Katolikana.com—Kalau di Bali ada Nusa Penida, di Jogja ada Bukit Pengilon yang nuansanya mirip. Suasana healing dapat dirasakan wisatawan saat tiba ke Bukit Pengilon yang terletak di Desa Purwodadi, Tepus, Kabupaten Gunungkidul.
Bukit Bukit Pengilon menawarkan pemandangan luas pada dua lautan dan batu-batuan yang terhantam ombak.
Rute yang dilewati sebelum masuk ke Bukit Pengilon tidak mudah. Wisatawan bisa masuk lewat dua pintu, yaitu melalui Tunnel Garam atau Pantai Siung.
“Untuk masuk ke Bukit Pengilon beda-beda. Pengunjung yang mau coba hiking bisa lewat dari Tunnel Garam. Kalau mau jalan santai dan tidak banyak track bisa lewat Pantai Siung,” ujar pemandu wisata di Bukit Pengilon Ammar Malik, Sabtu (23/4/2022).

Bukit Pengilon dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) serta warga sekitar. Kebanyakan wisatawan yang
datang adalah mahasiswa atau penikmat mendaki gunung.
Selain untuk menikmati pemandangan, Bukit Pengilon juga menjadi destinasi untuk kemah. “Banyak yang datang sore, terutama para mahasiswa untuk hiking dan camping. Mereka biasanya dari kampus-kampus di Jogja. Saat bulan puasa, setelah berbuka mereka tiba sini lalu mulai hiking,” ujar Ammar.
Sebagai tempat untuk kemah, Bukit Pengilon memanjakan wisatawan agar dapat healing lebih lama. Pemandangan saat matahari terbit dan terbenam menjadi incaran campers, sebutan bagi peminat camping.

Perjalanan ke Bukit Pengilon
Objek wisata Bukit Pengilon yang masih dikelola oleh warga dan Pokdarwis menyebabkan minimnya perbaikan jalan. Tahun 2022, jalan yang dibuat oleh masyarakat sudah bisa dilewati namun masih dengan medan yang sulit.
“Bupati sudah banyak memberi bantuan untuk pembuatan jalan, tetapi belum cukup untuk sampai ke bukit Pengilon,” ujar Ammar.
Bantuan dari pemerintah terutama Bupati menjadikan sepertiga akses jalan bisa dilewati sepeda motor.
Pangkalan ojek yang di pintu masuk menawarkan harga Rp35.000,- sekali perjalanan.
Jika wisatawan ingin kembali menggunakan ojek maka harus membuat janji dulu bersama ojek yang mengantarnya.
“Terbatas sekali kak. Kalau sudah di atas kita tidak bisa menghubungi orang di bawah. Apalagi jika turunnya sore, karena ojek paling sering dipakai oleh wisatawan sehari saja,” ujar Ammar.
Suasana tenang dengan suara ombak memberikan efek healing bagi wisatawan. Puncak bukit Pengilon dilengkapi warung yang menyediakan makanan, minuman, dan penyewaan alat kemah.
Tiket masuk ke Bukit Pengilon sebesar Rp2.000,- Uang yang terkumpul digunakan oleh pokdarwis untuk membersihkan bukit.

“Saat ini karena dikelola oleh pokdarwis, Bukit Pengilon buka 24 jam. Kapan pun wisatawan bisa datang. Cuma, disarankan saat malam khusus untuk hiker. Jalannya kan banyak yang sulit, banyak tepi jurang. Jadi untuk wisatawan bagusnya siang hari datangnya,” jelas Ammar.
Pengunjung sulit untuk mencapai Bukit Pengilon jika hanya berjalan kaki. Waktu tempuh sekitar dua jam tanpa istirahat. Sebelum sampai tujuan wisatawan dapat beristirahat di beberapa pemberhentian yaitu Puncak Watu Togog dan Air terjun Banyu Tibo.
“Wisatawan suka mengeluh capek pastinya dan juga sulit untuk akses kamar mandi. Soalnya kunci kamar mandi cuma satu dan sering pindah tangan. Jadi sulit buat masuk kamar mandi,” ujar Ammar.
Terdapat sejumlah kamar mandi namun tidak terbuka. Kamar mandi akan dibuka jika ada wisatawan yang hendak masuk. Akses kamar mandi dari Bukit Pengilon berjarak 50 meter.
Kontributor: Shania RF Situmorang (Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.