
Surakarta, Katolikana.com – Tanggal 27 Juli 2021, Paus Fransiskus menetapkan Hari Kakek Nenek Sedunia. Penetapan itu dimaksudkan memberikan kesempatan untuk merenungkan bagaimana kehadiran kakek-nenek dan lansia dapat menjadi tanda harapan dalam setiap keluarga dan komunitas gereja.
Peringatan Hari Kakek Nenek sedunia juga memberikan kesempatan untuk meneguhkan kunjungan dan perjumpaan antar generasi.
Mendasarkan pada pesan Paus Fransiskus, Gereja Santo Paulus Paroki Kleco Surakarta, Minggu (27 /7/2025) adakan Misa Hari Kakek Nenek dan Lansia Sedunia ke-5 dan Sarasehan Lansia.
Perayaan Ekaristi pukul 08.00 – 09.15 dipimpin Romo Bernardinus Haryasmara MSF dan Sarasehan dengan nara sumber Suster Hedwig Wigiastuti, CB pukul 09.30 – 13.00
Pada saat Misa, Perayaan Ekaristi tidak hanya dihadiri umat lansia (adi yuswa) tetapi juga umat lain : anak-anak, kaum muda dan orang dewasa.
Umat memenuhi gedung gereja sehingga disediakan tempat tambahan di ruang aula gereja.
Perjumpaan antar generasi berlangsung ketika Misa, paduan suara yang mengiringi Misa dipersambahkan oleh paduan suara anak-anak.
Romo Bernardinus Haryasmara, MSF dalam homili mengajak kakek nenek untuk memiliki kelapangan hati dalam menjalani kehidupan di usia senja.
Kelapangan hati mendampingi putra-putrinya beserta para cucu ataupun cicit dengan sikap tidak memaksakan kehendak, dan memberikan perhatian dalam bentuk doa dan mewariskan kebaikan-kebaikan.
Sementara itu pada acara sarasehan lansia, sebanyak 181 umat adi yuswa mengikuti acara sarasehan di Ruang Berthier.
Merasakan Suka Cita
Ketua Bidang Pewartaan dan Evangelisasi Paroki Kleco Petrus Gian, mewakili DPPH menyampaikan terima kasih kepada para adi yuswa yang berkenan mengikuti Misa dan sarasehan.
“Kami merasakan suka cita atas kehadiran kakek nenek yang penuh suka cita mengikuti perayaan Hari Kakek Nenek ke-5 di Paroki Kleco. Terima kasih atas kebaikan kakek nenek yang setia mendoakan dan mendampingi keluarga, mendoakan paroki dan berpartisipasi pada kegiatan paroki yang saat ini merayakan 40 tahun berdirinya paroki,” kata Petrus Gian dalam sambutan membuka sarasehan.

Formasio Iman Berjenjang dan Berkelanjutan
Formatio Iman Berjenjang dan Berkelanjutan (FIBB), dalam konteks usia lanjut, mengacu pada upaya mendampingi iman umat Katolik yang sudah lanjut usia atau adi yuswa.
Pendampingan dilakukan untuk mengajak umat usia lanjut atau adi yuswa tetap terlibat aktif dalam kehidupan iman dan menerima dukungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Pendampingan pastoral yang berkelanjutan bagi usia lanjut, memastikan mereka tidak merasa ditinggalkan dalam perjalanan iman mereka.
“Umat lansia atau adi yuswa diajak untuk memiliki sikap “semeleh”, sikap hati yang mengendap dan meneguhkan panggilan sebagai pendoa bagi keluarga, Gereja dan masyarakat,” kata Suster Hedwig Wigiastuti, CB dalam sarasehan yang berlangsung di Paroki Kleco.
Lebih lanjut Suster Hedwig Wigiastuti menyampaikan bahwa para adi yuswa dapat menyampaikan warisan iman dan kebaikan pada generasi muda misalnya cucu dan cicit melalui anak-anaknya, dan anak-anaknya meneruskan pada cucu atau cicit dari kakek nenek.
Kedekatan kakek nenek dengan para cucu menjadi kesempatan yang baik bagi para kakek nenek memberikan nasehat-nasehat sederhana yang bisa diterima cucu-cucunya.
Bahagia dan Harapan
Suster Hedwig Wigiastuti, CB dalam sarasehan yang bertema “Bahagia dan Harapan” mengajak para adi yuswa senantiasa bahagia dan berpengharapan dalam situasi apa pun.
Adi yuswa tidak perlu mengalami kecemasan. Kecemasan perlu dilepaskan karena adi yuswa telah mengalami perjalanan iman, sehingga semakin usia lanjut iman semakin teguh.

Pada saat sarasehan Romo Bernardinus Haryasmara, MSF berkenan membagikan pengalaman hidup saat membiara, menjalani panggilan hingga usia 72 tahun. Romo Hary juga menceritakan pengalaman membahagiakan dan juga pengalaman yang kurang menyenangkan.

Usia Perkawinan 50 Tahun
Saat sarasehan, para peserta sarasehan bersuka cita dan ikut bersyukur atas kehadiran pasangan adi yuswa yang telah menjalani hidup perkawinan 50 tahun lebih. Ada 8 pasutri adi yuswa yang mensyukuri rahmat Tuhan dalam usia adi yuswa.
Semoga para adi yuswa senantiasa diberikan badan sehat, jiwa kuat dan bahagia di masa senja. (*)

Katekis di Paroki Kleco, Surakarta