 128 Palembang, acara ini menghadirkan pembicara anggota DPRD kota Palembang Andreas Okdi Priantoro, Divisi Pastoral Buruh KKP KAPal Yustinus Joni dan Romo Moderator Kerawam St. Yoseph RD Dionesius Anton Liberto  dengan  moderator Rektor Universitas Katolik Musi Charitas Palembang Maria Yosaphat Dedi Haryanto.

Acara ini menjadi wadah refleksi spiritual dan sosial bagi umat Katolik, khususnya dalam menghadapi tantangan dunia kerja saat ini.

Spiritualitas Kerja dalam Ajaran Sosial Gereja

Dalam paparan pembukanya, RD Dionesius Anton Liberto, selaku Romo Moderator Kerawam, menekankan pentingnya pemahaman iman terhadap dunia kerja. Ia mengulas sejarah dan nilai-nilai dalam dokumen sosial Gereja seperti:

  • Rerum Novarum (1891) – Paus Leo XIII menekankan hak-hak buruh dan upah yang adil sebagai tanggapan atas eksploitasi dalam Revolusi Industri.
  • Quadragesimo Anno (1931) – Paus Pius XI mengkritik kapitalisme liar dan menawarkan prinsip subsidiaritas serta keadilan sosial.
  • Mater et Magistra (1961) – Paus Yohanes XXIII menyoroti solidaritas internasional dan tanggung jawab sosial pasca-Perang Dunia II.
  • Laborem Exercens (1981) – Paus Yohanes Paulus II menyatakan bahwa kerja adalah partisipasi dalam penciptaan ilahi, dan martabat manusia harus dijunjung tinggi.
  • Centesimus Annus (1991) – Memperingati 100 tahun Rerum Novarum, dokumen ini menegaskan kerja sebagai jalan mewujudkan kebaikan bersama.

Menurut RD Anton, ajaran-ajaran tersebut sangat selaras dengan sosok Santo Yosef Pekerja—seorang teladan dalam kesetiaan, kesederhanaan, dan keadilan sebagai pelindung para pekerja.

Nilai-Nilai Kerja Kristiani dan Relevansinya Hari Ini

Yustinus Joni dari Divisi Pastoral Buruh KKP Keuskupan Agung Palembang, mengajak peserta memahami kerja sebagai:

  • Partisipasi dalam karya penciptaan Allah
  • Jalan panggilan dan pelayanan
  • Sarana menuju kekudusan
  • Wujud solidaritas sosial

“Dalam pribadi Santo Yosef, pekerjaan tangan mendapatkan makna ilahi. Kesetiaan dan kesederhanaannya sebagai tukang kayu menjadi cermin martabat manusia dalam kerja,” ujar Joni.

Belajar dari St. Yoseph

Integrasi Nilai Gereja dan Industri Pancasila

Andreas Okdi Priantoro, pengurus Kerawam Paroki St Yoseph Palembang dan anggota DPRD Kota Palembang, mengangkat keterkaitan antara nilai-nilai Gereja dan konsep industrialiasi Pancasila.

Ia menyebut konsep gotong royong, musyawarah, dan keadilan sosial sebagai jembatan antara ajaran sosial Gereja dan arah kebijakan nasional, termasuk dalam regulasi ketenagakerjaan seperti omnibus law.

“Semangat pekerja yang meneladani Santo Yosef akan melahirkan kolaborasi antara buruh dan pengusaha yang bersandar pada martabat, tanggung jawab, dan kasih,” katanya.

Ia juga mengundang masukan masyarakat untuk mendukung terbentuknya Peraturan Daerah (Perda) Ketenagakerjaan di Palembang.

Sarasehan ini ditutup dengan diskusi interaktif dan tanya jawab yang hangat. Suasana reflektif mengantar para peserta pada pemahaman bahwa pekerjaan bukan sekadar aktivitas ekonomi, tetapi juga panggilan spiritual.

Dengan meneladani Santo Yosef sebagai pekerja yang jujur, adil, dan penuh kasih, Gereja mengajak umat untuk memuliakan Allah lewat profesi dan pekerjaan sehari-hari. (*)

Pensiunan pendidik di SD Xaverius 2 Palembang, mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi di universitas Bina Darma Palembang, dan Sekretaris ISKA Palembang

Leave A Reply

Your email address will not be published.