Paseduluran Brayat Minulya Nusantara (PBMN) Solo Raya: Nostalgia di Salatiga, Jalin Energi Keluarga Kudus
Salatiga, Katolikana.com — Komunitas Paseduluran Brayat Minulya Nusantara (PBMN) Solo Raya menggelar temu darat yang penuh kehangatan di Salatiga pada Minggu (12/10/2025).
PBMN, yang beranggotakan para mantan seminaris, postulan, frater, serta imam dan bruder MSF (Misionaris Keluarga Kudus) yang kini berstatus awam atau pindah ke tarekat/keuskupan lain, berkumpul untuk mengenang masa pembentukan iman sekaligus mempererat tali persaudaraan.
Acara yang semula direncanakan berpusat di Biara Betlehem, Salatiga (tempat formatio dasar MSF), diubah demi kenyamanan bersama.
Agenda tur yang menyenangkan ini akhirnya dimulai dengan kegiatan touring menuju kolam renang Muncul, Banyubiru, dilanjutkan bernostalgia di Biara Betlehem, dan puncaknya adalah makan bersama di rumah salah satu anggota, Mas AY. Ratmono di Jetis, Salatiga.

Nostalgia Fisik di Air Pegunungan
Temu darat ini dihadiri oleh 19 anggota PBMN dari berbagai kota seperti Semarang, Solo, Sukoharjo, Karanganyar, Boyolali, hingga Salatiga. Bersama keluarga, jumlah yang hadir mencapai lebih dari 30 orang yang larut dalam canda tawa dan senda gurau.
Kolam renang Muncul, yang dikenal dengan air pegunungan yang dingin dan segar di sisi Selatan Rawa Pening, dipilih sebagai lokasi pertama. Pemilihan kolam renang dan jalan kaki menuju lokasi ini memiliki makna nostalgia, mengingatkan pada masa postulat dan novisiat di mana calon biarawan MSF ditempa secara fisik melalui kegiatan jalan kaki dan renang.
Biara Betlehem: Lintas Generasi Mengenang Kamar Lama
Setelah bermain air di Muncul, rombongan melanjutkan agenda kedua di Biara Betlehem (dulu Wisma Betlehem atau Wibet). Tempat ini menjadi titik temu kenangan bagi dua kelompok anggota PBMN: mereka yang pernah menjalani formatio di novisiat lama di Jl. Muwardi dan novisiat baru di Jl. Cemara, Salatiga.
Bagi “produk” novisiat lama dan baru, Biara Betlehem menyimpan banyak kisah tentang bagaimana mereka mengatasi rasa rindu keluarga karena sepanjang tahun tidak diperbolehkan pulang. Mas Adi Pras, misalnya, mengenalkan putera-puterinya pada kamar yang pernah ia huni lebih dari 20 tahun yang lalu.

Silaturahmi Keluarga Kudus dan Rencana Nasional
Inti pertemuan, yang mengusung spiritualitas Keluarga Kudus dari Nazaret yang identik dengan MSF, terjalin dalam suasana kekeluargaan di rumah Mas Ratmono. Dalam suasana makan dan minum bersama, cerita-cerita lucu masa lalu kembali dibangkitkan.
Perjumpaan ini berhasil mencairkan batas lintas generasi, dari Angkatan 80-an hingga 2007, yang membaur tanpa canggung. Beda generasi tidak menghalangi obrolan santai, bahkan saling ledek dan menggoda, menunjukkan bahwa persaudaraan yang terbentuk bukan karena ikatan darah melainkan satu di dalam rengkuhan Keluarga Kudus Nazaret.
Di balik suasana santai, ada agenda serius yang dibahas, yakni pertemuan PBMN tingkat nasional pada tahun depan.
Mas Eka Jaya, Koordinator Wilayah Solo yang merupakan korwil termuda, memimpin diskusi. Hasilnya, PBMN Solo dan Semarang Raya sepakat untuk berkolaborasi menjadi tuan rumah pertemuan nasional.
Semarang dipilih selain karena mendapatkan jatah, juga karena posisinya yang strategis di Jawa Tengah, memudahkan akses transportasi bagi peserta dari Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, dan kota-kota lain. Harapannya, makin banyak sedulur yang bisa hadir dan berkumpul untuk berbahagia bersama.
Acara di Salatiga ditutup pada pukul 14.30 lebih. Konsep perjumpaan dengan dolan bareng dan touring dinilai berhasil memberikan energi baik untuk saling mendukung di dalam karya masing-masing. (*)
Kontributor: Susy Haryawan

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.