Katolikana.com—Perawatan paliatif (palliative care) merupakan pelayanan khusus bagi pasien yang mengidap sakit yang serius. Perawatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarganya.
Tindakan ini sangat dibutuhkan oleh pasien yang bisa dikatakan menunggu “dijemput” agar mereka dapat berpulang dalam kondisi hati yang damai.
Perawatan ini menangani secara menyeluruh baik dari aspek fisik, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual yang diberikan sejak diagnosa ditegakan hingga akhir hidup pasien, serta dukungan kepada keluarga yang diselimuti duka cita.

Hal ini disampaikan oleh Rosita Sukadana dalam Live Talkshow Rumah Bibi yang ditayangkan secara live di channel youtube Katolikana, Minggu (25/72021). Talkshow yang dipandu oleh Emmy Kuswandari ini membahas pentingnya perawatan paliatif sekaligus berbagi cerita pengalaman Rosita selama menjadi relawan paliatif.
Khusus Penderita Kanker dan Penyakit Degeneratif
Menurut Rosita, secara spesifik pasien yang perlu mendapatkan perawatan ini adalah para penderita kanker dan penyakit degeneratif di mana pihak keluarga tidak bisa memberikan pelayanan akibat kesibukan, keterbatasan pengetahun, maupun keterbatasan ekonomi.
Hal yang bisa dilakukan oleh relawan adalah mengajak pasien berbicara, mendengarkan cerita, dan membuat pasien merasa bahwa keberadaannya sungguh dihargai.
“Pasien dalam kondisi terminal biasanya lebih sensitif,” jelas Rosita.
Pendampingan juga dilakukan kepada pihak keluarga, agar perlakuannya terhadap pasien tidak menimbulkan kesalahan persepsi.
Perawatan paliatif merupakan sebuah tim yang terdiri atas para dokter, perawat, psikolog, dan awam yang bertugas menjembatani tenaga medis dengan pasien. Sebelum terjun menjadi relawan, mereka mendapatkan pelatihan.
Rosita juga membagikan beberapa kisah mengenai pasien yang dia tangani. Dapat dikatakan bahwa pasien yang diperlakukan dengan baik oleh keluarga dan lingkungannya, tampak lebih bugar dan bahagia. Mereka juga lebih damai saat kembali kepada Sang Pencipta, karena telah melewati fase penerimaan terhadap dirinya sendiri.
Menjadi relawan, apalagi relawan pengantar kematian memang tidak semua orang bisa melakukannya, tapi tidak berarti sedikit yang bergabung. Hal ini terbukti dengan keberadaan komunitas relawan paliatif yang tersebar di hampir seluruh Indonesia.

Syarat Menjadi Relawan Paliatif
“Siapa saja boleh menjadi relawan paliatif. Syaratnya memiliki kondisi kesehatan fisik dan mental yang baik. Penyintas kanker biasanya lebih mampu memberikan motivasi kepada para penderita, karena dia sendiri pernah mengalami hal serupa,” ujar Rosita.
Rosita menambahkan, setiap pasien memiliki kisah dan pelajaran tersendiri baginya. “Kepuasan pribadi yang saya dapatkan ketika melihat pasien yang didampingi pergi dengan tenang dan keluarga pun merelakannya,” papar Rosita.
Bagi Rosita, kebersamaan yang dilewati bersama para pasien mengingatkannya bahwa suatu saat dirinya juga akan berada pada posisi itu. Hal ini yang membuatnya berusaha memberikan pelayanan terbaik. **

Perempuan yang gemar membekukan kenangan dalam bentuk tulisan dan gambar. Hobi membaca, dan juga pencinta kucing. Mahasiswa asal NTT, Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya