Penantian 22 Tahun Berakhir, Menara Lonceng Gereja Katolik St. Petrus Palembang Diresmikan

0 245

Palembang, Katolikana.com  –  Setelah penantian yang cukup panjang—sekitar 22 tahun sejak gereja ini berdiri—umat Paroki Santo Petrus Palembang kini resmi memiliki menara lonceng.

Peresmian dan pemberkatan menara monumental ini dilaksanakan bertepatan dengan puncak kegiatan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2025 Keuskupan Agung Palembang, pada Minggu (26/10/2025).

Acara sakral ini dipimpin oleh Vikaris Jendral Keuskupan Agung Palembang RD. Yohanes Kristianto.

Penandatanganan prasasti dan dentang lonceng perdana secara simbolis menandai berakhirnya penantian sejak Gereja Katolik Santo Petrus Palembang, yang terletak di Jalan Betawi Raya, diresmikan oleh Mgr. Aloysius Sudarso pada 23 Februari 2003.

RD Yohanes Kristianto menandatangani prasasti tanda diresmikan menara lonceng Gereja Santo Petrus Palembang

Menuntaskan Renovasi dan Harapan Uskup

Dalam tiga tahun terakhir, Paroki Santo Petrus giat bersolek. Setelah menyelesaikan renovasi besar-besaran di bagian luar (pengecatan ulang) dan interior (penggantian lantai granit, renovasi altar dan panti imam), fokus beralih pada pembangunan menara lonceng.

Pembangunan menara lonceng ini sendiri baru dapat dimulai pada 2 Agustus 2025, ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Uskup Agung Palembang, Mgr. Yohanes Harun Yuwono.

Romo Vikjen RD Yohanes Kristianto, Romo RP Wahyu Wurdiyanto, SCJ dan Panitia saat meresmikan menara lonceng gereja St Petrus Palembang

Pastor Paroki, Romo Gregorius Wahyu Wurdiyanto, SCJ, mengungkapkan bahwa pembangunan menara ini adalah wujud harapan Bapa Uskup agar menara selesai tepat waktu, saat Paroki St. Petrus menjadi tuan rumah perayaan HPS 2025.

“Kehadiran menara lonceng ini melengkapi keberadaan gedung gereja yang sudah ada, dan yang terpenting, ia adalah simbol nyata kehadiran dan eksistensi umat Katolik di tengah masyarakat sekitar,” ujar Romo Wahyu, yang mulai bertugas sejak 1 Oktober 2023.

Bukan Sekadar Hiasan, Tapi Penanda Iman

Secara tradisi Gereja Katolik, lonceng memiliki fungsi esensial:

  • Penanda Waktu Doa: Memanggil umat untuk Doa Angelus pada pukul 06.00, 12.00, dan 18.00.
  • Pengumuman Peristiwa Iman: Memberitakan kabar dukacita atau momen penting lainnya.
  • Penyemarak Liturgi: Dibunyikan saat lagu kemuliaan dinyanyikan dalam perayaan meriah.
Ibu ibu WKRI Santo Petrus Palembang berpose di depan lonceng gereja yang baru saja diresmikan

Mengutip pesan Uskup Yuwono saat peletakan batu pertama, Romo Wahyu menegaskan bahwa menara lonceng ini “bukan untuk gagah-gagahan atau kesombongan.”

Sebaliknya, menara lonceng ini harus menandakan iman yang semakin bertumbuh, berkembang, dan yang diwujudkan dengan semakin rendah hati dalam menghadirkan kasih Allah di tengah-tengah umat beriman dan masyarakat luas.

Tampak megah dan indah keberadaan menara lonceng gereja dipadu patung Santo Petrus di depan Gereja Santo Petrus Palembang yang ikonik.

Kini, Palembang memiliki satu lagi penanda spiritual di kaki langitnya, yang siap bersuara bukan hanya untuk memanggil doa, tetapi juga untuk mengingatkan semua orang akan pentingnya kerendahan hati dan pertumbuhan iman. (*)

Leave A Reply

Your email address will not be published.