Jakarta, Katolikana.com — Ratusan umat Katolik dari berbagai paroki di Jakarta baru saja menuntaskan rangkaian pembelajaran intensif dalam Sekolah Liturgi ke-IV.
Kegiatan ini resmi ditutup melalui Retret Perutusan (Retus) yang berlangsung selama dua hari di Wisma Samadi, Klender, Jakarta Timur, pada Sabtu-Minggu (22-23/11/2025).
Retret ini menjadi puncak dari proses panjang pembelajaran yang telah diselenggarakan sebanyak 17 kali pertemuan setiap hari Jumat, sejak 11 Juli 2025, bertempat di Aula Gereja Santo Thomas Rasul, Bojong Indah, Jakarta Barat.
Antusiasme Lintas Paroki
Sekolah Liturgi ini merupakan inisiatif dari Pastor Kepala Paroki Santo Thomas Rasul (Sathora) Bojong Indah, Pastor Hieronymus Sridanto Aribowo Nataantaka, Pr.
Berbeda dengan tiga angkatan sebelumnya yang dikhususkan bagi pengurus internal Paroki Sathora, Sekolah Liturgi IV kali ini membuka pintu lebih lebar. Panitia mengundang partisipasi dari paroki-paroki di luar Sathora.
Tercatat sekitar 200 peserta lintas usia—mulai dari kaum muda hingga lanjut usia—turut ambil bagian. Mereka tidak hanya berasal dari Dekenat Jakarta Barat 2, tetapi juga dari paroki di dekenat lain, seperti Paroki Katedral (Jakarta Pusat) hingga Paroki Cikarang (Jakarta Timur).

Spirit Melayani, Bukan Menghakimi
Dalam sambutannya di hari pertama Retret Perutusan, Pastor Hieronymus Sridanto atau yang akrab disapa Romo Danto, menekankan kembali motto kegiatan ini: “Melalui Liturgi, Memelihara Iman Gereja”.
Romo Danto menegaskan bahwa tujuan utama belajar liturgi adalah untuk menumbuhkan cinta kepada Tuhan serta mewujudkan pelayanan penuh kasih, baik dalam Ekaristi maupun kehidupan menggereja sehari-hari. Ia memberikan pesan krusial kepada para lulusan agar pengetahuan yang didapat tidak digunakan untuk menghakimi sesama.
“Setelah paham liturgi, hal itu tidak menjadikan peserta sebagai ‘polisi liturgi’, tetapi justru mengambil spirit dan semangat melayani,” tegas Romo Danto.
Ia mendorong para peserta untuk tidak ragu mengambil bagian dalam perutusan dan berkarya di paroki masing-masing. Romo Danto berharap Sekolah Liturgi ini membuat peserta semakin mencintai Ekaristi, mencintai Yesus, dan mencintai umat.
Liturgi yang Memerdekakan
Puncak kegiatan ditandai dengan Misa Penutupan yang dipimpin oleh Direktur Pusat Pastoral Samadi, Pastor Yustinus Ardianto, Pr, didampingi oleh Romo Danto.
Dalam homilinya, Romo Yustinus menekankan pentingnya menjadikan liturgi sebagai sarana sukacita.
“Tolong gunakan liturgi dan aturan-aturan dalam gereja untuk membuat umat semakin semangat berkumpul memuji Tuhan dengan lebih gembira,” pesan Romo Yustinus.
Pesan ini selaras dengan visi Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, yang menginginkan terwujudnya liturgi yang hidup dan memerdekakan—sebuah liturgi yang sungguh berdampak nyata pada kehidupan umat. (*)
Kontributor: Anastasia Novida
Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.