Semarang, Katolikana.com—Pemuda Katolik Komisariat Daerah Jawa Tengah menyerukan agar perayaan Natal 2025 tidak berhenti pada dimensi liturgis, tetapi menjadi momentum membaca “tanda-tanda zaman” dan memperbarui tanggung jawab iman untuk merawat kehidupan bersama, terutama di tengah krisis ekologis yang kian nyata.
Seruan itu disampaikan dalam Pesan Natal 2025 bertema “Firman yang Berinkarnasi dan Tanggung Jawab Merawat Rumah Bersama” yang merujuk pada Yohanes 1:14.
Dalam pesannya, Pemuda Katolik Jateng menegaskan bahwa inkarnasi—Firman Allah yang “menjadi manusia dan tinggal di antara kita”—adalah tanda kedekatan Allah dengan sejarah manusia dan ciptaan.
“Allah hadir tidak melalui gemuruh kuasa dengan jubah kemegahan, melainkan dalam keheningan yang mengundang permenungan dan pengharapan,” tulis mereka.
Karena itu, inkarnasi dipahami sebagai pengingat bahwa manusia dan alam ciptaan memiliki martabat yang patut dirawat bersama.
Mencari dan menyelamatkan
Pemuda Katolik Jateng juga mengaitkan pesan Natal ini dengan Tema Natal 2025 dan Arah Dasar IX Keuskupan Agung Semarang, seraya menegaskan panggilan untuk menghidupi iman yang “semakin dewasa, tangguh, dan bertanggung jawab.”
Mereka menggunakan spirit Quaerere et Salvum Facere (mencari dan menyelamatkan) sebagai ajakan agar iman tidak berhenti pada kontemplasi dan kesalehan personal, melainkan diwujudkan dalam keterlibatan sosial-kebangsaan dan ekologis.
Pada bagian yang menyoroti situasi kebangsaan, Pemuda Katolik Jateng menilai ada paradoks yang tidak dapat diabaikan: pembangunan dan pertumbuhan ekonomi terus digenjot, tetapi kerusakan lingkungan juga berulang.
Mereka menyinggung deforestasi, ekspansi perkebunan yang mengabaikan daya dukung, pertambangan yang tidak bertanggung jawab, serta meningkatnya bencana ekologis sebagai gejala bahwa relasi manusia dengan alam belum sungguh ditempatkan dalam kerangka etika dan tanggung jawab moral.
“Kita menyaksikan bumi mulai letih: hutan menipis, sungai mengeruh, tanah merekah, dan udara terasa berat. Bukan karena alam marah, melainkan karena manusia kerap lupa mendengarkan,” tulis mereka.
Soroti krisis ekologis
Dalam terang iman Katolik, Pemuda Katolik Jateng menyebut krisis ekologis bukan sekadar masalah teknis atau kebijakan, melainkan persoalan cara pandang.
Mereka menilai alam kerap diposisikan sebagai objek eksploitasi, bukan “sesama dalam keluarga ciptaan” yang bermartabat.
Dari perspektif itu, Natal dipandang sebagai koreksi moral: Allah justru memilih hadir dalam dunia yang terluka dan terbatas, sehingga inkarnasi menjadi “kritik diam” terhadap keserakahan yang mengorbankan manusia dan bumi demi keuntungan jangka pendek.
Pemuda Katolik Jateng menegaskan posisi ini sejalan dengan semangat ensiklik Laudato Si’ dan seruan apostolik Laudate Deum.
Mereka menyebut krisis lingkungan hidup sebagai “krisis relasi”—relasi manusia dengan Allah, sesama, dan alam—yang menuntut pertobatan cara hidup, bukan hanya teknologi dan regulasi.
Karena itu, mereka mendorong keberanian moral untuk menata ulang arah pembangunan agar berpihak pada keberlanjutan dan keadilan antar generasi.
Sebagai kaum muda, Pemuda Katolik Jateng menyatakan hendak menghidupi “spiritualitas inkarnasi”: iman yang membumi, reflektif, dan bertanggung jawab.
Mereka menekankan komitmen untuk hadir secara dialogis, rasional, dan solider di ruang publik, seraya menolak menjadi generasi yang “lantang berbicara namun sunyi bertindak.”
“Kami memilih untuk hadir melalui langkah-langkah nyata: menanam, bukan hanya menuntut; merawat, bukan sekadar mengkritik,” tulis mereka.
Pemuda Katolik Jateng juga menyatakan keterlibatan mereka tidak dimaksudkan untuk menghakimi, melainkan untuk mengingatkan, mengajak, dan bekerja bersama demi kebaikan bersama (bonum commune).
Menanam harapan
Menutup pesannya, Pemuda Katolik Jateng menyampaikan komitmen untuk menanam harapan melalui pendidikan kesadaran lingkungan, aksi nyata merawat alam, dialog lintas iman, serta keterlibatan aktif dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
Mereka berharap Natal 2025 menuntun Jawa Tengah untuk semakin bijaksana mengelola alam, semakin adil membangun bangsa, dan semakin rendah hati menjalani panggilan sebagai penjaga kehidupan.
“Selamat Natal 2025. Tuhan yang berkenan tinggal di tengah ciptaan menyertai perjalanan bangsa Indonesia dan seluruh rumah bersama kita,” demikian pesan mereka yang ditandatangani Ketua Pemuda Katolik Komisariat Daerah Jawa Tengah. (*)
Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.