Bumi Adonara Galang Donasi untuk Renovasi Gereja Kokotobo

Bumi Adonara tergerak mewujudkan mimpi masyarakat Kokotobo untuk memiliki gereja baru. Target penggalanan dana 100 juta rupiah.

0 423

Katolikana.com – “Kami umat melaksanakan misa Natal tidak di gereja karena gereja kami harus direnovasi dan belum selesai. Jadi semua umat harus misa di luar. Pakai tenda yang dibuat dari bambu dan terpal.” Demikianlah keterangan yang disampaikan Romo Ignatius Andreas Liwu kepada Kompas TV, 27 Desember 2020 lalu.

Romo Ignatius menyampaikan hal tersebut seusai mempersembahkan misa natal tahun lalu di Gereja Kokotobo, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.

Flores Timur sendiri memang sudah begitu terkenal bagi para wisatawan karena adanya festival tahunan Semana Santa. Sebuah festival keagamaan dengan corak lokal yang rutin digelar saat perayaan Pekan Suci. Ketika Paskah tiba, ribuan pelancong berbondong-bondong datang dari jauh demi dapat menyaksikan prosesi Semana Santa secara langsung.

Namun ingar bingar itu tak terdengar hingga Desa Kokotobo. Maklum saja karena lokasi desa ini memang terletak di Pulau Adonara. Jauh dari pusat perayaan Semana Santa sekaligus ibukota kabupaten di Larantuka.

Perjalanan Larantuka-Kokotobo bisa menghabiskan tempo sekitar 3,5 jam. Waktu tempuhnya kira-kira setara dengan perjalanan darat dari Jakarta ke Sukabumi. Hanya saja jarak yang membentang dari Larantuka ke Kokotobo tidak dapat ditempuh hanya dengan transportasi darat.

Dari Larantuka kita mesti menempuh perjalanan laut selama 3 jam untuk menuju Waiwerang, kota terbesar di Pulau Adonara. Lantas kita masih harus menempuh jarak 11 km perjalanan darat dari Waiwerang ke Kokotobo. Jarak yang sepertinya terlihat pendek saja. Akan tetapi, kondisi medan yang berbukit-bukit dan akses jalan yang tersedia membuat perjalanan umumnya harus dilalui dalam waktu setengah jam.

 

Umat bekerjasama membangun Gereka Kokotobo, Nusa Tenggara Timur/Foto: Instagram Bumiadonara

 

Setelah berhasil menembus perbukitan Adonara Tengah barulah kita bisa menjumpai Gereja Kokotobo. Sebuah bangunan sederhana yang telah eksis sejak 1970. Gereja ini sekarang sudah memiliki 1000 orang umat yang berasal dari Desa Kokotobo dan desa-desa lain disekitarnya.

Jangan heran apabila sesampainya di Kokotobo, kita menemukan gereja ini dalam kondisi yang tidak utuh. Masyarakat setempat memang telah memulai renovasi gereja ini sejak 2019 dengan modal “nekat”, di tengah segala keterbatasan yang ada. Sebab saat itu kondisi gedung gereja sudah nyaris ambruk, banyak bagian gereja yang lapuk termakan usia, dan membuat waswas umat untuk beribadah di dalam gereja.

Sayangnya pembangunan gereja ini belum juga rampung setelah setahun berlalu. Keinginan masyarakat setempat untuk memiliki gereja yang layak dipakai beribadah belum dapat terkabul karena terkendala kekurangan dana. Alhasil sampai natal tahun lalu, masyarakat masih harus merayakannya di tenda bambu.

Masyarakat bukannya tanpa upaya. Mereka sudah mencari dana dari berbagai sumber. Mulai dari gotong royong sumbangan umat, mengajukan bantuan ke pemerintah daerah, juga meminta donasi pihak swasta. Namun total kebutuhan dana yang mencapai Rp 800 juta memang sangat besar bagi masyarakat Kokotobo. Apalagi masyarakat setempat mayoritas berprofesi sebagai petani.

Melihat kenyataan tersebut, Bumi Adonara tergerak ikut berpartisipasi mewujudkan mimpi masyarakat Kokotobo untuk memiliki gereja baru. Bumi Adonara berinisiatif mengajak masyarakat umum untuk turut menyelesaikan renovasi Gereja Kokotobo. Mereka membuka laman donasi di https://m.benihbaik.com/campaign/renovasi-gereja-kokotobo. Laman donasi ini dapat dikunjungi hingga dua bulan ke depan.

Dari penggalangan dana ini, Bumi Adonara menargetkan dapat terkumpul dana sebesar Rp 100 juta. Sebuah target yang sebenarnya tidak muluk-muluk. Mengingat angka tersebut sebenarnya baru menutup ⅛ dari kebutuhan dana renovasi gereja secara keseluruhan.

Bumi Adonara aslinya lahir sebagai sebuah inisiatif untuk membantu memperkenalkan dan mengangkat kain tenun khas Adonara. Sebab selama ini kehidupan mama-mama penenun di Adonara ikut terimbas pula dengan adanya pandemi. Maka selain menggalang donasi publik, Bumi Adonara juga berkomitmen menyisihkan 5% laba penjualan kain tenun mereka untuk turut membantu terwujudnya renovasi Gereja Kokotobo.

Masyarakat Kokotobo mungking masih harus merayakan Paskah tahun ini di dalam tenda bambu. Namun, dengan berbekal sokongan dari kita semua, bukan mustahil mereka sudah bisa mensyukuri Natal di akhir tahun ini di dalam sebuah bangunan gereja yang baru.

Kontributor Katolikana.com di Jakarta. Alumnus Fisipol Universitas Gadjah Mada. Peneliti isu-isu sosial budaya dan urbanisme. Bisa disapa via Twitter @ageng_yudha

Leave A Reply

Your email address will not be published.