Asahan, Katolikana.com – Di sebuah pulau kecil bernama Gapuk, yang masuk wilayah Desa Anjung Ganjang, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, berdiri sebuah gereja Katolik yang mungkin tak banyak dikenal. Namun dari tempat sunyi inilah, terpancar cahaya iman yang tak pernah padam.
Stasi Hati Kudus Pulau Gapuk, bagian dari Paroki Santo Mikael Tanjung Balai di bawah Keuskupan Agung Medan, menjadi saksi perjalanan umat Katolik yang bertahan dalam kesetiaan meski jumlah mereka terus menyusut.
Iman yang Ditabur di Tanah Perantauan
Jejak pertama umat Katolik di Pulau Gapuk dimulai sekitar tahun 1969, ketika sejumlah keluarga dari Samosir dan Tapanuli merantau ke wilayah ini untuk membuka lahan pertanian. Meski berasal dari berbagai denominasi Kristen, pada tahun 1970, mereka mulai membentuk komunitas peribadatan bersama yang sederhana.
Tahun berikutnya, sekelompok umat Katolik memutuskan untuk mengadakan ibadat mingguan sendiri. Kebaktian dilakukan bergilir di rumah-rumah umat, dipimpin oleh Sirus Silalahi yang saat itu menjabat sebagai Ketua Dewan Stasi. Inilah cikal bakal kebangkitan iman Katolik di Pulau Gapuk.
Tahun 1973, dengan jumlah umat yang telah mencapai 35 kepala keluarga, mereka sepakat untuk membangun gereja pertama. Lahan untuk pembangunan diberikan secara cuma-cuma oleh Oppung Hotlan Simanjuntak, dan umat bahu-membahu membangun gereja sederhana sebagai tanda cinta dan ketekunan iman.
Dipimpin oleh Ketua Dewan Pastoral Stasi Johannes Siallagan, gereja yang semula sederhana ini kemudian direnovasi secara bertahap hingga menjadi bangunan permanen berukuran 6×9 meter—gereja yang hingga kini masih digunakan.
Namun seiring waktu, umat merasa perlunya rumah ibadah yang lebih layak. Maka sejak tahun 2007, digalang dana secara mandiri melalui kolekte mingguan dan iuran tahunan. Hasil gotong royong selama lebih dari satu dekade itu akhirnya membuahkan hasil: pada tahun 2019, bangunan gereja baru diresmikan oleh Mgr. Kornelius Sipayung, OFMCap, Uskup Agung Medan.

Jumlah Menyusut, Iman Tetap Menyala
Namun seperti banyak komunitas kecil lainnya, tantangan tak bisa dihindari. Jumlah umat menurun drastis akibat berbagai dinamika sosial dan spiritual. Hingga 2025, jumlah kepala keluarga Katolik di Stasi ini hanya tinggal 13 KK.
Meski demikian, iman umat di Pulau Gapuk tak pernah surut. Mereka tetap merayakan liturgi setiap pekan, menjaga ritme iman dengan penuh semangat dan kesetiaan. Di tengah situasi minoritas, mereka tetap hadir sebagai garam dan terang di komunitas lokal.
“Menjadi sedikit bukanlah kelemahan, tetapi panggilan untuk menjadi saksi. Gereja bukan soal gedung atau angka, melainkan tentang komunitas yang hidup dalam iman, harapan, dan kasih,” demikian semangat yang terus dihidupi umat Stasi Pulau Gapuk.
Menghidupi Pesan Paus Fransiskus
Semangat umat Pulau Gapuk selaras dengan pesan Paus Fransiskus dalam Evangelii Gaudium:
“Komunitas evangelisasi yang penuh semangat ini memiliki inisiatif, terlibat, mendampingi, menghasilkan buah, dan bersukacita… Mereka tahu untuk mendahului, mencari orang-orang jauh dan sampai ke perbatasan kehidupan.” (EG no. 24)
Lebih jauh, Paus mengingatkan: “Saya lebih suka Gereja yang memar, terluka dan kotor karena telah keluar ke jalan-jalan, daripada Gereja yang sakit karena tertutup dan terpaku pada kenyamanan sendiri.” (EG no. 49)
Umat Stasi Hati Kudus Pulau Gapuk telah menghidupi ajakan itu. Dengan jumlah yang kecil, mereka tidak tenggelam dalam rasa minder, tetapi justru menjadi teladan keberanian, kesetiaan, dan keteguhan.
Gereja Hidup dari Hati yang Setia
Iman yang bertumbuh di Pulau Gapuk tidak dibangun di atas popularitas, jumlah, atau kemegahan. Ia bertumbuh dari keterbatasan, ketekunan, dan cinta—buah dari mereka yang mau memelihara cahaya Injil meski hanya di pelita kecil.
Umat kecil ini telah menunjukkan bahwa Gereja sejati bukan hanya bangunan megah, tetapi hati yang bersedia dibentuk oleh sabda dan kasih Tuhan. Mereka hadir sebagai saksi, penabur harapan, dan penjaga iman di wilayah yang jauh dari pusat keramaian, tetapi dekat di hati Allah. (*)
Kontributor: Josep Sianturi, Mahasiswa STP St. Bonaventura, Keuskupan Agung Medan

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.