Paus Leo XIV Bertemu Para Imam Keuskupan Roma

Paus Leo XIV ungkapkan: "Para imam berharga di mata Tuhan"

0 193

Vatikan, Katolikana.com – Paus Leo XIV bertemu para imam Keuskupan Roma di Vatikan. Paus Leo XIV memuji para imam atas iman dan pelayanan mereka dan mengajak mereka untuk mencintai Gereja dan menjadi teladan.

Dilansir dari VaticanNews Paus Leo XIV menegaskan, bahwa para imam berharga di mata Tuhan dan menjadi bagian perwujudan rencana Tuhan.

Paus menyampaikan terima kasih atas hidup karya dan pelayanan yang diberikan para imam dalam pelayanan Gereja, atas kerja keras dan kemurahan hati dalam menjalankan pelayanan, atas semua yang dialani dalam keheningan, dan yang terkadang disertai dengan penderitaan atau kesalahpahaman.

Hal itu disampaikan Paus Leo XIV saat menerima para imam Keuskupan Roma di Vatikan, Kamis pagi (12/6/2025), bersama para diakon dan seminaris Keuskupan.

Sebelum menyampaikan sambutan kepada hadirin, Paus Leo XIV berkata, “Saya ingin meminta tepuk tangan meriah dari semua yang hadir di sini para imam, para diakon di Roma.”

Berharga di Mata Tuhan

Bapa Suci menekankan bahwa ia menyapa mereka semua dengan kasih sayang dan persahabatan, dan mengatakan bahwa ia ingin mengadakan pertemuan ini untuk mengenal mereka lebih dekat dan memulai berjalan bersama.

Paus lebih lanjut mengungkapkan meskipun para imam melaksanakan tugas yang berbeda-beda, namun Paus menekankan bahwa para imam semua berharga di mata Tuhan dalam perwujudan rencana-Nya.

Paus Leo XIV bertemu dengan para imam Keuskupan Roma (Foto Vatican Media)

Perlindungan Hidup Rohani

Bapa Suci mengingatkan bahwa Keuskupan Roma memiliki kekhususan. Banyak imam datang dari berbagai belahan dunia dan bersifat universal. Maka Paus menyampaikan tiga hal. Pertama Bapa Suci merasa dekat dengan para imam, memiliki kesatuan dan persekutuan.

Paus Leo XIV mengungkapkan: “Tuhan tahu betul para imam hanya bersatu dengan-Nya, bersekutu dalam persekutuan para imam dapat menghasilkan buah dan memberi dunia kesaksian yang dapat dipercaya.”

“Para imam, lanjut Paus, dipanggil untuk menjadi orang yang bersekutu namun perlu disadari bahwa persekutuan ini, saat ini terkadang terhalang oleh iklim budaya yang menyebabkan adanya isolasi atas referensi diri.”

Tidak seorang pun dari kita, kata Bapa Suci , terbebas dari jerat yang mengancam kekokohan hidup rohani.

Mengingat hal ini, Bapa Suci meyakinkan, “Saya ingin membantu anda, untuk berjalan bersama anda, sehingga setiap orang dapat memperoleh kembali ketenangan dalam pelayanan.”

“Sehubungan dengan itu, saya meminta Anda untuk memperbarui upaya persaudaraan imamat, yang berakar pada kehidupan rohani yang kokoh, dalam perjumpaan dengan Tuhan dan dalam mendengarkan Sabda-Nya.”

“Komuni, kata Paus Leo XIV, harus diterjemahkan ke dalam komitmen, komitmen untuk Keuskupan ini. Berjalan bersama merupakan jaminan kesetiaan kepada Injil.”

Paus Leo XIV bertemu dengan para imam Keuskupan Roma (Foto Vatican Media)

Teladan dan Dapat Dipercaya

Kemudian Paus melanjutkan pada poin kedua, yaitu ‘menjadi teladan.’ Paus mengenang bahwa ketika beliau menahbiskan para imam pada tanggal 31 Mei 2025 lalu, beliau telah menggarisbawahi betapa pentingnya memiliki kehidupan yang transparan, berdasarkan perkataan Santo Paulus yang berkata kepada para penatua di Efesus: “Kalian tahu bagaimana aku hidup”

Karena itu, Paus Leo mengajak, “Saya meminta anda dengan hati seorang bapa dan seorang gembala, marilah kita semua berkomitmen untuk menjadi imam yang dapat dipercaya dan menjadi teladan!”

