Habemus Papam! Paus Baru di Era Digital dan Harapan Umat Katolik

Paus telah dipilih. Namun lebih dari itu, Gereja telah menyalakan kembali pelitanya di tengah zaman yang gelap dan penuh kebisingan.

0 70

Oleh Febriola Sitinjak

Katolikana.com — Saat asap putih mengepul dari cerobong Kapel Sistina pada Kamis (8/5/2025), jutaan umat Katolik di seluruh dunia menahan napas dalam doa dan harapan.

Tak lama berselang, dari balkon Basilika Santo Petrus, terdengarlah suara yang menggema: “Habemus Papam!” — “Kita memiliki Paus!”

Seruan itu diucapkan oleh Kardinal Dominique, memperkenalkan pemimpin baru umat Katolik sedunia: Kardinal Robert F. Prevost, 69 tahun, asal Amerika Serikat.

Momen ini tak hanya terekam dalam siaran langsung Vatican News, tetapi juga dalam hati jutaan umat. Lebih dari sekadar ritual, peristiwa ini adalah panggilan iman yang menyatakan bahwa Gereja terus hidup, bernafas, dan berharap.

Tradisi yang Tak Pernah Usang

Konklaf — pertemuan para kardinal untuk memilih Paus — telah berlangsung selama berabad-abad. Ia adalah salah satu tradisi paling sakral dalam Gereja Katolik.

Sejak abad ke-15, kala Paus Martinus V terpilih untuk mengakhiri masa krisis, seruan Habemus Papam telah menjadi tanda persatuan Gereja dan awal dari babak baru dalam sejarah penyelamatan.

Setiap kali seruan ini dikumandangkan, dunia seakan berhenti sejenak. Umat Katolik dari berbagai latar belakang budaya dan bangsa bersatu dalam momen yang menyatukan hati dan iman.

Paus di Era Digital

Paus Robert F. Prevost mengawali pelayanannya di tengah zaman yang sangat kompleks — penuh tantangan moral, krisis sosial, dan disrupsi digital. Dunia berubah cepat, dan Gereja tak bisa lagi hanya bersandar pada cara-cara lama.

Generasi muda kini menyerap pesan-pesan rohani lewat TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts. Mereka mencari makna hidup dalam bentuk yang ringkas, visual, dan mudah diakses. Maka, tugas Paus bukan hanya memimpin Gereja secara doktrinal, tetapi juga menjadi komunikator iman di ruang-ruang digital.

Kehadiran Paus di era ini menjadi simbol bahwa Gereja tidak tertinggal, tetapi terus melangkah bersama zaman — tanpa kehilangan akarnya dalam Injil.

Makna Mendalam dari Habemus Papam

Seruan Habemus Papam lebih dari sekadar pengumuman. Ia adalah momen emosional yang menggetarkan: dari lapangan Santo Petrus hingga ke ruang-ruang doa umat di berbagai penjuru dunia.

Ada tangis haru, sorak sukacita, dan pelukan antarumat yang tak saling kenal. Ini adalah wajah Gereja sebagai komunitas harapan.

Di balik tiga kata sederhana itu, tersembunyi makna mendalam: bahwa Gereja bukan sekadar institusi, tetapi keluarga global yang berakar pada nilai-nilai kasih, keadilan, dan kesetiaan pada Tuhan. Paus bukan hanya pemimpin, tetapi juga bapa — yang menyapa, mendengar, dan menggembalakan.

Harapan Baru bagi Gereja Global

Bersama Paus Robert F. Prevost, harapan umat menyala kembali. Terutama dari generasi muda yang merindukan Gereja yang lebih dialogis, terbuka, dan hadir nyata — baik secara offline maupun online.

Laporan National Catholic Reporter edisi Mei 2025 menunjukkan bahwa banyak umat berharap pada gaya kepemimpinan yang membumikan Injil ke dalam dinamika zaman. Seorang Paus yang mampu menjembatani tradisi dan inovasi, kebenaran dan kelembutan.

Harapan ini bukan hanya milik umat Katolik. Dalam dunia yang penuh konflik, krisis ekologi, dan kelelahan spiritual, Gereja tetap dipercaya sebagai penabur damai dan penjaga suara kenabian.

Cahaya yang Tak Pernah Padam

Paus telah dipilih. Namun lebih dari itu, Gereja telah menyalakan kembali pelitanya di tengah zaman yang gelap dan penuh kebisingan. Momen Habemus Papam bukanlah akhir dari konklaf, tetapi awal dari perjalanan bersama.

Kita hidup dalam dunia yang cepat berubah. Namun seperti asap putih yang naik perlahan ke langit, suara iman tetap menemukan jalannya. Dan selama Gereja tetap setia pada sabda Kristus, harapan itu tidak akan pernah padam. (*)

Penulis: Febriola Sitinjak, menulis untuk merawat iman dan menjalani studi di Sekolah Tinggi Pastoral Santo Bonaventura KAM

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.