Suster Ann Rose Nu Tawng, Biarawati yang Menentang Militer Myanmar, Sekarang Merawat Pasien Covid-19

Suster Ann termotivasi untuk bertindak ketika dia melihat keluarga menderita dan banyak kematian

0 172

Katolikana.com–Bulan Maret 2021, dunia dihebohkan oleh kasus kudeta militer di Myanmar yang memicu unjuk rasa dan bentrokan antara demonstran dan militer.

Ketika itu, ada  Suster Ann Rose Nu Tawng, sosok biarawati berbaju putih dan berkerudung hitam, mencuri perhatian.

Berdiri di antara hidup dan mati, dia berlutut dan meminta militer Myanmar untuk berhenti menembaki demonstran.

“Saya berlari ke arah militer, seperti orang gila, seperti induk ayam yang melindungi anaknya. Saya bahkan tidak sadar bahwa saya bisa berada dalam bahaya. Saya hanya tidak ingin orang terbunuh,” kata Suster Ann kepada Radio Free Asia.

“Jika Anda benar-benar perlu membunuh, silakan tembak saja saya. Saya akan menyerahkan nyawa saya,” kata Suster Ann kepada petugas.

Suster Ann Rose Nu Tawng berlutut di depan pasukan militer Myanmar. Foto: bbc.com

Permintaannya untuk membebaskan demonstran diabaikan. Akhirnya, Suster Ann harus mengambil mayat demonstran yang terbunuh.

Dilansir dari Aleteia.org, saat ini, Suster Ann kembali berdiri antara hidup dan mati untuk membantu pasien yang tertular virus corona.

Setelah gerakan protes di Myitkyina, tempat tinggal Suster Ann mereda karena pandemi Covid-19 dan penangkapan massal para demonstran berhenti, Suster Ann terjun untuk merawat pasien Covid-19 di Klinik Misionaris Katolik dan di desa-desa terpencil di negara bagian Kachin.

“Ada orang dengan gejala Covid-19, tetapi tidak ada pusat layanan tes, dan orang tidak punya uang untuk melakukan tes,” kata Suster Ann kepada media.

“Mereka juga tidak punya pengetahuan tentang bagaimana menjaga jarak satu sama lain. Banyak orang tidak tahu bagaimana melindungi diri mereka sendiri.”

Suster Ann Nu Tawng mengatakan dia termotivasi untuk bertindak ketika dia melihat keluarga menderita dan banyak kematian.

“Saya tidak tahan melihat itu, jadi saya pikir saya harus melakukan sesuatu, apa pun yang terjadi,” katanya.

“Bahkan jika aku mati saat merawat mereka, aku masih akan melakukannya. Jika tidak, lebih banyak nyawa akan hilang,” imbuhnya.

Popularitas Suster Ann Nu Tawng sebagai aktivis sosial merebak setelah videonya viral dan menarik perhatian media dan pihak berwenang Myanmar.

“Saya tahu orang yang membela kebenaran dan berbuat baik biasanya dibenci,” kata suster.

“Jika Anda selalu takut, jika Anda tidak berani melakukan hal-hal yang takut dikritik, Anda tidak akan dapat mencapai apa pun,” pungkasnya.**

Pribadi yang terus belajar dan berusaha menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri. Mahasiswa asal Pandaan, Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.