Satu Abad Gereja Tua Rekas: Mgr Maksi Ajak Umat Berziarah dari Agama ke Spiritualitas

0 7

Manggarai Barat, Katolikana.com — Rangkaian perayaan satu abad (100 tahun) Gereja Paroki Santa Maria Penghibur Orang Berdukacita Rekas, Manggarai Barat, mencapai puncaknya pada perayaan Ekaristi meriah di bangunan gereja tua, Sabtu (4/10/2025).

Perayaan yang dipimpin oleh Uskup Labuan Bajo Mgr. Maksimus Regus ini sekaligus menandai pemberkatan kembali gedung gereja yang telah direnovasi, peresmian Gua Maria, dan syukur atas usia perak imamat Pastor Paroki Rekas RP. Yeremias Bero SVD.

Tak kurang dari 50 imam konselebran mendampingi Uskup. Selain umat dari delapan stasi seluruh paroki, hadir pula para donatur renovasi gereja, perwakilan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, dan utusan paroki-paroki sekitar yang merupakan pemekaran dari Paroki Rekas.

Sebelumnya, berbagai kegiatan telah digelar untuk memeriahkan momen bersejarah ini, termasuk turnamen sepak bola, pameran seni, Bakti Sosial sunatan gratis, seminar, perlombaan rohani, permainan budaya caci, penanaman pohon, penerimaan Sakramen Krisma, dan pelantikan DPP-DKP paroki.

Gereja Paroki Santa Maria Penghibur Orang Berdukacita Rekas, Manggarai Barat yang telah direnovasi.

Ziarah dari Agama ke Spiritualitas

Dalam khotbahnya, Mgr. Maksimus Regus merefleksikan tema perayaan, “Satu Abad Gereja Tua Rekas: Ziarah dari Agama ke Spiritualitas”. Ia menegaskan bahwa perayaan ini adalah kesempatan untuk merenung tentang hidup beriman dan kehadiran Gereja.

“Hari ini kita berdiri di persimpangan sejarah yakni 100 tahun Gereja Rekas. Satu abad perjalanan bukanlah sekadar angka, melainkan jejak panjang iman umat Allah yang sudah melewati banyak musim,” ujar Mgr. Maksi.

Uskup Maksi menjelaskan, tema ziarah dari agama menuju spiritualitas berarti umat dipanggil untuk tidak berhenti pada bentuk lahiriah (bangunan, ritual, kebiasaan), tetapi melangkah lebih dalam: “menjadikan iman sebagai pengalaman rohani yang mengubah hidup, membentuk karakter, dan memberi arah.”

Para imam dan umat yang hadir pada perayaan 100 tahun Paroki Rekas.

Tiga Kata Kunci

Uskup Maksi merangkum ziarah ini melalui tiga kata kunci yang ditemukan dalam Bacaan Suci hari itu: Fondasi, Fungsionalitas, dan Fidelitas.

1. Fondasi: Kristus sebagai Dasar

Mengambil inspirasi dari doa Raja Salomo (1Raj 8), Mgr. Maksi menegaskan bahwa bangunan gereja yang megah hanyalah tanda.

“Fondasi sejati bukan pada batu atau kayu, melainkan pada Allah yang hadir di tengah umat-Nya. Seperti kata Paulus: Tidak ada seorang pun dapat meletakkan dasar lain daripada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus,” tegasnya.

Tanpa Kristus, agama hanya menjadi rutinitas. Dengan Kristus, agama berubah menjadi jalan menuju spiritualitas yang hidup.

2. Fungsionalitas: Bait Allah yang Hidup

Mengacu pada 1 Kor 3:16, Uskup Maksi mengingatkan bahwa keberadaan Gereja tidak berhenti pada gedung, melainkan fungsi umat Allah sebagai bait rohani.

“Inilah tantangan setelah 100 tahun. Apakah Gereja Rekas hanya dikenal sebagai bangunan berusia seabad, atau sungguh berfungsi sebagai tanda kasih Allah yang nyata?” tanyanya.

Fungsionalitas iman harus mengalir dalam tindakan, mulai dari kejujuran, kerukunan keluarga, kepedulian pada orang kecil, hingga kesediaan anak muda untuk bermimpi secara benar.

3. Fidelitas: Kesetiaan pada Sabda

Kata kunci ketiga adalah fidelitas atau kesetiaan, yang diteguhkan oleh perumpamaan dua rumah (Mat 7:24-27). Gereja Rekas bertahan 100 tahun karena adanya umat yang setia, yang mendirikan hidup di atas sabda Tuhan.

“Kesetiaan ini harus diteruskan. Generasi sekarang dipanggil bukan sekadar mewarisi agama para leluhur, tetapi menghidupi spiritualitas yang kokoh, kreatif, dan relevan,” pungkas Mgr. Maksi, seraya menutup dengan harapan paroki Rekas terus bertumbuh dan menjadi tanda kehadiran kasih Tuhan.

Peresmian Gua Maria

Pesta Umat dan Komitmen Wisata Religi

Usai perayaan Ekaristi dan pemberkatan Gua Maria, acara dilanjutkan dengan resepsi bersama yang kental dengan semangat persaudaraan.

Ketua Panitia, Yakobus Agus, menjelaskan bahwa acara makan siang disiapkan oleh panitia dan delapan stasi paroki.

“Menu setiap tenda berbeda-beda, sesuai persiapan oleh masing-masing stasi,” katanya.

Paroki Rekas sendiri telah ditetapkan sebagai salah satu destinasi wisata religi oleh Pemkab Manggarai Barat bersama Keuskupan Ruteng sejak tahun 2019.

Sejumlah penataan fisik—termasuk renovasi gereja dan Gua Maria—telah berjalan berkat dukungan para donatur.

Vikjen Keuskupan Labuan Bajo, RD Richard Manggu, berharap kolaborasi antara Gereja, pemerintah daerah, donatur, dan Badan Pelaksana Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BPOLBF) terus berjalan.

“Kita berkomitmen untuk terus melanjutkan penataan ini. Karena itu, dukungan [semua pihak] sangat diharapkan,” ujar Romo Richard Manggu, demi mewujudkan situs Gereja Tua Rekas sebagai destinasi wisata religi yang terkelola dengan baik. (*)

Leave A Reply

Your email address will not be published.