Hari Kakek Nenek di Paroki St. Fransiskus Padang Bulan Medan Menjalin Ikatan Antargenerasi
Berbahagialah mereka yang tidak kehilangan harapan.

0 7

Medan, Katolikana.com — Perayaan Hari Kakek Nenek dan Lansia Sedunia kembali dirayakan untuk kelima kalinya pada Minggu (27/7/2025), bertepatan dengan hari Minggu terdekat dari pesta St. Yoakim dan Anna, kakek-nenek Yesus.

Untuk pertama kalinya, Paroki St. Fransiskus Assisi Padang Bulan, Medan, turut menggelar perayaan penuh makna ini.

Ekaristi syukur pukul 10.00 WIB dipimpin oleh Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Medan (KAM), RP. Michael Manurung, OFMCap., didampingi RP. Lucio Adrianus Engkar, OFMConv., RP. Fictorium Natanael Ginting, OFMConv., dan RP. Gracianta Amor Ginting, OFMConv.

Umat dari lima stasi memadati gereja, dari anak-anak, kaum muda, orang dewasa hingga para lansia, dengan ruang aula gereja dijadikan tambahan untuk menampung umat.

Mengusung tema “Berbahagialah mereka yang tidak kehilangan harapan” (Sirakh 14:2) dan subtema “Semoga Kakek–Nenek se-Paroki St. Fransiskus Assisi, Padang Bulan–Medan mampu menjadi misioner sejati dan menjadi tanda pengharapan di tengah keluarga, Gereja, dan masyarakat”, perayaan ini menjadi momentum untuk menghargai karisma lansia serta memperkuat ikatan antar generasi.

Ramah Tamah dan Perlombaan Budaya

Usai Ekaristi, kegiatan dilanjutkan dengan ramah tamah, makan bersama, serta pemberian cenderamata berupa salib bagi kakek-nenek dan lansia sebagai simbol kekuatan doa dan umur panjang. Acara makin semarak dengan lomba tari kreasi etnis Sumatera Utara khusus lansia yang diikuti oleh 12 kelompok dari lima stasi.

Pastor Lucio Adrianus, OFMConv., Pastor Paroki Padang Bulan, menyampaikan apresiasi mendalam bagi seluruh lansia yang hadir.

“Semoga kakek-nenek dan lansia di paroki ini sungguh menjadi misionaris sejati, tanda pengharapan di tengah keluarga, Gereja, dan masyarakat,” ujarnya. Ia menambahkan, tradisi ini akan terus dihidupkan setiap tahun agar menjadi ajang kebersamaan dan sukacita lintas generasi.

Melestarikan Budaya dan Menguatkan Lansia

Vikjen KAM, RP. Michael Manurung, OFMCap., membuka perlombaan tari yang dirancang khusus bagi para lansia. Menurut panitia, kegiatan ini bertujuan untuk:

  • Melestarikan budaya lokal melalui tarian tradisional kreasi.
  • Mengapresiasi bakat seni tari para lansia.
  • Menjaga kesehatan fisik dan mental lansia.
  • Mempererat interaksi sosial antar lansia dan dengan generasi muda.
  • Memberikan semangat baru bagi lansia agar tetap aktif dan produktif.

Perlombaan ini bukan hanya hiburan, tetapi juga wadah pembelajaran bahwa usia senja tetap bisa menjadi masa yang bermakna, penuh sukacita, dan memberi inspirasi.

Melawan Kesepian, Menghidupi Harapan

Perayaan ini juga menegaskan pesan universal: Gereja tidak boleh melupakan anggotanya yang paling rentan. Lansia dipanggil bukan hanya untuk menerima perhatian, tetapi juga memberi teladan dalam doa, kesetiaan, dan kebijaksanaan.

“Kesepian memang bagian dari hidup manusia. Namun, keluarga dan paroki dipanggil untuk menciptakan budaya perjumpaan: mendengarkan, berbagi, dan memberi dukungan,” ujar Pastor Lucio menutup acara.

Dengan penuh syukur, perayaan Hari Kakek Nenek Sedunia di Paroki St. Fransiskus Assisi Padang Bulan menjadi tanda bahwa cinta lintas generasi tetap hidup, dan bahwa lansia adalah bagian berharga dari Gereja dan masyarakat. (*)

Leave A Reply

Your email address will not be published.