
Surakarta, Katolikana.com – Katekis dalam Gereja Katolik memiliki peran penting sebagai pendidik iman dan pembimbing rohani umat, khususnya anak-anak dan remaja, serta para katekumen dalam memahami dan menghayati ajaran Gereja Katolik.
Selain itu katekis berperan untuk membimbing doa, ibadah dan menjadi saksi hidup Kristiani.
Kesempatan belajar bersama dalam Paguyuban Katekis sangat berarti untuk menyadari bersama tanggung jawab katekis menyampaikan ajaran Gereja Katolik, termasuk doktrin, moral, dan liturgi kepada umat, khususnya kepada mereka yang sedang mempersiapkan diri untuk menerima sakramen atau memperdalam pemahaman iman mereka.
Tim Pelayanan Katekis Bidang Pewartaan dan Evangelisasi DPPH Gereja Santo Paulus Paroki Kleco Surakarta, pada hari Minggu (27/7/2025) mengadakan Kegiatan Belajar Bersama Katekis tentang Ajaran Gereja Katolik mengenai Yesus Kristus.
Kegiatan ini bertempat di Aula Petrus Faber SMK Mikael Surakarta, diikuti 28 katekis.

Tema yang diambil “Ajaran Gereja Katolik tentang Yesus Kristus” dengan nara sumber Romo Yohanes Dwi Harsanto Pr, Vikaris Episkopal Kategorial Keuskupan Agung Semarang (KAS).
Romo Yohanes Dwi Harsanto, Pr mengawali penyampaian materi dengan mengajak peserta mengingat kembali dokumen Katekismus Gereja Katolik (KGK) 452-453
Nama “Yesus” berarti “Allah membebaskan”. Anak Perawan Maria -dinamakan “Yesus” karena Ia akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka (Mat 1:21). “Di bawah kolong langit tidak nama lain yg diberikan kepada manusia yg olehnya kita dapat diselamatkan” (Kis 4:12) “Kristus” berarti “yang diurapi”, “Mesias”. Yesus adalah Kristus “karena Allah mengurapi Yesus dengan Roh Kudus dan kuat kuasa” (Kis 10:38). Ia adalah Dia “yang akan datang” (Luk 7:19), “harapan Israel” (Kis 28:20).

Keallahan Yesus
Selanjutnya Romo Dwi Harsanto mengajak diskusi para katekis tentang Yesus Kristus. Diskusi mengalir dan sebagian peserta mengajukan pertanyaan dan memberi tanggapan tentang Keallahan Yesus, “Kemanusiaan Yesus,” gelar-gelar Yesus dan kisah Yesus yang ditulis dalam Kitab Suci.
Para katekis menyampaikan pertanyaan tentang relasi Yesus, Sang Putra dengan Allah Bapa, Roh Kudus dan Bunda Maria.
Tentang Bunda Maria, peserta menanyakan tentang hakekat Bunda Maria yang disebut sebagai Perawan Maria.
Dalam diskusi Romo Dwi Harsanto memberikan rekomendasi untuk para katekis agar mendalami Katekismus Gereja Katolik sebagai ringkasan ajaran iman Gereja selain sumber lain yang bisa dipertanggungjawabkan.
Selain itu para katekis pada kesempatan pendalaman materi tentang Yesus Kristus juga diajak menggali pandangan Yesus tentang keselamatan.
Pada akhir belajar bersama, kursus katekis, Romo Yohanes Dwi Harsanto, Pr berpesan pada para katekis untuk mengenalkan tradisi Gereja pada anak-anak dan katekumen terutama dalam memberikan penghormatan kepada Sang Maha Kudus dan mengikuti perayaan Ekaristi.

Ekaristi Warisan Luhur
Perayaan Ekaristi merupakan warisan paling luhur dari Yesus Kristus. Roti dan anggur dalam perayaan Ekaristi tidak hanya benda fisik, tetapi memiliki makna simbolis dan spiritual yang mendalam.
“Relikui abadi adalah Sakramen Ekaristi karena mengingatkan umat akan kehadiran Yesus Kristus dalam peristiwa konsekrasi. Ini sangat penting untuk menghayati “Yesus Kristus” sebagai penghayatan iman, lebih dari pengetahuan iman,” ungkap Romo Yohanes Dwi Harsanto. (*)

Katekis di Paroki Kleco, Surakarta