Donny Verdian Rilis Lagu Baru SALAMARIA: Interpretasi Iman terhadap Doa Salam Maria
Interpretasi iman dan doa Salam Maria dalam Lagu SalaMaria
Katolikana.com, Australia — Dua bulan sesudah merilis “Raja Singa”, Donny Verdian, Superblogger Indonesia, kembali membuahkan karya berjudul SALAMARIA. Jika Raja Singa sarat nuansa sosial-politik, SALAMARIA mengambil sudut pandang pengalaman iman dan kepercayaan pria asal Klaten, Jawa Tengah itu.

“SALAMARIA adalah interpretasiku terhadap Salam Maria, doa Katolik yang diajarkan almarhumah Mama sejak aku masih kecil,” ujar pria yang sejak tahun 2008 bermigrasi ke Sydney, Australia ini.
Adapun SALAMARIA sebenarnya bukan lagu baru. Donny menciptakan lagu itu sejak sekitar tahun 2017. Karya ini pun sebelumnya pernah dikerjakan bersama Ari Wulu, seniman Jogja, putra seniman gamelan alm. Sapto Rahardjo. Ari saat ini menjabat sebagai Program Director Komunitas Gayam 16, sebuah komunitas seni dan budaya di kota Jogja.
Dalam rilis tahun 2020 ini, Donny mengajak Deva Permana, drummer dan seniman musik perkusi asal Indonesia yang lama menetap di Sydney, Australia. “Aku mengajak Deva karena lagu SALAMARIA ini basic-nya memang vokal dan perkusi. Jadi kupikir Deva bakal cocok banget mengisi lagu ini, “ jelas Donny.

Deva yang tak lain adalah putra seniman alm. Gatot Soenjoto juga tergabung dalam trio grup gamelan Indonesia di Australia, Makukuhan.
Lantas apa yang membedakan antara SALAMARIA versi Ari Wulu dan versi 2020 yang dikerjakan bersama Deva?
“Ari Wulu menggunakan pendekatan musik dan bebunyian digital sementara Deva lebih pada perkusi tradisional. Deva memainkan Kendang Sunda. Ari dan Deva, keduanya menampilkan SALAMARIA dalam dua karakter musik yang berbeda, di sinilah sisi menariknya!” sambung Donny menjelaskan.

Proses mixing dan mastering SALAMARIA dipercayakan kepada Ignasius Bowo Sardjito, orang yang juga dipercaya Donny untuk menjadi produser, backing vokal dan part gitar di lagu Raja Singa.

Jurnalis dan editor. Separuh perjalanan hidupnya menjadi penulis. Menghidupkan kata, menghidupkan kemanusiaan.