Katolikana.com—Perpustakaan Apostolik Vatikan resmi membuka ruang untuk pameran seni yang akan mengkombinasikan harta artistik milik perpustakaan dengan seni kontemporer.
Perpustakaan Apostolik Vatikan merupakan tempat untuk menyimpan manuskrip kuno dan buku-buku langka.
Diresmikan oleh Paus Fransiskus, perpustakaan ini dibuka untuk umum dan resmi menjadi tempat pameran seni pada hari Jumat (5/11/2021).
Peresmian ruangan baru di perpustakaan tersebut diselenggarakan oleh Sanctuary of Culture Foundation dari Atlanta. Acara ini juga dibantu oleh donatur dari ahli waris pengusaha dan filantropis Kirk Kerkorian dari Amerika Serikat.
Pameran Perdana “Tutti”
Dibuka dengan pameran bertajuk “Tutti. Umanità in cammino” atau “Everyone: Humanity on its way” menampilkan karya milik seniman Italia, Pietro Ruffo.
Pietro Ruffo adalah seniman muda berbakat asal Italia dan lulusan Universitas Roma. Ia telah menggelar banyak pameran solo dengan karya menakjubkan.
Dilansir dari Artnet News, “Tutti” terinspirasi dari ensiklik Paus Fransiskus yang dipublikasikan pada Oktober 2020 berjudul “Fratelli Tutti” yang merupakan pandangan dan pemikiran paus mengenai kelestarian lingkungan, persaudaraan antarmanusia yang lebih baik, serta tatanan sosial-ekonomi yang lebih adil di dunia pasca COVID-19.
Pameran ini berlangsung hingga 25 Februari 2022, dibuka setiap hari Selasa dan Rabu sore. Pengunjung wajib melakukan registrasi secara online dan membayar biaya tiket masuk dan katalog sebesar 15 Euro.
‘The Clearest Way’
Ruffo ditugaskan membuat instalasi karya baru untuk galeri dengan tema migrasi dan perjalanan, mengenai kesulitan dan indahnya pertemuan antara orang-orang yang berasal dari tempat berbeda.
“The Clearest Way” ditampilkan di Sala Barberini, di mana gulungan berupa cetakan botani milik Ruffo melapisi rak-rak buku kayu dari abad ke-17. Intalasi ini mengubah ruangan tersebut menjadi hutan tropis yang rimbun.
Pameran seni ini menampilkan sejarah melalui artefak bersejarah dari Perpustakaan Apostolik, termasuk grafik dan peta abad ke-17 sepanjang 6 meter dari Sungai Nil yang dibuat oleh Evliya Çelebi, peta dunia Tiongkok dari abad ke-16 dan diakhiri dengan peta utopis dan alegoris yang dibuat oleh Ruffo.
Proses pembuatan karya pameran seni oleh Pietro Ruffo dapat dilihat di sini.

Ruffo memaparkan sepanjang sejarah, manusia tak hanya menggunakan peta untuk menggambarkan atau melihat objektivitas bumi, namun juga mencakup interior, cita-cita, perjalanan, penemuan dan keyakinan umat manusia.
Pustakawan Vatikan, Kardinal José Tolentino de Mendonça mengatakan Vatikan sedang berusaha memberdayakan program seni dan budaya dengan menampilkan sejarah yang dikaitkan dengan masa kini.
Perpustakaan Apostolik ini diharapkan dapat menerjemahkan dan melestarikan sejarah masa lalu Kristen menggunakan bahasa-bahasa masa kini.
“Keindahan bukan hanya ilusi semata dari suatu ornamen, namun merupakan akar dari kebaikan, kebenaran, dan keadilan,” ujar Paus Fransiskus kepada Vatican News.
Dengan peresmian area pameran, Paus Fransiskus mendesak gereja untuk memberi kesaksian pada dunia akan pentingnya perpaduan antara keindahan dan budaya.
Paus Fransiskus menyatakan sejatinya umat manusia membutuhkan ‘peta baru’ untuk menemukan jalan untuk membangun persaudaraan, persahabatan dan kebaikan bersama di tengah pandemi ini.
Harapannya, hal ini bisa terwujud dengan dibukanya ruangan baru di Perpustakaan Apostolik dan pameran seni yang diadakan.
Kontributor: Alexander Daiva, Blanka Rahel Maretha, Barnesy Bakker, Joshephine Maretta, Petra Carmelita (Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.