Single Moms Indonesia Tawarkan Ruang Aman Bagi Orang Tua Tunggal

Maureen Hitipeuw (Founder Single Moms Indonesia): Sebetulnya yang Menyakiti anak Bukan Perceraian, Tapi Cara Orang Tua Menyikapi

0 543

Katolikana.com–Banyak sebab seseorang menjadi orang tua tunggal: perceraian, kematian, bahkan tanpa alasan. Menjadi orangtua tunggal mungkin memiliki drama yang cukup pelik. Akan tetapi banyak yang tetap menjalani perannya dengan bahagia.

Topik ini dibahas dalam Live Talkshow #RumahBibi yang dipandu oleh Emmy Kuswandari, Minggu, (7/3/2021). Talkshow ini menghadirkan dua narasumber: Maureen Hitipeuw (Founder Single Moms Indonesia) dan Budiana Indrastuti (Orangtua Tunggal).

Butuh Dukungan

Didasari oleh kerinduan pribadi untuk mencari dan mendapatkan support, bahkan jauh sebelum resmi bercerai, Maureen akhirnya mendirikan Single Moms Indonesia.

Komunitas ibu tunggal ini memang dikhususkan untuk kaum perempuan yang harus mengasuh anaknya seorang diri karena bermacam-macam alasan.

Maureen Hitipeuw (Founder Single Moms Indonesia). Foto: Instagram

Menurut Maureen, di Indonesia, single dad lebih bisa dimaklumi oleh masyarakat, dibanding single moms. Itulah sebabnya para single moms membutuhkan dukungan ekstra.

“Banyak single moms yang tidak  mengakui bahwa dia ibu tunggal. Alasan pertamanya adalah karena penghakiman masyarakat,” jelas  Mauren.

Hal itu menyebabkan mereka berusaha menutupi statusnya. Ada juga ibu tunggal yang takut menghadapi stigma yang ada. Padahal tidak semua lingkungan sama.

Budiana Indrastuti, sebagai salah satu orangtua tunggal, mengakui bahwa setelah melewati masa perceraian, dia tidak memiliki kesempatan untuk menyembunyikan status tersebut. Baginya, yang dibutuhkan saat itu adalah dukungan.

Ibu tunggal butuh teman curhat, butuh tempat sharing yang aman,” tambah Budiana.

Karena situasi seperti inilah, komunitas yang berdiri sejak tahun 2014, memulai aktivitas secara rutin pada tahun 2017. Program yang dijalankan ialah program pemberdayaan ibu tunggal, seperti parenting, dan capacity building.

Rumah Teduh

Komunitas ini juga memiliki grup khusus di Facebook yang diberi nama ‘Rumah Teduh’. Grup ini merupakan tempat berbagi cerita, memberi dukungan dan saling menguatkan antarmember.

Hingga saat ini, Single Moms Indonesia sudah memiliki 5.000 anggota yang tersebar di seluruh Indonesia, bahkan luar negeri.

Kegiatan lain yang dilakukan dalam komunitas tersebut adalah kelas yang diadakan sekali dalam setahun untuk membahas Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak secara pribadi atau sebagai pemilik UMKM. Setelah resmi bercerai, para ibu tunggal biasanya akan mengurus semuanya sendiri.

Di tengah Talkshow, narasumber membagikan foto kegiatan yang dilakukan oleh member Single Moms Indonesia sebelum masa pandemi.

Salah satunya, diskusi hukum bersama beberapa pengacara, untuk membahas tentang hak asuh anak, proses perceraian, proses sidang hingga putusan Pengadilan mengenai nafkah anak.

Komunitas ini juga bekerja sama dengan psikolog anak untuk membahas tema perceraian. Hal ini membantu mengurangi luka batin pada anak. Karena anak berhak tahu yang sesungguhnya, tentu dengan pendekatan yang sesuai usianya.

Budiana Indrastuti, orang tua tunggal. Foto: Istimewa

Anak harus diberi pengertian bahwa dia tetap dicintai, sekali pun situasi orangtuanya seperti itu.

“Sebetulnya yang menyakiti anak itu bukan perceraian, tapi cara orangtua menyikapi,” jelas Maureen.

Dia menambahkan hal paling membahagiakan dalam komunitas adalah ketika melihat para member saling menguatkan.

Menghilangkan Stigma

Perihal stigma, Maureen percaya bahwa dengan edukasi, setiap pribadi akan tumbuh makin kuat dan bertumbuh ke arah yang lebih baik.

Karena selain stigma tidak bisa dikendalikan, sudah banyak bukti bahwa ibu tunggal juga mampu membesarkan dan mendidik anak-anaknya di jalan yang benar.

“Sedih boleh, tapi kalau bisa diskip aja. Karena anak-anak kita tidak bisa nungguin kita sedih,” tambah Budiana.

Mengenai mimpi terbesar, Maureen berharap bisa menjangkau semua ibu tunggal yang ada di negeri ini.

Meski kadang, kehadiran mereka yang nyatanya membantu, dan mendukung masih sering dianggap sebagai pendukung perceraian. **

Perempuan yang gemar membekukan kenangan dalam bentuk tulisan dan gambar. Hobi  membaca, dan juga pencinta kucing. Mahasiswa asal NTT, Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Leave A Reply

Your email address will not be published.