Bapa Suci berkata “kita menyadari keterbatasan kodrat kita” dan “Tuhan mengenal kita secara mendalam”; “tetapi kita telah menerima rahmat yang luar biasa, harta yang berharga telah dipercayakan kepada kita yang kita layani, hamba-hambanya. Dan hamba dituntut untuk setia.”

Panggilan Sang Guru

“Biarkan diri anda sekali lagi ditarik oleh panggilan Sang Guru,” Paus mendorong para imam, “untuk merasakan dan menghayati kasih di saat-saat pertama, saat yang menuntun anda membuat pilihan-pilihan yang kuat dan penolakan-penolakan yang berani.”

“Jika kita bersama-sama berusaha untuk menjadi teladan dalam kehidupan dengan rendah hati,” kata Paus, “maka kita akan mampu mengungkapkan kekuatan pembaruan Injil bagi setiap pria dan wanita.”

Paus Leo XIV bertemu dengan para imam Keuskupan Roma (Foto Vatican Media)

Jangan Lari dari Tantangan

Terakhir, poin ketiga yang Paus Leo XIV tawarkan kepada para imam adalah untuk melihat tantangan zaman sekarang “dalam sudut pandang kenabian.”

“Kami prihatin dan sedih,” kata Paus, “atas semua yang terjadi setiap hari di dunia: kekerasan yang mengakibatkan kematian melukai kita, ketidaksetaraan menantang kita, persoalan kemiskinan, begitu banyak bentuk marginalisasi sosial, penderitaan yang meluas yang kini tak menyisakan siapa pun. Realitas ini tidak hanya terjadi “di tempat lain,” tetapi juga dialami kota Roma.”

Paus Leo XIV menyampaikan pada para imam, bahwa Tuhan menginginkan mereka dalam masa yang penuh tantangan bahkan pada saat tantangan lebih besar dibandingkan kemampuan seseorang menghadapi tantangan, para imam “dipanggil untuk menerima, menafsirkan secara evangelis, untuk menjalani sebagai kesempatan untuk bersaksi.”

Paus Leo XIV berkata, “janganlah kita lari darinya!”

Bapa Suci menyampaikan pada para imam, bahwa komitmen pastoral, seperti halnya studi, harus menjadi ‘sekolah’ bagi setiap orang di mana semua orang “belajar bagaimana membangun Kerajaan Allah di masa kini dalam konteks sejarah yang kompleks dan menggugah.”

Paus Leo XIV bertemu dengan para imam Keuskupan Roma (Foto Vatican Media)

Berjalan Bersama

Paus Leo XIV mengenang bahwa dalam sejarah terkini telah terdapat teladan “para imam yang kudus” yang menyatukan kehendak akan sejarah dengan pewartaan Injil.
“Marilah kita mengambil kekuatan dari teladan yang ada untuk terus menabur benih kekudusan di kota kita.”

Paus Leo XIV menegaskan kembali, “Saya meyakinkan anda tentang kedekatan saya, kasih sayang saya, dan kesediaan saya untuk berjalan bersama anda.”

Bapa Suci mengakhiri pertemuan bersama para imam dengan mendoakan doa Santo Agustinus: “Cintailah Gereja ini , beradalah di Gereja yang kudus ini, jadilah Gereja ini; cintailah Gembala yang baik, Sang Mempelai yang begitu rupawan, yang tidak menipu siapa pun, yang tidak menginginkan seorang pun binasa.”

“Berdoalah juga bagi domba-domba yang tercerai-berai; agar mereka juga dapat datang, agar mereka juga dapat mengakui Dia, agar mereka juga dapat mencintai Dia; agar ada Satu Kawanan dan Satu Gembala. Marilah kita berpaling kepada Tuhan,” pungkas Paus. (*)

Katekis di Paroki Kleco, Surakarta

Leave A Reply

Your email address will not be published.