50 Tahun Paroki Padang Bulan: Budaya Menyatu dalam Iman

PIK Paroki St. Fransiskus Assisi Padang Bulan Medan Gelar Lomba Tari Kreasi Etnik

0 124

Medan, Katolikana.com – Dalam rangka menyemarakkan Pesta 50 Tahun Paroki St. Fransiskus Assisi Padang Bulan Medan, panitia pelaksana menggelar Lomba Tari Kreasi Etnik Sumatera Utara yang diikuti oleh ibu-ibu dari Persekutuan Ibu Katolik (PIK) se-paroki.

Acara digelar pada Minggu (25/5/2025) di Aula Paroki dan berlangsung meriah, hangat, serta penuh semangat kebersamaan.

Lomba ini menghadirkan tari-tarian kreasi yang menggabungkan unsur budaya dari lima etnis Sumatera Utara: Karo, Pakpak Dairi, Mandailing, Simalungun, dan Toba.

Kreativitas, kostum warna-warni, dan irama tradisional-modern berpadu dalam satu panggung ekspresi dan persaudaraan.

Lomba ini tidak sekadar ajang kompetisi seni, melainkan juga perwujudan inkulturasi iman melalui seni budaya.

“Kami ingin menunjukkan bahwa iman Katolik dapat hidup dan berkembang dalam konteks budaya lokal. Lomba ini bagian dari penghayatan bahwa budaya adalah sarana mewartakan sukacita Injil,” ujar Ariyanto Tinambunan, Sekretaris Panitia 50 Tahun Paroki Padang Bulan.

Dari 28 wilayah yang ada, 15 tim tampil dalam lomba yang dinilai oleh dewan juri profesional: Anton Sitepu, Claudia Ginting, dan Via Barus.

Para juri menilai berdasarkan keselarasan gerak, interpretasi tema, ekspresi, serta penggunaan kostum dan musik.

Hadirkan Semangat Sinodal

Pastor Paroki, RP. Lucio Adrianus Engkar, OFMConv, secara resmi membuka acara ini. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi kepada panitia, umat, dan seluruh kelompok kategorial yang telah mendukung kegiatan 50 tahun paroki.

“Melalui lomba ini, kita berharap Ibu-ibu Katolik semakin saling mengenal dan menyadari potensi luar biasa yang mereka miliki. Semua peserta sudah menang karena telah berani tampil dan memberi diri,” tegas Pastor Lucio.

Ketua DPPH Paroki Padang Bulan, Gunana Barus menambahkan bahwa kegiatan ini turut membangkitkan semangat pelayanan.

“Melalui tari, nilai-nilai tradisional bisa ditanamkan dan diwariskan, sekaligus menjadi sarana penguatan persaudaraan di tengah umat,” ujarnya.

Pemenang dan Harapan

Tiga juara utama diumumkan, yaitu:

  1. Juara I: St. Petrus Kanisius (Stasi Simpang Kwala)
  2. Juara II: St. Agnes (Stasi St. Theresia Perumnas Simalingkar)
  3. Juara III: St. Nikodemus (Stasi St. Laurentius Simpang Selayang)

Tiga juara harapan:

  • Harapan I: St. Antonius Padua (Stasi St. Paulus Pasar Baru)
  • Harapan II: St. Maria Goretti (Gereja Paroki)
  • Harapan III: St. Bernadeth (Stasi St. Theresia Perumnas Simalingkar)

Budaya yang Menghidupkan Iman

Manfaat dari lomba ini melampaui panggung tari. Ia menjadi sarana menjaga eksistensi budaya lokal, menumbuhkan rasa cinta terhadap tradisi, dan memberi ruang bagi ibu-ibu untuk berekspresi secara kreatif dalam suasana gerejawi yang hangat dan menyatukan.

“Ajang ini bukan hanya lomba, tapi ruang untuk menari dalam kasih, bernyanyi dalam damai, dan berjalan bersama dalam semangat sinodalitas yang nyata,” ujar salah satu peserta yang terharu saat menerima hadiah.

Panitia menegaskan bahwa kegiatan ini akan terus dilanjutkan dalam bentuk kegiatan seni lainnya hingga bulan September 2025, termasuk Koor Gabungan dan Tari Doncutus yang direncanakan berlangsung pada Juli mendatang.

Dengan penuh semangat, langkah kasih ini terus menari menyatukan umat, membentuk irama damai yang menghidupi perjalanan Gereja lokal Paroki Padang Bulan di usia emasnya. (*)

Kontributor Katolikana, tinggal di Paroki St. Maria Ratu Rosari Tanjung Selamat Medan, Keuskupan Agung Medan.

Leave A Reply

Your email address will not be published.