Penutupan Bulan Rosario di Paroki Santo Yoseph Palembang: Doa yang Berbuah Kasih

0 370

Palembang, Katolikana.com   –   Umat Paroki Santo Yoseph Palembang secara khidmat menutup rangkaian Bulan Rosario (tradisi Katolik yang berlangsung di bulan Oktober) dengan Perayaan Ekaristi pada Jumat (31/10/2025).

Acara ini diawali dengan doa Rosario bersama pada pukul 17.30 WIB dan dipimpin oleh RD Dionisius Anton Liberto.

Bulan Oktober secara universal ditetapkan oleh Gereja Katolik sebagai Bulan Rosario sebagai waktu khusus untuk meningkatkan devosi kepada Bunda Maria melalui doa Rosario.

Penetapan ini berakar dari sejarah, termasuk kemenangan penting dalam Pertempuran Lepanto pada 7 Oktober 1571, yang dikaitkan dengan perantaraan Bunda Maria melalui doa Rosario.

Kasih adalah Pusatnya

Dalam homili, Romo Liberto menekankan inti dari ajaran Yesus, yaitu bahwa kasih harus selalu menjadi pusat dari setiap hukum dan doa. Beliau mengingatkan umat bahwa:

  • Pentingnya Buah Doa: Doa dan hukum Tuhan harus berbuah dalam kasih.
  • Meneladan Bunda Maria: Setelah sebulan penuh merenungkan misteri kehidupan Yesus bersama Bunda Maria (meski telah mendaraskan Salam Maria ribuan kali), yang paling penting adalah apakah doa tersebut telah membuat hati umat semakin penuh kasih, peka, sabar, rendah hati, dan murah hati, seperti Bunda Maria.
  • Aksi Nyata: Doa Rosario yang didoakan hendaknya bukan sekadar “bibir yang rajin,” tetapi harus menumbuhkan hati yang penuh kasih dan rendah hati.

“Kasih adalah pusatnya bahwa doa dan hukum Tuhan itu harus berbuah dalam kasih,” ungkap Romo Liberto.

RD Anton Liberto sedang membakar kertas kertas ujub doa-doa

Menghidupi Rosario

Penutupan Bulan Rosario dalam Perayaan Ekaristi ini bukan berarti umat berhenti berdoa Rosario.

Sebaliknya, umat diundang untuk “menghidupi Rosario” agar menjadi butir-butir kasih yang nyata dalam kehidupan sehari-hari, baik di tengah keluarga maupun masyarakat. Butir-butir Salam Maria harus bertransformasi menjadi butir-butir kasih yang konkret.

Pada kesempatan tersebut, Romo Liberto juga membakar kertas ujud doa yang telah dikumpulkan dari umat Paroki Santo Yoseph Palembang. Pembakaran ini secara simbolis menyerahkan segala intensi doa umat kepada Tuhan.

Selama satu bulan penuh Oktober, umat dari perwakilan Wilayah/Lingkungan, Kelompok Kategorial, dan Devosan aktif mengadakan doa Rosario bersama di Taman Maria Bunda Hati Kudus Yesus, yang terletak di belakang Gereja Santo Yoseph berlokasi di  Jalan Jendral Sudirman Palembang. (*)

Leave A Reply

Your email address will not be published.