
Sugapa, Katolikana.com — Pemerintah Kabupaten Intan Jaya menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung pelayanan gerejawi di wilayah pedalaman Papua.
Hal ini ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan Pusat Pastoral Dekenat Moni-Puncak, Keuskupan Timika, oleh Bupati Intan Jaya, Aner Maisini, S.Kom, SH, MH, di Bilogai, Sugapa, Kamis (27/11/2025).
Pembangunan fasilitas vital bagi pelayanan umat ini sepenuhnya didukung oleh dana hibah bantuan keagamaan dari Pemerintah Kabupaten Intan Jaya.
Buah Karya Misionaris
Dalam konferensi pers usai acara, Bupati Aner Maisini merefleksikan peran sentral Gereja dalam memajukan peradaban di tanah Papua, khususnya di wilayah Ndugindoga dan Kemandoga. Ia menyebut generasinya sebagai hasil karya besar para misionaris.
“Generasi kami adalah hasil karya besar dari para misionaris yang masuk di tanah ini. Berkat pelayanan misionaris Katolik dan Gereja Kemah Injil, kami bisa melihat peradaban dunia luar dan mengakses pendidikan yang baik,” ungkap Aner.
Ia menambahkan, berkat fondasi yang diletakkan para misionaris itulah kini banyak putra daerah yang berhasil menjadi pemimpin, mulai dari Bupati, Wakil Bupati, Anggota DPR, Kepala Dinas, perawat, hingga pilot.
“Pemerintah tanpa gereja tidak akan berjalan baik, begitu pula Gereja tanpa Pemerintah Daerah tidak akan maksimal membangun daerah. Kita membangun Intan Jaya dengan kolaborasi untuk menjaga kedamaian,” tegasnya.
Sebagai wujud konkret kolaborasi tersebut, Pemkab Intan Jaya tahun ini menggelontorkan bantuan hibah keagamaan untuk pembangunan 40 gedung gereja, baik Gereja Katolik maupun Kemah Injil, di wilayah tersebut.
Akses Transportasi Misi Dibuka Kembali
Selain pembangunan fisik gedung, Bupati Aner juga menyampaikan terobosan penting dalam membuka isolasi daerah. Pemkab Intan Jaya bekerja sama dengan Gereja Katolik untuk mengaktifkan kembali rute penerbangan ke lapangan terbang milik misi yang selama ini sulit diakses.
“Tepat hari ini, kami membuka pelayanan rute lapangan terbang misi, seperti Lapangan Terbang Hitadipa dan Bilai. Seluruh lapangan terbang misi akan dibuka kembali pelayanannya melalui pesawat yang dikelola oleh pihak Misi Katolik,” jelas Aner.

Rumah Perlindungan di Tengah Konflik
Mewakili umat, Anggota Dewan Paroki St. Misael Bilogai, Carpus Belau, S.Pd., menyampaikan apresiasi mendalam atas perhatian pemerintah. Menurutnya, gedung pastoran lama yang sudah berusia lebih dari 20 tahun memang sudah mendesak untuk diperbarui.
Carpus menekankan bahwa gedung pastoral ini bukan sekadar tempat tinggal imam, melainkan “Rumah Bersama” bagi seluruh umat Tuhan di Intan Jaya. Ia menyoroti fungsi vital gereja sebagai tempat perlindungan saat terjadi krisis.
“Melihat berbagai peristiwa, baik konflik sosial maupun konflik bersenjata, umat dari dua denominasi selalu berlindung di sini. Gedung ini akan menjadi rumah perlindungan saat situasi genting dan saat umat membutuhkan pertolongan darurat,” ujar Carpus.
Melayani Tiga Kabupaten
Sementara itu, Dekan Dekenat Moni-Puncak, Pastor Yanuarius Wadogouby Yogi, Pr, menjelaskan bahwa pembangunan ini memiliki cakupan pelayanan yang luas.
“Rumah Pastoran yang hari ini kita letakkan batu pertamanya akan menjadi Pusat Pastoral untuk tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Puncak, dan Kabupaten Puncak Jaya,” jelas Pastor Yanuarius.
Selain gedung pastoran, tim pastoral juga tengah membangun rumah retret yang diberi nama Nduni Yustinus Rahangiar. Fasilitas ini nantinya akan digunakan untuk pembinaan iman dan rekoleksi bagi para pewarta.
“Kami berharap dukungan moril dan materiil dari semua pihak agar pembangunan rumah pastoran ini dapat berjalan lancar demi pelayanan umat,” pungkas Pastor Yanuarius. (*)

Kontributor Katolikana.com di Paniai, Papua. Lahir di Ibumaida, Paniai, tahun 1989. Penulis bekerja di Komisi Keadilan dan Perdamaian Keutuhan Ciptaan Paroki Kristus Sang Gembala (KSG) Wedaumamo, Keuskupan Timika. Ia juga aktif di organisasi Pemuda Katolik Komisariat Cabang di Kabupaten Paniai.