Dodid Wijanarko dan Downey Angkiri Ciptakan Ruang Baru untuk Suling Indonesia

Suling atau seruling bukan sekadar alat musik. Ia bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia. Bunyinya yang magis memanggil kerinduan purba.

0 168

Katolikana.com—Untuk menjaga dan merawat keberadaan suling, sutradara muda Dodid Wijanarko bekerja sama dengan Downey Angkiry, seorang musisi suling berkolaborasi mendokumentasikan suling yang diunggah di akun Youtube.

Dalam Live Talkshow Rumah Bibi yang disiarkan di kanal Youtube Katolikana, Dodid membagikan pengalamannya memdokumentasikan suling.

Ia tertarik dengan sulit setelah bertemu dengan Downey yang bisa memainkan suling dan memahami karakter serta story suling dari berbagai macam daerah.

Dodid pun mengajak Downey untuk membuat konten bersamaa tentang suling.

“Suling memiliki frekuensi yang mampu menembus dimensi ruang dan waktu. Selain itu, karena belum banyak yang mendokumentasikan hal tersebut,” ujar Dodid mengenai ketertarikannya mendokumentasikan suling.

Dodid Wijanarko

Ritual Kebudayaan

Menurut Dodid, suling dahulunya merupakan salah satu ritual kebudayaan yang khusus digunakan untuk memanggil roh para leluhur. Karena itu banyak digunakan dalam kegiatan sehari-hari.

“Menariknya, seruling di Indonesia memiliki banyak tradisi dan karakter yang berbeda-beda,” jelas Dodid.

Karena alasan itu, dia ingin menghadirkan film tentang perjalanan suling dan juga membuka museum suling.

Healing Music

Downey Angkiry, akrab disapa Doweng, menjelaskan bahwa suling memiliki banyak manfaat. Selain sebagai alat musik, keberadaan suling di setiap daerah memiliki manfaat tersendiri. Salah satunya, sebagai healing music.

Hal ini disebabkan oleh frekuensi tinggi yang dimiliki oleh semua alat musik tiup, nadanya mampu menembus alam bawah sadar bahkan mencapai level trans.

“Resonasi tertentu membantu menyembuhkan penyakit orang,” jelas Doweng.

Bagi Doweng, yang lebih diutamakannya sekarang bukan lagi tentang cara bermainnya, melainkan filosofi.

Doweng mulai menyukai suling sejak tahun 2000. Dia membagikan pengalamannya terkait peran suling dalam menyembuhkan penyakit.

Bahan Baku Suling

Mengenai bahan dasar pembuatan suling, Doweng menambahkan bahwa sebagian besar suling di Indonesia terbuat dari bambu.

Meski demikian, jenis bambu yang digunakan di setiap daerah juga berbeda-beda.

Doweng memiliki 423 jenis suling dan semuanya bisa dimainkan. Hanya saja setiap suling membutuhkan penjiwaan.

“Yang susah bukan meniup, tapi memnindahkan rohnya,” ujar Doweng.

Menurutnya, notasi, nada dan pernapasan, mungkin bisa dipelajari dengan mudah.

“Mengenai cara memindahkan roh agar setiap suling yang dimainkan menunjukkan karakteristiknya, butuh latihan cukup lama,” ujarnya.

Downey Angkiri a.k.a Doweng

Maestro Suling Minim

Menurut Dodid, jumlah maestro suling di Indonesia makin sulit ditemukan. Persoalan lain yang lebih serius adalah pembuat suling yang sudah sangat jarang.

Untuk mengembangkan eksistensi suling ini, Dodid dan Doweng berkolaborasi dengan beberapa tim musik dan tarian.

Bagi Dodid, berkolaborasi dengan penyanyi adalah hal umum yang sudah dilakukan banyak orang.

“Mencoba membuka ruang baru, dan menyesuaikan dengan siapa kami berkolaborasi,” jelas Dodid.

Untuk berkolaborasi dengan musik dan tarian moderen membutuhkan banyak latihan. Karena mereka memiliki ciri khasnya masing-masing.**

Perempuan yang gemar membekukan kenangan dalam bentuk tulisan dan gambar. Hobi  membaca, dan juga pencinta kucing. Mahasiswa asal NTT, Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Leave A Reply

Your email address will not be published.