Magelang, Katolikana.com—Sebuah momen sederhana namun bermakna terjadi di halaman SLB-B/C YPPALB Kota Magelang, Sabtu (24/05/2025).
Puluhan siswa dengan keterbatasan pendengaran dan intelektual tampak antusias belajar dan menanam bersama para mahasiswa dari Unit Kegiatan Mahasiswa Kristiani (UKMK) Universitas Tidar.
Mereka bukan sekadar menanam tanaman, melainkan sedang menabur nilai: kasih, kepedulian, dan harapan.
Dengan mengusung tema “Kita Satu, Karena Kasih” yang berlandaskan Injil Yohanes 13:34 — “Aku memberikan perintah baru kepadamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi” — kegiatan ini merupakan bagian dari program “Benih Kasih”.
Melalui kegiatan ini, UKMK ingin memperluas makna kasih, tidak hanya sebagai perasaan, melainkan sebagai tindakan nyata yang dapat dirasakan, dilihat, dan ditanam bersama.

Menanam Persaudaraan
Sebanyak 75 bibit tanaman obat keluarga (TOGA) seperti cabe, jahe, kunyit, asam, dan kencur disiapkan dan ditanam bersama-sama.
Para siswa dengan bimbingan hangat dari guru dan mahasiswa diajak memahami manfaat tanaman, belajar cara menanamnya, dan merasakan langsung proses tumbuhnya kehidupan.
Kegiatan ini menjadi ruang belajar terbuka yang menggabungkan edukasi lingkungan, pendampingan karakter, serta penguatan nilai spiritual dalam bingkai kasih yang inklusif.
Maria Amithea, ketua pelaksana kegiatan, menyampaikan rasa syukurnya karena kegiatan ini bisa tetap terlaksana meskipun diadakan pada akhir pekan.
“Kami sangat bersyukur sekolah membuka pintunya untuk kami. Ini bukan hanya tentang menanam TOGA, tapi juga menanam persaudaraan dan kepedulian lintas batas,” ujarnya.
Ketua UKMK Universitas Tidar Hiskia Marceliko menyampaikan kegiatan ini merupakan bentuk konkret dari nilai-nilai Kristiani yang mengajarkan untuk hadir dan melayani sesama.
“Benih kasih tidak hanya tumbuh di tanah, tapi juga di hati. Kami ingin memperkenalkan bahwa iman harus diwujudkan dalam aksi yang nyata—dalam kebersamaan, dalam senyum anak-anak SLB, dan dalam pelestarian alam,” katanya.
Kehadiran Pendeta Gledis dalam kegiatan ini juga menambah kekuatan spiritual dalam suasana kebersamaan.
Ia menegaskan bahwa kasih Tuhan dapat menjelma dalam segala bentuk, termasuk dalam interaksi sederhana dan menyentuh seperti kegiatan menanam bersama.

Tindakan Profetik
Dari pihak sekolah, apresiasi datang dari Kepala Bagian SLB-C YPPALB Kota Magelang, Sigit Purnama.
Ia mengaku terharu melihat semangat siswa dan kehangatan relasi yang terbangun dalam kegiatan ini.
“Anak-anak belajar, bukan hanya tentang tanaman, tapi juga tentang bagaimana dunia luar peduli pada mereka. Ini menumbuhkan semangat dan rasa percaya diri yang luar biasa,” tuturnya.
Ia juga berharap agar kegiatan semacam ini tidak berhenti sebagai event sesaat, tetapi dapat menjadi budaya kasih dan edukasi lintas institusi yang berkelanjutan.
Melalui “Benih Kasih”, UKMK Universitas Tidar menunjukkan bahwa menanam bisa menjadi tindakan profetik.
Di tengah dunia yang kerap individualistik dan kompetitif, kegiatan ini menjadi penegas bahwa pendidikan bukan hanya urusan akal, tapi juga hati.
Di balik tanah yang tergali, di balik bibit yang ditanam, tumbuh harapan akan dunia yang lebih inklusif dan peduli—di mana kasih bukan sekadar kata, tetapi tindakan yang menyentuh hidup sesama. (*)
Kontributor: Angel Claudya Saragih dan Tiurmaida Sibarani, mahasiswa Universitas Tidar, Magelang.

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.