Rapat Wilayah SS.CC Sumatera di Keuskupan Agung Medan, Aplikasikan Protokol Perlindungan anak dan Orang Dewasa Rentan

0 23

Medan, Katolikana.com — Provinsial Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Maria (SS.CC) Indonesia, RP. Pankrasius Olak Kraeng, SS.CC, melakukan kunjungan penting ke Keuskupan Agung Medan selama tiga hari, Senin hingga Rabu (2-4/11/2025).

Kunjungan ini berfokus pada Rapat Wilayah SS.CC Sumatera untuk mengevaluasi karya pastoral dan merumuskan strategi kolaborasi ke depan, serta merayakan Ekaristi bersama umat di Stasi Santa Faustina Labuhan Deli.

Rapat Wilayah SS.CC Sumatera di Pulo Brayan Bengkel

Rapat Wilayah SS.CC Sumatera berlangsung pada Senin (3/11/2025) di Ruang Rapat Pastoran Paroki Santo Paulus Pulo Brayan Bengkel, Medan, yang bertindak sebagai tuan rumah.

Pertemuan ini menjadi forum strategis untuk membahas isu-isu penting terkait kehidupan menggereja, karya pastoral, tantangan sosial, serta koordinasi program kerja sama antar kongregasi di wilayah Keuskupan Agung Medan (KAM).

Rapat dihadiri oleh Koordinator Wilayah SS.CC Sumatera, RP. Paulus Halek Bere, SS.CC (Pastor Polce), Pastor Paroki Santo Damian Lau Baleng RP. Paulus Budi Yunianto SS.CC, dan Pastor Paroki Santo Yosef Lawe Desky RP. Tarsisius Son, SS.CC.

Rapat dimulai pukul 08:45 WIB, diawali doa pembuka oleh RP. Adrianus David Nautani, SS.CC. Fr. Andreas Sitepu, SS.CC bertindak sebagai notulis.

Dalam sambutan pembukanya, Pater Provinsial RP. Pankrasius Olak Kraeng, SS.CC, mengajak para peserta rapat untuk lebih menitikberatkan perhatian pada kekhasan karya dan tugas Kongregasi SS.CC secara spesifik di Keuskupan Agung Medan.

Beberapa poin penting yang didiskusikan antara lain koordinasi dengan Dewan dan Koordinator Wilayah, upaya mendekatkan wilayah dan struktur kongregasi, serta penandatanganan surat pernyataan untuk mengaplikasikan protokol perlindungan anak dan orang dewasa rentan (self-guarding).

Protokol ini bertujuan menciptakan situasi yang nyaman dan aman bagi setiap individu, komunitas, dan pelayanan, serta melindungi kongregasi dari masalah sipil yang mungkin timbul. Rapat juga bertujuan mengevaluasi kehidupan spiritualitas dan persaudaraan para saudara SS.CC serta program-program di KAM.

Provinsial Kongregasi SS.CC Propinsi Indonesia, RP. Pankrasius Olak Kraeng, SS.CC (kanan) dan Korwil. SS.CC Sumatera, RP. Paulus Harek Bere, SS.CC (kiri).

Evaluasi Pastoral dan Tantangan Keterlibatan Kongregasi

Sesi pertama rapat wilayah membahas evaluasi pastoral dari masing-masing paroki yang berada di wilayah karya Keuskupan Agung Medan. Para pastor dari Paroki Santo Damian Lau Baleng, Paroki Santo Yosef Lawe Desky, dan Paroki Santo Paulus Pulo Brayan Bengkel Medan memaparkan kondisi pastoral mereka.

Dari pemaparan tersebut, tercermin bahwa kontribusi kongregasi dalam melayani umat di paroki maupun stasi belum sepenuhnya maksimal. Para Pastor SS.CC mengakui secara sepakat bahwa perlu melihat kekhasan masing-masing paroki sebagai ciri tanpa ada maksud negatif.

Fr. Andreas Sitepu, SS.CC, yang sedang menjalani Tahun Orientasi Pastoral (TOP) di Seminari Menengah Christus Sacerdos (SMCS) Pematangsiantar, juga berbagi pengalamannya menemukan tantangan sekaligus instrumen potensial untuk lahan panggilan kaum muda di sana.

