Lembata, Katolikana.com — Suasana hening dan khidmat menyelimuti Aula SMAS Keberbakatan Olahraga (SKO) San Bernardino Lembata pada Senin (27/10/2025) ketika para siswa melantunkan puisi rohani.
Kegiatan ini merupakan bagian dari perayaan Bulan Bahasa dan Sastra sekolah dengan tema “Cinta Bahasa, Cinta Budaya”.
Fokus utama lomba kali ini adalah puisi berjudul “Surat untuk Tuhan” karya imam, filsuf, dan penulis, Pater Leo Kleden, SVD.
Dengan suara yang mengalun sendu, para siswa menyampaikan pesan iman dan harapan melalui bait-bait puisi yang menyentuh hati.
Refleksi dan Pembentukan Karakter
Lomba baca puisi ini bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan ruang refleksi dan spiritualitas, sekaligus memperkenalkan nilai-nilai rohani dan kemanusiaan kepada peserta didik.
Melalui puisi “Surat untuk Tuhan,” siswa diajak merenungkan hubungan pribadi mereka dengan Sang Pencipta di tengah dinamika hidup modern.
Kristina Gege Baon (Oa Baon), guru pendamping sekaligus guru Bahasa dan Sastra Indonesia SKO San Bernardino, mengatakan kegiatan ini adalah ruang pembentukan karakter.
“Baca puisi bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan ruang refleksi dan pembentukan karakter agar generasi muda mampu mengungkapkan imannya dengan kata dan karya yang bermakna,” ujarnya.
Senada, Albertus Muda, dalam sambutan pembuka, menegaskan bahwa lomba ini adalah wujud cinta terhadap bahasa dan budaya.
“Sekaligus ruang bagi para siswa untuk menyalurkan bakat, mengasah rasa, dan menumbuhkan kepekaan terhadap nilai-nilai kehidupan,” tambahnya.
Ia berpesan agar kontestan tampil dengan penuh semangat dan tulus mengekspresikan makna puisi.
“Menang atau kalah bukan tujuan utama, tetapi bagaimana kita belajar menghargai keindahan bahasa dan kekuatan makna di balik setiap kata dalam puisi yang dibawakan,” pungkasnya.

Puisi: Sabda Kenabian yang Lahir dari Keheningan
Pater Leo Kleden, SVD, dalam wawancara singkat, mengapresiasi langkah sekolah yang menggunakan karyanya.
Ia menjelaskan, puisi “Surat untuk Tuhan” merupakan pergumulan seorang pribadi yang mencari Tuhan dalam hidup melalui aneka cara: orang tua bijaksana, anak-anak, sepasang muda-mudi, filsuf, pendeta, penyair, dan akhirnya pertapa.
Pater Leo Kleden menegaskan bahwa setiap karya sastra, termasuk puisi bermutu, lahir dari keheningan, dan merupakan media pewartaan, atau disebutnya sabda kenabian.
“Kekayaan paling besar dari manusia adalah cinta,” ujar Pater Leo Kleden.
Ia mengingatkan bahwa di lubuk hati manusia ada kerinduan yang paling dalam yang tidak pernah bisa dipuaskan oleh apa pun dan siapa pun: kerinduan akan Tuhan.
Para Pemenang
Berdasarkan akumulasi penilaian dewan juri, para kontestan yang keluar sebagai pemenang dalam lomba baca puisi ini adalah:
- Agnes Cintia Peni (Pemenang Pertama, mewakili Kelas XII)
- Alexander Omar (Pemenang Kedua, mewakili Kelas X)
- Maria Ursula Lipat (Pemenang Ketiga, mewakili Kelas XI)
Momen perlombaan ini diharapkan menjadi kesempatan pencarian yang mendalam akan Tuhan, mencegah orang muda menjadi sibuk dengan diri sendiri, dan menyadari bahwa Tuhan adalah “lebih tua dari guru, lebih muda dari embun.” (*)
Kontributor: Albertus Muda

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.