“Saya kurang lebih 4 bulan sudah di sana, mengikuti kegiatan dengan penuh sukacita. Namun, saya juga menemukan beberapa tantangan sekaligus instrumen yang menjadi lahan panggilan kaum muda,” ucap Fr. Andreas.

Kunjungan Provinsial SS.CC menjadi momentum untuk meneguhkan kembali komitmen kongregasi dalam pelayanan pastoral yang adaptif, kolaboratif, dan berfokus pada pembinaan kaum muda serta perlindungan kaum rentan.

Fokus pada Kolaborasi dan Penguatan Orang Muda Katolik (OMK)

Sesi kedua rapat wilayah berfokus pada rencana misi kolaborasi. Salah satu poin penting adalah kolaborasi dengan Suster SS.CC yang telah berkarya di Paroki Lau Baleng, dengan fokus pada pendampingan asrama.

Rapat juga secara serius membicarakan peran dan fungsi Orang Muda Katolik (OMK) di tiga paroki penggembalaan SS.CC. Pastor Adrian berpendapat bahwa kegiatan anak muda di paroki-paroki SS.CC cenderung dianggap sebagai tradisi, namun belum sampai pada makna yang mendalam.

Ia menekankan perlunya meminimalisir kekurangan dengan persiapan yang mantap. Meski tak lagi menjadi fokus kongregasi secara nasional, fokus pada anak muda akan terus diupayakan.

Pastor Tarsi mengusulkan perlunya merancang kegiatan OMK wilayah yang menggaung dari paroki-paroki.

“Perlu mendapat simpati dan kesadaran umat mengenai kesatuan sebagai kongregasi SS.CC dan mereka melalui spiritualitas HATI menyatu dengan umat, memberikan gereja menjadi tempat mereka, perlu berkorban untuk anak muda dan memberikan contoh langsung yang menggugat kesadaran mereka serta Mendidik mereka untuk menjadi mandiri dan bisa memutuskan sendiri,” tegas Pastor Tarsi.

Senada, Pastor Abel menambahkan bahwa upaya untuk membuat kegiatan anak muda harus dilakukan dengan baik, mengingat mereka masih cenderung dalam pengelompokan. Ia mengusulkan kegiatan OMK dalam skala yang lebih besar untuk menarik minat.

Pastor Polce mencatat bahwa pembinaan OMK di tiga paroki memiliki tingkat perkembangan yang berbeda: Lawe Desky sudah berakar, Lau Baleng dalam perkembangan, dan Pulo Brayan Bengkel belum terlalu mengenal OMK-nya. Oleh karena itu, ia mengusulkan pertemuan khusus bagi para pembina OMK dan pengurus.

Perayaan Ekaristi dan Dialog Bersama Umat di Stasi Santa Faustina

Pada sore harinya, pukul 18.00 WIB, Pater Provinsial bersama para Pastor SS.CC mengunjungi Stasi Santa Faustina Labuhan Deli, satu-satunya stasi yang dimiliki Paroki Pulo Brayan Bengkel Medan.

Kunjungan ini bertujuan untuk merayakan Perayaan Ekaristi bersama umat Stasi Labuhan Deli sekaligus mengenal lebih dekat dan beramah-tamah melalui dialog terbuka.

Dalam pertemuan dialog dengan umat tersebut, disepakati bahwa pada pertengahan tahun 2026, Stasi Santa Faustina Labuhan Deli akan menjadi tuan rumah kegiatan OMK gabungan dari tiga Paroki Penggembalaan SS.CC.

Kunjungan Provinsial SS.CC ini tidak hanya menjadi ajang evaluasi internal, tetapi juga momentum untuk meneguhkan kembali komitmen kongregasi dalam pelayanan pastoral yang adaptif, kolaboratif, dan berfokus pada pembinaan kaum muda serta perlindungan kaum rentan di Keuskupan Agung Medan. (*)

Leave A Reply

Your email address will not be published.